JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DKI Jakarta bersama Tim Edukasi SM Muara Angke dan Yayasan Konservasi Alam Nusantara secara konsisten melaksanakan kegiatan "EKSATLI" (Edukasi Konservasi Satwa, Tumbuhan dan Lingkungan Hidup). Kelompok ini terdiri atas sukarelawan dari berbagai latar belakang, seperti mahasiswa, guru, pekerja kantor, atau ibu rumah tangga yang telah dibina untuk menjadi fasilitator kegiatan edukasi. EKSATLI berkomitmen untuk melakukan kegiatan Sambang Sekolah, yaitu kegiatan edukasi konservasi di tingkat sekolah, mulai tingkat TK, SD, SMP, dan SMA di Jakarta, Tangerang, dan Bekasi.
Kegiatan Sambang Sekolah bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa tentang konservasi tumbuhan, satwa liar, dan lingkungan di Indonesia, khususnya di Suaka Margasatwa Muara Angke sehingga siswa sukarela untuk turut serta dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan konservasi di lingkungan sekolah dan tempat tinggalnya. Kegiatan ini berupa pengenalan kondisi lingkungan dan makhluk hidupnya serta pelatihan pengelolaan lingkungan, seperti manajemen sampah.
Kali ini kegiatan EKSATLI diadakan di Komplek Sekolah Dasar Negeri Johar Baru (SDN 3, SDN 4, SDN 5, SDN 21, SDN 23 dan SDN 25). Antusiasme siswa dan dukungan guru-guru sangat tinggi, hal ini terlihat dari jumlah peserta yang semula diperkirakan 500 orang namun pada pelaksanaannya 1.200 siswa yang terdiri dari kelas 1 s/d 6 dalam 1 komplek sekolah tersebut. Turut hadir pada kegiatan ini Kepala Balai KSDA DKI Jakarta, Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, dan kepala sekolah tingkat dasar yang ada di sekitar Jakarta Pusat.
Dengan mendapatkan dukungan dari Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang membawa alat peraga jenis satwa burung Kakatua Raja (Probosciger aterrimus), Burung Nuri Kepala hitam (Lorius lory), reptile jenis ular Sanca Albino (Phyton vibittattus) dan Ular Dasar (Phyton curtus). Maka Tema EKSATLI kali ini adalah Tumbuhan dan Satwa Liar yang Dilindungi terkait P. 106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Yang Dilindungi. Dengan kegiatan ini di harapkan anak-anak akan menyampaikan ke orang tuanya jika memiliki satwa yang dilindungi itu tidak dijinkan oleh pemerintah.
Kepala Balai BKSDA Jakarta, Ahmad Munawir menghimbau agar masyarakat yang tidak memiliki izin untuk menyerahkan satwa dilindungi peliharaannya. "Memelihara satwa liar dilindungi itu, selain melanggar hukum juga bisa menularkan penyakit. Mari bersama lestarikan satwa endemik Indonesia agar tidak punah di alam," ajaknya.
Guru SDN Johar Baru 03, Salbiyah, menyampaikan secara singkat bahwa kegiatan ini sangat bagus dikarenakan anak-anak mendapatkan wawasan terkait satwa yang dilindungi serta dapat langsung mengenal lebih dekat satwa liar apa saja yang termasuk dilindungi dan tidak dilindungi. Sehingga jika bertemu masyarakat yang memiliki satwa yang dilindungi dapat membantu melaporkan ke BKSDA DKI Jakarta melalui orang tua atau guru yang ada di sekolah.(ADV)