Kamis, 19 September 2024

Dokter di Singapura Jadi Miliarder Mendadak

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Seorang dokter Singapura mendadak jadi miliarder setelah perusahaannya terlibat dalam upaya memerangi pandemi. Sehingga memicu keuntungan dan lonjakan saham.

Harta Ketua Eeksekutif Raffles Medical Group Ltd, dr Loo Choon Yong sekarang bernilai 1,1 miliar dolar Singapura, menurut Bloomberg Billionaires Index. Sebab pendapatan bersih penyedia layanan kesehatan meningkat lebih dari dua kali lipat pada paruh pertama tahun ini dan sahamnya naik 104 persen dari titik terendah pada Maret 2020.

Raffles Medical telah mengoperasikan 15 pusat vaksinasi di negara-kota tersebut, dan membantu penyaringan perbatasan udara, pengujian pra-acara, dan pemeriksaan pra-keberangkatan penumpang kapal pesiar. Ini adalah contoh terbaru tentang bagaimana bisnis beradaptasi selama wabah virus corona ketika lini pekerjaan lain terkena dampaknya.

"Ketika negara menghadapi tantangan seperti ini, kami harus membantu," kata Loo, yang memiliki sekitar 52 persen saham Raffles Medical bersama keluarganya, dalam sebuah wawancara video.

- Advertisement -

"Meskipun kami swasta, kami adalah bagian dari sistem perawatan kesehatan," ungkapnya.

Baca Juga:  Komunitas Bengkalis Max Owners Brotherhood: Gali Ide Kreatif Bikers

Singapura telah mempercepat upaya vaksinasi Covid-19, mengharapkan 80 persen populasi diinokulasi penuh pada September sehingga dapat melonggarkan lebih banyak pembatasan virus, termasuk mulai mengizinkan perjalanan bebas karantina. Raffles Medical, yang mengoperasikan lebih dari 60 klinik dan praktik dokter serta satu rumah sakit di seluruh negeri, mulai mengerjakan upaya tersebut pada Januari.

- Advertisement -

Loo (72), ikut mendirikan Raffles Medical pada tahun 1976. Dia dan temannya, Alfred Loh, awalnya membeli dua klinik dan secara bertahap membangun perusahaan tersebut. Selain kehadirannya di Singapura, Raffles Medical memiliki tiga rumah sakit di Cina, yang terakhir dibuka di Shanghai pekan lalu, dan beroperasi di Jepang, Vietnam, dan Kamboja.

"Prinsipnya adalah merawat pasien dengan benar," kata Loo.

"Bisnis ini akan menjaga dirinya sendiri. Begitulah cara kami tumbuh selama bertahun-tahun," tambahnya.

Segalanya tidak terlihat begitu cerah ketika virus mulai menyebar tahun lalu. Bisnis reguler Raffles Medical menurun karena orang menjauh dari klinik dan rumah sakit, dan penyedia medis hanya diizinkan untuk memberikan layanan penting menurut Loo.

Baca Juga:  Potensi Pariwisata Daerah Touih Bekombang

"Selama masa awal Covid-19, pasien menjadi khawatir dan berusaha untuk tetap di rumah. Anda tidak ingin pergi untuk pemeriksaan kesehatan dan tertular Covid-19," katanya.

Kemudian perusahaan mengerahkan dokter, perawat, dan staf lainnya ke area-area seperti tes dan skrining Covid-19 di bandara. Raffles Medical melaporkan laba setelah pajak sebesar 28,7 juta dolar Singapura untuk semester pertama tahun ini, naik 138 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Pendapatan naik 42 persen. Saham perusahaan telah naik 50 persen sepanjang tahun ini, dibandingkan dengan kenaikan 12 persen untuk indeks saham acuan negara itu.

Loo mengatakan mengumpulkan kekayaan lebih dari 1 miliar dolar Singapura bukanlah cara dia menilai kesuksesannya. "Saya tidak mengukur kontribusi kami atau makna hidup saya dengan kapitalisasi pasar atau harga saham. Yang sangat penting adalah bagaimana Raffles Medical, sebagai sebuah organisasi, merawat pasien dengan baik," jelasnya.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Seorang dokter Singapura mendadak jadi miliarder setelah perusahaannya terlibat dalam upaya memerangi pandemi. Sehingga memicu keuntungan dan lonjakan saham.

Harta Ketua Eeksekutif Raffles Medical Group Ltd, dr Loo Choon Yong sekarang bernilai 1,1 miliar dolar Singapura, menurut Bloomberg Billionaires Index. Sebab pendapatan bersih penyedia layanan kesehatan meningkat lebih dari dua kali lipat pada paruh pertama tahun ini dan sahamnya naik 104 persen dari titik terendah pada Maret 2020.

Raffles Medical telah mengoperasikan 15 pusat vaksinasi di negara-kota tersebut, dan membantu penyaringan perbatasan udara, pengujian pra-acara, dan pemeriksaan pra-keberangkatan penumpang kapal pesiar. Ini adalah contoh terbaru tentang bagaimana bisnis beradaptasi selama wabah virus corona ketika lini pekerjaan lain terkena dampaknya.

"Ketika negara menghadapi tantangan seperti ini, kami harus membantu," kata Loo, yang memiliki sekitar 52 persen saham Raffles Medical bersama keluarganya, dalam sebuah wawancara video.

"Meskipun kami swasta, kami adalah bagian dari sistem perawatan kesehatan," ungkapnya.

Baca Juga:  Vicky Shu Bentuk Tubuh yang Belum Ideal

Singapura telah mempercepat upaya vaksinasi Covid-19, mengharapkan 80 persen populasi diinokulasi penuh pada September sehingga dapat melonggarkan lebih banyak pembatasan virus, termasuk mulai mengizinkan perjalanan bebas karantina. Raffles Medical, yang mengoperasikan lebih dari 60 klinik dan praktik dokter serta satu rumah sakit di seluruh negeri, mulai mengerjakan upaya tersebut pada Januari.

Loo (72), ikut mendirikan Raffles Medical pada tahun 1976. Dia dan temannya, Alfred Loh, awalnya membeli dua klinik dan secara bertahap membangun perusahaan tersebut. Selain kehadirannya di Singapura, Raffles Medical memiliki tiga rumah sakit di Cina, yang terakhir dibuka di Shanghai pekan lalu, dan beroperasi di Jepang, Vietnam, dan Kamboja.

"Prinsipnya adalah merawat pasien dengan benar," kata Loo.

"Bisnis ini akan menjaga dirinya sendiri. Begitulah cara kami tumbuh selama bertahun-tahun," tambahnya.

Segalanya tidak terlihat begitu cerah ketika virus mulai menyebar tahun lalu. Bisnis reguler Raffles Medical menurun karena orang menjauh dari klinik dan rumah sakit, dan penyedia medis hanya diizinkan untuk memberikan layanan penting menurut Loo.

Baca Juga:  Komunitas Bengkalis Max Owners Brotherhood: Gali Ide Kreatif Bikers

"Selama masa awal Covid-19, pasien menjadi khawatir dan berusaha untuk tetap di rumah. Anda tidak ingin pergi untuk pemeriksaan kesehatan dan tertular Covid-19," katanya.

Kemudian perusahaan mengerahkan dokter, perawat, dan staf lainnya ke area-area seperti tes dan skrining Covid-19 di bandara. Raffles Medical melaporkan laba setelah pajak sebesar 28,7 juta dolar Singapura untuk semester pertama tahun ini, naik 138 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Pendapatan naik 42 persen. Saham perusahaan telah naik 50 persen sepanjang tahun ini, dibandingkan dengan kenaikan 12 persen untuk indeks saham acuan negara itu.

Loo mengatakan mengumpulkan kekayaan lebih dari 1 miliar dolar Singapura bukanlah cara dia menilai kesuksesannya. "Saya tidak mengukur kontribusi kami atau makna hidup saya dengan kapitalisasi pasar atau harga saham. Yang sangat penting adalah bagaimana Raffles Medical, sebagai sebuah organisasi, merawat pasien dengan baik," jelasnya.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari