Kamis, 19 September 2024

6 Tips Belanja Ramah Lingkungan

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Saat belanja ke pasar tradisional atau pasar swalayan, setiap orang punya kebiasaan yang berbeda. Ada orang yang lebih senang membeli kebutuhan secukupnya, tetapi yang lainnya bisa membeli kebutuhan sampai berlebihan untuk periode tertentu.

Dan jenis barang yang dibelanjakan pun berbeda-beda. Bisa berupa protein seperti daging, atau sayur mayur dan buah. Dalam perbincangan seputar pangan global ramah lingkungan bersama SaladStop! dan WWF-Indonesia diungkapkan tips atau kiat bagaimana bisa berbelanja dengan tetap ramah lingkungan. Jenis belanjaan yang kita beli bisa menyumbang sampah dan jejak karbon. Dan makanan yang mengandung jejak karbon tinggi biasanya berupa daging, sedangkan jenis makanan yang mengandung jejak karbon rendah biasanya berupa sayuran.

Co-Owner dan Director, SaladStop! Katherine Desbaillet-Braha, menegaskan pentingnya menjawab tantangan global seperti isu produksi limbah dan keamanan pangan. Bagaimana semua individu dan industri berupaya melestarikan sumber daya alam bumi dengan menggunakan energi dan sumber air secara hemat dan efisien.

Baca Juga:  Vaksinasi Massal Gandeng TNI-Polri

"Kami secara aktif menantang diri untuk menemukan mitra yang berbagi pemikiran, semangat, dan etos serupa, sembari terus mengedukasi dan menggerakkan masyarakat lebih ramah terhadap lingkungan," kata Katherine.

- Advertisement -

Hal senada diungkapkan Public Campaign Specialist WWF-Indonesia, Margareth Meutia. Pihaknya melakukan kampanye untuk publik berupa progtam "Beli Yang Baik" untuk mendorong perubahan gaya konsumsi menjadi lebih bertanggung jawab dan menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan.

Tips "Beli Yang Baik" dari WWF menerapkan gaya konsumsi yang lebih bertanggung jawab dan ramah lingkungan. Dalam perbincangan, Margareth mengungkapkan bahwa sejak tahun 2015, WWF-Indonesia telah mendorong upaya untuk mengedukasi konsumen Indonesia melalui kampanye #BeliYangBaik. Bagaimana caranya?

- Advertisement -

1. #BeliYangPerlu
Konsumen diajak untuk menghindari keborosan dengan berbelanja hal-hal yang diperlukan saja. Konsumen sebaiknya membuat daftar belanja keperluan penting untuk mengantisipasi dorongan impulsif membeli barang yang tidak dibutuhkan.

2. #BeliYangLokal
Konsumen diajak untuk memprioritaskan konsumsi produk lokal yang lebih menguntungkan bagi perekonomian setempat dan bisa memelihara keanekaragaman hayati Indonesia.

Baca Juga:  Jajaran Direksi BPJAMSOSTEK Resmi Dilantik

3. #BeliYangAlami
Konsumen diajak untuk cermat membaca keterangan dan mengenali bahan-bahan yang terkandung dalam suatu produk. Konsumen perlu mengutamakan konsumsi produk yang melalui proses alami dan tidak mengandung bahan-bahan kimia buatan.

4. #BeliYangAwet: Konsumen diajak untuk mengutamakan konsumsi barang yang tahan lama dengan cara melakukan riset mandiri sebelum berbelanja, mengenali mutu bahan, dan melakukan perawatan barang sebaik mungkin.

5. #BeliYangEkolabel: Konsumen diajak untuk mengenali sejumlah ekolabel utama yang menjamin produksi komoditas berkelanjutan, yaitu FSC (produk berbahan dasar kayu, bamboo dan rotan), RSPO (produk kelapa sawit), MSC (produk perikanan tangkap), ASC (produk perikanan budidaya).

6. #MauDibawaKemana
Konsumen diajak untuk mengurangi produksi sampah dengan selalu membawa tas belanja, stainless straw, dan tumbler untuk hindari penggunaan plastik sekali pakai, memastikan kemasan terbuat dari bahan daur ulang, dan membuang kemasan yang tidak terpakai pada tempat sampah yang sesuai dengan jenis materialnya.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Saat belanja ke pasar tradisional atau pasar swalayan, setiap orang punya kebiasaan yang berbeda. Ada orang yang lebih senang membeli kebutuhan secukupnya, tetapi yang lainnya bisa membeli kebutuhan sampai berlebihan untuk periode tertentu.

Dan jenis barang yang dibelanjakan pun berbeda-beda. Bisa berupa protein seperti daging, atau sayur mayur dan buah. Dalam perbincangan seputar pangan global ramah lingkungan bersama SaladStop! dan WWF-Indonesia diungkapkan tips atau kiat bagaimana bisa berbelanja dengan tetap ramah lingkungan. Jenis belanjaan yang kita beli bisa menyumbang sampah dan jejak karbon. Dan makanan yang mengandung jejak karbon tinggi biasanya berupa daging, sedangkan jenis makanan yang mengandung jejak karbon rendah biasanya berupa sayuran.

Co-Owner dan Director, SaladStop! Katherine Desbaillet-Braha, menegaskan pentingnya menjawab tantangan global seperti isu produksi limbah dan keamanan pangan. Bagaimana semua individu dan industri berupaya melestarikan sumber daya alam bumi dengan menggunakan energi dan sumber air secara hemat dan efisien.

Baca Juga:  Cabuli Kakasih saat Berkemah, Pemuda Ditangkap

"Kami secara aktif menantang diri untuk menemukan mitra yang berbagi pemikiran, semangat, dan etos serupa, sembari terus mengedukasi dan menggerakkan masyarakat lebih ramah terhadap lingkungan," kata Katherine.

Hal senada diungkapkan Public Campaign Specialist WWF-Indonesia, Margareth Meutia. Pihaknya melakukan kampanye untuk publik berupa progtam "Beli Yang Baik" untuk mendorong perubahan gaya konsumsi menjadi lebih bertanggung jawab dan menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan.

Tips "Beli Yang Baik" dari WWF menerapkan gaya konsumsi yang lebih bertanggung jawab dan ramah lingkungan. Dalam perbincangan, Margareth mengungkapkan bahwa sejak tahun 2015, WWF-Indonesia telah mendorong upaya untuk mengedukasi konsumen Indonesia melalui kampanye #BeliYangBaik. Bagaimana caranya?

1. #BeliYangPerlu
Konsumen diajak untuk menghindari keborosan dengan berbelanja hal-hal yang diperlukan saja. Konsumen sebaiknya membuat daftar belanja keperluan penting untuk mengantisipasi dorongan impulsif membeli barang yang tidak dibutuhkan.

2. #BeliYangLokal
Konsumen diajak untuk memprioritaskan konsumsi produk lokal yang lebih menguntungkan bagi perekonomian setempat dan bisa memelihara keanekaragaman hayati Indonesia.

Baca Juga:  Menteri Berkinerja Buruk Siap-siap Didepak Jokowi

3. #BeliYangAlami
Konsumen diajak untuk cermat membaca keterangan dan mengenali bahan-bahan yang terkandung dalam suatu produk. Konsumen perlu mengutamakan konsumsi produk yang melalui proses alami dan tidak mengandung bahan-bahan kimia buatan.

4. #BeliYangAwet: Konsumen diajak untuk mengutamakan konsumsi barang yang tahan lama dengan cara melakukan riset mandiri sebelum berbelanja, mengenali mutu bahan, dan melakukan perawatan barang sebaik mungkin.

5. #BeliYangEkolabel: Konsumen diajak untuk mengenali sejumlah ekolabel utama yang menjamin produksi komoditas berkelanjutan, yaitu FSC (produk berbahan dasar kayu, bamboo dan rotan), RSPO (produk kelapa sawit), MSC (produk perikanan tangkap), ASC (produk perikanan budidaya).

6. #MauDibawaKemana
Konsumen diajak untuk mengurangi produksi sampah dengan selalu membawa tas belanja, stainless straw, dan tumbler untuk hindari penggunaan plastik sekali pakai, memastikan kemasan terbuat dari bahan daur ulang, dan membuang kemasan yang tidak terpakai pada tempat sampah yang sesuai dengan jenis materialnya.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari