MAKKAH (RIAUPOS.CO) — Mahkamah Agung Arab Saudi menetapkan awal Zulhijah jatuh pada 2 Agustus. Sehingga pelaksanaan wukuf di Padang Arafah dilaksanakan pada Sabtu (10/8) pekan depan. Jamaah Indonesia yang berniat melaksanakan tarwiyah diminta untuk melapor ke petugas daerah kerja (Daker) Makkah.
Prosesi Tarwiyah adalah perjalanan ibadah haji menuju Arafah yang berbeda dengan skenario Kementerian Agama (Kemenag). Jamaah yang melakukan tarwiyah mulai keluar hotel pada tanggal 8 Dzulhijah (9 Agustus) untuk menuju ke Mina. Kemudian mereka bergerak menuju Arafah pada 9 Dzulhijah (10 Agustus) untuk melaksanakan wukuf seperti jamaah lainnya.
Sementara skenario Kemenag adalah pada tanggal 8 Dzulhijah jamaah mulai dimobilisasi dari hotel menuju ke Arafah. Proses mobilisasi jamaah menuju Arafah ini bisa berlangsung sampai tanggal 9 Dzulhijah pagi. Kemudian pelaksanaan wukuf digelar mulai tergelincirnya matahari sampai terbenamnya matahari di tanggal 9 Dzulhijah.
Menag Lukman Hakim Saifuddin menuturkan inti dari fiqih atau manasik haji beragam. "Bagi jamaah yang mau di luar agenda resmi pemerintah, tentu kami tidak dalam posisi melarangnya," katanya di kantor Daker Makkah, kemarin (2/8). Amirul Hajj 2019 itu menegaskan bagi jamaah haji Indonesia yang menjalankan tarwiyah diminta untuk melapor.
Lukman menjelaskan sistem pelaporannya berjenjang. Mulai dari ketua regu lalu ke ketua rombongan. Setelah itu di tingkat ketua kloter dan terakhir dilaporkan ke petugas Daker Makkah. Sistem pelaporan ini penting supaya jamaah yang menjalankan tarwiyah bisa terpantau.
Meskipun begitu Lukman mengatakan segala bentuk risiko akibat pelaksanaan tarwiyah, menjadi tanggung jawab jamaah sendiri.
Biasanya jamaah tarwiyah jalan kaki menuju Mina. Jalurnya melewati jalan raya di depan kantor Daker Makkah. Kemudian menyusuri terowongan dan langsung tembus ke kompleks tenda di Mina. Proses tarwiyah ini diambil sebagian jamaah, karena meyakininya sebagai ibadah sunnah. Sebab mereka meyakini bahwa Nabi Muhammad juga pernah melakukan tarwiyah.
Di kantor Daker Makkah sudah ada sejumlah rombongan jamaah yang akan melakukan tarwiyah. Seperti yang dilaporkan oleh Fadli dan Azwar dari Kloter BTH-22 asal Embarkasi Batam. Fadli mengatakan di kloter mereka ada enam orang yang melakukan tarwiyah. “Di kloter lain banyak,” jelasnya. Dia mengatakan di sektornya ada sekitar 130 jamaah yang sudah tanda tangan memaksakan tarwiyah.
Fadli menuturkan akan menjalankan tarwiyah karena ingin menjalankan sunnah Rasulullah. "Karena Rasulullah mulai tanggal 8 Dzulhijah," jelasnya. Dia memahami bahwa pemerintah Indonesia tidak memfasilitasi kegiatan tarwiyah. Fadli berharap proses tarwiyah mereka lancar. Apalagi rombongannya relatif tidak ada yang lansia.
Sementara itu kemarin bisa menjadi salat Jumat terakhir di Masjidilharam bagi jamaah haji Indonesia. Sebab Jumat pekan depan mereka sudah dimobilisasi menuju Arafah. Selain itu pada Jumat pekan depan sudah tidak ada layanan bus salawat dari hotel menuju Masjidilharam.
Kesempatan ini dimanfaatkan jamaah sebaik-baiknya. Mulai pukul 08.00 waktu Arab Saudi (WAS) sudah banyak jamaah Indonesia yang menuju ke Masjidilharam. Setibanya di haram mereka menunggu jam salat Jumat sambil membaca Alquran. Selain itu ada jamaah yang tiduran di lantai masjid.
Menjelang siang banyak pintu menuju tempat tawaf yang ditutup. Sehingga jamaah tertahan dan melaksanakan salat di luar masjid atau di lantai dua Masjidilharam.(jpg)
Editor: Arif Oktafian