JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Keputusan melakukan upaya modifikasi cuaca supaya daerah Jakarta dan sekitarnya tidak terus-menerus diguyur hujan deras dinilai efektif. Sejak Jumat (3/1) Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) bersama TNI AU memulai operasi dari Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Sejak hari pertama, mereka mengerahkan dua pesawat untuk mengangkut alat teknologi modifikasi cuaca atau TMC. "Satu CN-295 dan satu pesawat Casa," ungkap Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI Fajar Andriyanto kepada JPG kemarin (5/1). Langkah tersebut dilaksanakan supaya hujan turun lebih awal.
Fajar menyampaikan bahwa Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sudah memprediksi hujan dengan intensitas tinggi akan turun di ibu kota sepekan ke depan. Melihat kondisi saat ini dan banjir yang belakangan merendam beberapa titik di Jakarta dan sekitarnya, pemerintah memutuskan supaya potensi hujan tersebut diantisipasi.
TMC dipilih lantaran merupakan salah satu opsi yang bisa diambil. Awan hujan yang bergerak masuk Jakarta dipancing supaya turun di Selat Sunda. "Dengan dua sortie (pesawat TNI AU) Jakarta sudah agak lumayan (hujan tidak terlalu deras)," imbuh Fajar. Keterangan tersebut dia sampaikan berdasar data serta hasil pantauan langsung.
Fajar menyebutkan bahwa sejak dua pesawat dari matra udara dipakai BPPT menyemai garam di Selat Sunda, hujan di Jakarta tidak begitu deras. Durasi hujan juga jauh lebih singkat ketimbang yang terjadi pada malam pergantian tahun. " Artinya gini, hujan buatan atau TMC sangat efektif. Terbukti tiga hari ini hujan ringan saja," bebernya.
Karena itu, Fajar juga berani mengungkapkan, TMC sudah berhasil menurunkan intensitas hujan di Jakarta. Harapannya kondisi serupa tetap bertahan sampai prakiraan cuaca yang disampaikan oleh BMKG kembali normal. "Kami stand by saja," imbuhnya. Selama masih perlu melakukan TMC, mereka siap membantu BPPT.
Kemarin, lanjut jenderal bintang satu TNI AU itu, TMC juga dilaksanakan. Serupa dengan penerbangan sebelumnya, kedua pesawat TNI AU bertolak dari Jakarta. Keduanya kemudian menyemai garam di atas Selat Sunda. "Kami siaga terus pokoknya," ungkap dia. "Kalau memang dirasa sudah cukup, banjir teratasi, ya sudah kami selesai," tambahnya.
Yang pasti, dua pesawat TNI AU siap diterbangkan kapan pun untuk melaksanakan TMC. ”Sesuai perintah dari panglima TNI,” beber Fajar. Selain menyiapkan pesawat, dia menyebutkan bahwa pihaknya juga menurunkan sejumlah prajurit untuk membantu masyarakat yang terdampak banjir di Jakarta.
Mulai hari pertama banjir melanda, tidak kurang 150 personel dari Paskhas TNI AU dikirim ke lokasi-lokasi banjir yang letaknya tidak jauh dari Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma. "Kami kirim 13 perahu karet dan 15 kendaraan, juga membuat dapur umum," imbuhnya. PIA Ardhya Garini juga ikut bantu memasak makanan untuk memenuhi kebutuhan pengungsi. (syn/jrr)
Laporan JPG, Jakarta