PADANG (RIAUPOS.CO) – Asa mudik Idulfitri 1443 H disebut-sebut berjalan aman dan nyaman, nyatanya tak terjadi di jalur mudik Sumatera Barat. Nyaris tidak terlihat perbedaan mendasar dibandingkan tahun-tahun sebelum pandemi Covid-19. Pemerintah seakan-akan gagal menghadirkan solusi guna mengatasi persoalan, terutama kemacetan. Titik macet terjadi di mana-mana.
Jarak tempuh Padang-Bukittinggi seharusnya bisa dilewati 2-2,5 jam kondisi normal, seperti sebelumnya sekarang mesti ditempuh sampai 8 jam. Begitu pula, Padangpanjang-Buktitnggi 2 jam, Painan-Padang sampai enam jam. Sama juga Solok-Padang bisa ditempuh 1-1,5 jam, kini jangan harap bisa begitu. Bisa terjebak berjam-jam. Begitu pula imbauan gubernur soal larangan meminta-minta di jalanan. Beberapa titik masih terlihat seperti itu, terutama bila melewati jalur alternatif.
Persoalannya semakin pelik saja. Tahun ini, Sumbar tercatat berada pada urutan kedelapan jumlah pemudik. Terbanyak Jateng 23,5 juta, diikuti Jatim 16,8 juta, Jabar 14,7 juta, Jabodetabek 5,9 juta, Yogyakarta 3,9 juta, Lampung 2,7 juta, Sumut 2,3 juta, Sumbar 2 juta, Sumsel 1,8 juta dan Sulsel 1,6 juta.
Saking macetnya, jalur-jalur alternatif diklaim antimacet selama ini, sekarang dipenuhi kendaraan. Lihatlah seperti, jalur alternatif dari arah Lasi, Kabupaten Agam padat merayap menuju Simpang Bukit, tepatnya di kawasan Bukit Batabuah, Agam. Jalur ini merupakan jalan alternatif Padang-Payakumbuh.
Jalur Lintas Barat Bukititnggi-Padang, jangan sebut lagi. Di Padangpanjang kemacetan berlangsung 24 jam. Kepadatan terlihat sejak H+2 Idulfitri. Akibat peningkatan arus lalu lintas (lalin) memicu kemacetan di ketiga gerbang masuk kota berjuluk Serambi Makkah tersebut.
Pantauan Padang Ekspres di lapangan, kemacetan mengular panjang terlihat searah dari arah Bukittinggi-Padang. Hal ini menyebabkan di sejumlah titik persimpangan di kota sejuk itu, terjadi penumpukan kendaraan. Di antaranya di Simpang PDAM-Pasar Pusat, Simpang Karyat Pasar Pusat dan Simpang Padang serta Simpang objek wisata Mifan dan SPBU Silaiang Bawah.
Demikian juga halnya keluar batas Kota Padangpanjang arah Padang, macet panjang juga terjadi hingga 5,7 kilometer mulai dari Bukit Berbunga (Cubadak Bungkuak) hingga objek wisata Air Terjun Lembah Anai. Kondisi ini diakibatkan aktivitas keluar masuk kendaraan pengunjung objek wisata Mega Mendung dan rumah makan.
Waka Polres Padangpanjang, Kompol Alvira membenarkan kondisi arus lalin meningkat drastis mulai H+2 Idulfitri (Rabu, red). Terutama dari arah Bukittinggi menuju Padang, kemacetan terjadi berkesinambungan sejak Rabu hingga Kamis ini selama 24 jam. Sebaliknya arus Padang-Bukittinggi hingga berita ini diturunkan dikatakan relatif normal.
“Kondisi macet cukup parah itu mulai terjadi sejak Rabu (4/5), yang berlanjut tanpa putus hingga hari ini (kemarin, red). Kondisi terparah tersebut terjadi di tiap persimpangan, seperti Simpang PDAM dan Simpang Padang untuk di kawasan kota. Sedangkan di luar itu terjadi penumpukan kendaraan di kawasan objek wisata pemandiang Mega Mendung dan Air Terjun Lembah Anai,” beber Alvira di temui di Pospam Silaiang, Kamis (5/5) sore.
Menyikapi hal tersebut, Alvira mengaku pihaknya terus mengevaluasi upaya pencegahan risiko kemacetan lebih parah. Di antaranya berkoordinasi dengan pihak Polres Bukittinggi guna memecah kepadatan lalin jurusan Bukittinggi-Padang.
“Kita berkoordinasi dengan pihak Polres Bukittinggi untuk menyarankan atau memberikan solusi bagi pengemudi tujuan Padang, dapat mengambil rute Solok untuk menghindari macet panjang yang mulai terjadi dari Bukittinggi-Padangpanjang dan Sicincin hingga Lubukalung. Termasuk ke personel kita di lapangan melalui Kasat Lantas, untuk menyarankan pengemudi mengabil rute Solok-Padang,” ungkap Alvira.
Selain tindakan tersebut, Alvira juga melakukan penambahan personel di Pospam Lembah Anai untuk mempercepat penguraian kemacetan parah di kawasan objek wisata tersebut. “Semula yang kami tempatkan hanya 3 orang, diterjunkan 8 personel tambahan. Hasilnya kepadatan lalin bisa lebih kondusif, meski macet, namun bisa berjalan,” ujar Alvira.
Sementara itu Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Padangpanjang, Arkes Refagus mengatakan pihaknya yang berkoordinasi dengan jajaran Polres telah melakukan evaluasi penanganan kemacetan lebaran kali ini.
Terutama memecah titik penumpukan kendaraan, pihaknya telah melakukan rekayasa ulang arus lalin di persimpangan MTsN Ganting arah terminal dan pusat kota. Jalur yang semula ditutup dari arah Bukittinggi, terhitung hari ini (kemarin, red) mulai diberlakukan sistem buka tutup untuk membagi kepadatan kendaraan di satu jalur.
“Kendaraan tujuan Padang dan Solok serta Batusangkar, kita pecah sebagian mengarah terminal keluar di fly over untuk Batusangkar-Solok dan mengarah Simpang Padang untuk tujuan Padang. Hal ini untuk mengantisipasi macet parah di Simpang PDAM dan Simpang Karya,” jawab Arkes dihubungi terpisah.
Sejumlah pengemudi mudik yang ditemui di lapangan mengaku kondisi ini sudah dalam perkiraan karena sudah selama 2 tahun tidak berlebaran ke kampung halaman. Di antara pengemudi yang merasa lelah mengemudi hampir 24 jam, memilih berisitirahat di halaman masjid dan SPBU untuk mengatasi kelelahan yang amat sangat.