Jumat, 20 September 2024

Biden Unggul Sementara, Trump Curiga Dicurangi

WASHINGTON DC (RIAUPOS.CO) — Penghitungan suara hasil pemilihan umum presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS) berlangsung hingga Rabu (4/11). Namun, Donald Trump sudah mendeklarasikan kemenangannya. Dia bahkan meminta penghitungan suara di beberapa negara bagian dihentikan saja. Padahal, hasil electoral votes hingga kemarin pukul 22.00 justru menunjukkan Joe Biden unggul.

"Frankly, we did win the election." Begitulah kata Donald Trump saat mendeklarasikan kemenangannya. Dia bahkan menyebutkan bahwa ada sebagian pendukungnya yang bakal merayakan kemenangan secara besar-besaran. Deklarasi kemenangan itu disampaikan Trump kemarin  pukul 02.00 waktu setempat dari Gedung Putih.

"Kita sudah bersiap menggelar perayaan besar. Faktanya, kita sudah memenangi pemilu ini," ujar pria 74 tahun terseut sebagaimana ditulis Associated Press.

Jika dilihat sekilas, saat itu Trump memang menang. Dia unggul sementara di banyak swing state alias negara bagian yang belum menentukan pemenang. Mulai Pennsylvania, Wisconsin, Georgia, North Carolina, hingga Michigan. Karena itu, dia ingin tabulasi di sana dihentikan. Alasannya, suaranya sudah tidak mungkin dikejar Biden. Dia juga curiga ada orang-orang yang mempermainkan suara untuk memenangkan Biden.

- Advertisement -
Baca Juga:  Presiden Brasil: Saya Tahu Cara Menyelesaikan Perang Rusia-Ukraina

"Kita sudah unggul (di beberapa negara bagian, red). Namun, beberapa orang ingin mencurangi negara ini," ungkap Trump.

Trump memang memimpin pada malam pemilu. Namun, hal tersebut tidak bisa dijadikan dasar untuk merayakan kemenangan. Buktinya, kemarin pukul 22.00, perolehan suara elektoral Biden justru unggul. Biden mengantongi 238 suara. Trump hanya meraih 213 suara. Namun, hasil itu masih bisa berubah. Sebab, Biden maupun Trump belum mencapai jumlah suara minimal untuk memenangi pilpres, yakni 270 suara.

- Advertisement -

Kondisi yang berbalik itu membuat Trump geram. Dia curiga ada kecurangan. "Tadi malam saya masih memimpin perolehan suara di banyak negara bagian. Namun, secara ajaib suara itu hilang saat sisa balot dihitung," tulis Trump dalam Twitter-nya.

Baca Juga:  Beras Hitam untuk Kesehatan, Salah Satunya Mampu Melawan Kanker

Sementara itu, kubu Biden menanggapi sinis deklarasi kemenangan Trump dan tuntutan meminta penghitungan suara dihentikan. "Pernyataan tentang menghentikan penghitungan jutaan suara yang sah itu benar-benar menjijikkan. Dia terang-terangan ingin menghilangkan demokrasi di negara ini," tegas Jen O'Malley Dillon, kepala tim kampanye Biden, kepada CNN.

Hingga malam tadi, setidaknya ada lima negara bagian yang hasil pemilunya belum jelas. Salah satunya, Wisconsin. Setelah hari berganti, Biden yang semula tertinggal mampu mengungguli Trump dengan selisih tipis. Hanya 20 ribu suara.(bil/sha/jpg)

 

WASHINGTON DC (RIAUPOS.CO) — Penghitungan suara hasil pemilihan umum presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS) berlangsung hingga Rabu (4/11). Namun, Donald Trump sudah mendeklarasikan kemenangannya. Dia bahkan meminta penghitungan suara di beberapa negara bagian dihentikan saja. Padahal, hasil electoral votes hingga kemarin pukul 22.00 justru menunjukkan Joe Biden unggul.

"Frankly, we did win the election." Begitulah kata Donald Trump saat mendeklarasikan kemenangannya. Dia bahkan menyebutkan bahwa ada sebagian pendukungnya yang bakal merayakan kemenangan secara besar-besaran. Deklarasi kemenangan itu disampaikan Trump kemarin  pukul 02.00 waktu setempat dari Gedung Putih.

"Kita sudah bersiap menggelar perayaan besar. Faktanya, kita sudah memenangi pemilu ini," ujar pria 74 tahun terseut sebagaimana ditulis Associated Press.

Jika dilihat sekilas, saat itu Trump memang menang. Dia unggul sementara di banyak swing state alias negara bagian yang belum menentukan pemenang. Mulai Pennsylvania, Wisconsin, Georgia, North Carolina, hingga Michigan. Karena itu, dia ingin tabulasi di sana dihentikan. Alasannya, suaranya sudah tidak mungkin dikejar Biden. Dia juga curiga ada orang-orang yang mempermainkan suara untuk memenangkan Biden.

Baca Juga:  Sudah 89 Rekening Diblokir Terkait FPI 

"Kita sudah unggul (di beberapa negara bagian, red). Namun, beberapa orang ingin mencurangi negara ini," ungkap Trump.

Trump memang memimpin pada malam pemilu. Namun, hal tersebut tidak bisa dijadikan dasar untuk merayakan kemenangan. Buktinya, kemarin pukul 22.00, perolehan suara elektoral Biden justru unggul. Biden mengantongi 238 suara. Trump hanya meraih 213 suara. Namun, hasil itu masih bisa berubah. Sebab, Biden maupun Trump belum mencapai jumlah suara minimal untuk memenangi pilpres, yakni 270 suara.

Kondisi yang berbalik itu membuat Trump geram. Dia curiga ada kecurangan. "Tadi malam saya masih memimpin perolehan suara di banyak negara bagian. Namun, secara ajaib suara itu hilang saat sisa balot dihitung," tulis Trump dalam Twitter-nya.

Baca Juga:  Beras Hitam untuk Kesehatan, Salah Satunya Mampu Melawan Kanker

Sementara itu, kubu Biden menanggapi sinis deklarasi kemenangan Trump dan tuntutan meminta penghitungan suara dihentikan. "Pernyataan tentang menghentikan penghitungan jutaan suara yang sah itu benar-benar menjijikkan. Dia terang-terangan ingin menghilangkan demokrasi di negara ini," tegas Jen O'Malley Dillon, kepala tim kampanye Biden, kepada CNN.

Hingga malam tadi, setidaknya ada lima negara bagian yang hasil pemilunya belum jelas. Salah satunya, Wisconsin. Setelah hari berganti, Biden yang semula tertinggal mampu mengungguli Trump dengan selisih tipis. Hanya 20 ribu suara.(bil/sha/jpg)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari