WASHINGTON (RIAUPOS.CO) — Kamis (4/7) malam, orang-orang berkumpul di perbatasan Amerika Serikat (AS)-Meksiko. Tidak untuk menyeberang ke AS. Mereka hanya ingin melihat kembang api yang ditembakkan dari San Diego Bay, Playas de Tijuana, Baja, California, AS. Kembang api itu merupakan bagian dari perayaan kemerdekaan AS, 4 Juli.
Bagi penduduk Meksiko, perayaan tersebut adalah pemandangan luar biasa yang ditunggu setiap tahun. Sebagian di antara mereka mungkin imigran yang tengah menunggu proses suaka agar bisa menjadi warga AS. Kembang api itu menyulut harapan bahwa suatu saat mereka akan menjadi bagian dari perayaan tersebut.
Di AS, perayaan kemerdekaan dari Inggris itu menuai pro dan kontra. Sejak pagi ada aksi massa di depan Gedung Putih. Mereka membakar bendera AS sebelum berhasil diamankan.
Aksi yang lebih damai berlangsung di National Mall. Demonstran memasang patung Presiden AS Donald Trump yang sedang duduk di toilet sambil bermain Twitter. Selain itu, ada balon baby Trump berukuran besar yang dipajang di area yang sama. Balon tersebut merupakan milik kelompok aktivis Code Pink yang menentang parade militer di perayaan kemerdekaan.
’’Kami rasa dia membuat perayaan kemerdekaan ini seakan semua tentangnya dan ini benar-benar ajang kampanye,’’ ujar Wakil Direktur Code Pink Medea Benjamin sebagaimana dikutip Associated Press.
Di kerumunan massa, seorang demonstran membawa spanduk bertulisan Penodaan Rasis di Lincoln Memorial. Dia juga membawa poster yang menunjukkan foto kekerasan pada imigran anak-anak di perbatasan AS-Meksiko. Oposisi memang kerap mengkritik kebijakan Trump yang anti-imigran.
Meski diwarnai aksi protes, perayaan kemerdekaan AS itu berjalan lancar. Sesuai rencana, Blue Angels yang beranggota enam pesawat F-18s milik AL AS terbang di atas Lincoln Memorial dengan melintasi National Mall. Pesawat pengebom B2 dan beberapa lainnya juga terbang rendah di langit Washington. ’’Negara kita lebih kuat hari ini dibandingkan sebelumnya,’’ kata Trump dalam pidatonya di hadapan massa.
Staf Gedung Putih dikabarkan kewalahan mengerahkan massa agar memenuhi National Mall. Trump sangat sensitif dengan jumlah massa. Dia dulu berang karena yang datang ke inaugurasinya lebih sedikit daripada pelantikan Barack Obama.