JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Seiring dengan perkembangan gaya hidup yang serba praktis dan instan, penyakit yang memiliki dampak katastropik atau kronis serius juga semakin berkembang menjadi lebih kompleks. Dan tren ini kini bergeser ke usia muda. Penyakit tak menular seperti hipertensi dan diabetes atau stroke mulai banyak dialami kaum muda.
Internist, Guest Spokesperson PRIMA Extra, dr Dirga Rambe, mengatakan kebiasaan merokok, minuman beralkohol, begadang, stress hingga konsumsi makanan yang tidak sehat turut menjadi pemicu utama penyakit serius menyerang usia muda dan produktif. Maka dari itu, lanjutnya, kaum muda penting melakukan medical check up (MCU) dan memiliki proteksi atau perlindungan.
"Situasi dan kondisi ini adalah tantangan yang membutuhkan perhatian dari banyak pihak untuk terlibat bersama dalam mendorong perubahan perilaku gaya hidup masyarakat. Mulai dari tenaga kesehatan, industri, hingga komunitas untuk berbagi informasi akan pentingnya menjaga kesehatan. Termasuk mendorong peningkatan investasi kesehatan yang sebaiknya dilakukan sejak usia muda untuk melindungi dari ancaman penyakit serius," katanya dalam webinar Proteksi Penyakit Kritis Maksima Extra (PRIMA Extra) baru-baru ini.
Menurut dr Dirga, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan bahwa 95,5 persen masyarakat Indonesia kurang mengonsumsi sayur dan buah. Serta sebanyak 33,5 persen masyarakat kurang aktivitas fisik.
Sedangkan 29,3 persen masyarakat usia produktif merokok setiap hari, 31 persen mengalami obesitas sentral serta 21,8 persen terjadi obesitas pada dewasa. Paparan data ini, kata dia, menjadi bukti bahwa tantangan gaya hidup tidak sehat, kebiasaan merokok, hingga pemilihan makanan adalah kekhawatiran yang harus menjadi perhatian semua orang.
"Karena itu, perubahan kebiasaan dalam menerapkan pola hidup sehat, rutin medical check up serta mempersiapkan proteksi kesehatan patut dilakukan untuk meminimalisir ancaman penyakit serius yang dapat menyerang usia muda," katanya.
Wakil Presiden Direktur BCA, Suwignyo Budiman, mengungkapkan penting untuk memberikan perlindungan terhadap 136 penyakit serius dan perlindungan lain yang dapat melindungi nasabah. Risiko penyakit serius yang mengintai kalangan usia produktif, membuat masyarakat diharapkan memiliki proteksi yang maksimal dan sesuai dengan kebutuhan.
Diketahui penyakit serius memang masih menjadi penyebab kematian utama di Indonesia. Pusat pengendalian dan pencegahan penyakit (CDC)[mencatat stroke, penyakit jantung dan diabetes sebagai penyebab utama tingginya angka kematian di Indonesia. Selain itu, angka kejadian penyakit kanker di Indonesia juga masih berada pada urutan 8 di Asia Tenggara dan urutan ke 23 untuk wilayah Asia menurut Kementerian Kesehatan.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi