Jumat, 20 September 2024

Mahfud: Indonesia Tidak Ada Konflik dengan Cina

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD,  memastikan wilayah laut Natuna, Kepulauan Riau, adalah bagian sah dari Indonesia. Sehingga bila ada kapal asing yang menangkap ikan di wilayah tersebut, dipastikan merupakan bagian dari illegal fishing.

“Sikap pemerintah tidak bergeser untuk kedaulatan itu. Dan minta agar kehadiran negara di sana direalisasikan,” kata Mahfud di Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (6/1).

 
Mahfud menyebut, saat ini realisasi dari negara hadir di Natuna sudah dijalankan. Seperti penguatan pasukan keamanan untuk menjaga perbatasan laut. Juga berupa peningkatan kegiatan nelayan lokal ke Natuna.

Terbaru, pemerintah berencana mengirim 120 nelayan asal Jawa untuk berlayar ke Natuna. Nantinya pemerintah akan mendiskusikan bagaimana bantuan terkait perizinan dan lain sebagainya agar lebih mudah.

Baca Juga:  Masyarakat Padang Sawah Tolak Corona dengan Tahlil Keliling Kampung

“Yang jelas kita tidak dalam suasana berperang, karena memang kita tidak punya konflik dengan Cina. Tidak berperang kita. Kita mempertahankan kedaulatan,” tegas Mahfud.

Oleh sebab, mantan Ketua Mahakamah Kostitusi itu menyampaikan, terkait hubungan dagang, perekonomian, kebudayaan, dan lainnya dengan Tiongkok akan tetap berjalan. Peristiwa masuknya kapal coast guard Cina ke Natuna tidak akan mempengaruhi kerja sama di bidang lainnya.

- Advertisement -

“Tugas Kemenko Polhukam mengamankan itu. Jadi tidak ada perang, tetapi tidak ada nego. Karena kalau menego berarti kita mengakui itu (Natuna) milik bersama,” ujar  Mahfud.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi seusai rapat dengan kementerian terkait menegaskan kembali telah terjadi pelanggaran oleh kapal-kapal Cina, di wilayah zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia di perairan Natuna.

“Kami baru saja melakukan rapat koordinasi untuk menyatukan dan untuk memperkuat posisi Indonesia dalam menyikapi situasi di perairan Natuna. Dalam rapat tersebut kita menekankan kembali, pertama telah terjadi pelanggaran oleh kapal-kapal Cina di wilayah ZEE Indonesia,” kata Menlu Retno di Kemenko Polhukam, Jakarta.

- Advertisement -
Baca Juga:  SE Kemendikbud soal Demo, BEM SI: Pembungkaman Civitas Akademika

Menurut Retno wilayah ZEE Indonesia sudah ditetapkan oleh hukum internasional yaitu melalui dasar Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS).

“Cina merupakan salah satu party dari UNCLOS 1982, oleh karena itu merupakan kewajiban Tiongkok untuk menghormati implementasi dari UNCLOS 1982,” ujarnya menegaskan.

Kemudian, Indonesia kata dia tidak pernah akan mengakui nine dash-line, klaim sepihak yang dilakukan oleh Cina.

 
“Klaim sepihak yang dilakukan Cina, yang tidak memiliki alasan hukum yang diakui oleh hukum internasional terutama UNCLOS 1982,” tuturnya.

Editor: Deslina
Sumber: jawapos.com

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD,  memastikan wilayah laut Natuna, Kepulauan Riau, adalah bagian sah dari Indonesia. Sehingga bila ada kapal asing yang menangkap ikan di wilayah tersebut, dipastikan merupakan bagian dari illegal fishing.

“Sikap pemerintah tidak bergeser untuk kedaulatan itu. Dan minta agar kehadiran negara di sana direalisasikan,” kata Mahfud di Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (6/1).

 
Mahfud menyebut, saat ini realisasi dari negara hadir di Natuna sudah dijalankan. Seperti penguatan pasukan keamanan untuk menjaga perbatasan laut. Juga berupa peningkatan kegiatan nelayan lokal ke Natuna.

Terbaru, pemerintah berencana mengirim 120 nelayan asal Jawa untuk berlayar ke Natuna. Nantinya pemerintah akan mendiskusikan bagaimana bantuan terkait perizinan dan lain sebagainya agar lebih mudah.

Baca Juga:  Menpora Diduga Terima Rp26,5 M

“Yang jelas kita tidak dalam suasana berperang, karena memang kita tidak punya konflik dengan Cina. Tidak berperang kita. Kita mempertahankan kedaulatan,” tegas Mahfud.

Oleh sebab, mantan Ketua Mahakamah Kostitusi itu menyampaikan, terkait hubungan dagang, perekonomian, kebudayaan, dan lainnya dengan Tiongkok akan tetap berjalan. Peristiwa masuknya kapal coast guard Cina ke Natuna tidak akan mempengaruhi kerja sama di bidang lainnya.

“Tugas Kemenko Polhukam mengamankan itu. Jadi tidak ada perang, tetapi tidak ada nego. Karena kalau menego berarti kita mengakui itu (Natuna) milik bersama,” ujar  Mahfud.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi seusai rapat dengan kementerian terkait menegaskan kembali telah terjadi pelanggaran oleh kapal-kapal Cina, di wilayah zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia di perairan Natuna.

“Kami baru saja melakukan rapat koordinasi untuk menyatukan dan untuk memperkuat posisi Indonesia dalam menyikapi situasi di perairan Natuna. Dalam rapat tersebut kita menekankan kembali, pertama telah terjadi pelanggaran oleh kapal-kapal Cina di wilayah ZEE Indonesia,” kata Menlu Retno di Kemenko Polhukam, Jakarta.

Baca Juga:  Perokok Berisiko 5 Kali Lebih Mudah Tertular Covid-19

Menurut Retno wilayah ZEE Indonesia sudah ditetapkan oleh hukum internasional yaitu melalui dasar Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS).

“Cina merupakan salah satu party dari UNCLOS 1982, oleh karena itu merupakan kewajiban Tiongkok untuk menghormati implementasi dari UNCLOS 1982,” ujarnya menegaskan.

Kemudian, Indonesia kata dia tidak pernah akan mengakui nine dash-line, klaim sepihak yang dilakukan oleh Cina.

 
“Klaim sepihak yang dilakukan Cina, yang tidak memiliki alasan hukum yang diakui oleh hukum internasional terutama UNCLOS 1982,” tuturnya.

Editor: Deslina
Sumber: jawapos.com

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari