SUDAH dua tahun tidak ada haji. Tidak ada haji plus. Juga tidak ada umrah. Artinya travel haji sudah kehilangan penghasilan dan usaha dalam waktu yang panjang. Untuk itu, pengusaha travel pun berharap pemerintah punya solusi lain yakni meminta Pemerintah Arab Saudi membuka ibadah umrah.
"Okelah, haji sudah lepas. Sekarang dan ke depannya kami berharap ibadah umrah dibuka. Pemerintah kita harus negosiasi. Kita yakinkan kepada Pemerintah Arab Saudi bahwa warga Indonesia juga menjalankan protokol kesehatan yang ketat," ujar Wakil Ketua Bidang Kelembagaan dan Pemerintah DPP Asosiasi Tour dan Travel Agency (Asita) Dede Firmansyah kepada Riau Pos.
Pria yang juga mantan Ketua Asita Riau ini memberikan solusi agar Pemerintah Arab Saudi membuka umrah buat jamaah dari Indonesia.
"Bisa saja kan kita buat kebijakan bahwa yang akan dikirim umrah hanya berusia di bawah 50 tahun karena kalau lansia sudah tak kuat dan rentan terpapar Covid-19," ujarnya.
Lebih lanjut, pemilik Butik Tours ini mengatakan antusiasme warga Indonesia untuk ikut umrah cukup tinggi. Pernah 2017, warga Indonesia yang ikut umrah berjumlah 750 ribu orang dan 30 ribu di antaranya berasal dari Riau. "Coba bayangkan berapa banyak kontribusi kita buat Arab Saudi dan ini diharapkan bisa jadi pertimbangan," ujarnya.
Ditiadakannya ibadah haji tahun ini dan belum dibukanya umrah dikatakan Dede membuat beberapa pengusaha travel mencari pemasukan dari bisnis lain. Ada yang buka usaha kuliner dan fashion. "Meski travel saya masih jalan, tapi saya sendiri buka usaha makanan frozen untuk menambah pemasukan. Ada online dan ada offline," ujarnya.
Dikatakan Dede, travelnya masih berjalan karena tak hanya fokus di travel haji dan umrah. Alhamdulillah, di penjualan tiket regular tetap ada dan normal, walaupun ada travel lain yang tutup. Untuk itu, Dede berharap pemerintah juga memperhatikan pengusaha travel haji dan umrah. Umrah dan haji tak bisa, maka hendaknya perhatikanlah Asita ini. Dia menyebut, PHRI ada yang terperhatikan. Stimulus dari Kemenparekraf sebesar Rp33 triliun. "Kami tidak tahu ke mana. Kemarin kami hanya dapat sembako," ujarnya.
Hal senada diungkapkan Ketua Asita Riau Julfiyanto yang juga merupakan Direktur PT Naifah Duta Utama Tours and Travel. Pembatalan ibadah haji tahun ini berpengaruh terhadap pengusaha travel haji. Tapi bagaimana pun itu kebijakan antara pemerintah dengan pemerintah. "Tapi, kita berharap lobi pemerintah agar umrah bisa dilaksanakan. Teknisnya seperti apa mereka lebih paham sehingga kawan-kawan travel haji dan umrah bisa bernapas lagi," ujarnya.
Namun, Julfiyanto mengaku travel miliknya masih beroperasi. Dalam dua bulan ini, pihaknya bekerja di rumah karena kasus Covid-19 di Pekanbaru tinggi sehingga menghindari pertemuan dengan anggota. Saling menjaga saja. Tapi, pekerjaan masih jalan. Apalagi, bisnisnya bukan khusus haji dan umrah. Tiket untuk kegiatan wisata masih ada walaupun tidak normal seperti biasa karena kondisi ekonomi saat ini.
"Tapi masih adalah tamu yang jalan. Tinggal bagaimana kita mencari celah saja. Misalnya, tak bisa outbond luar negeri, kita tawarkan outbond dalam negeri saja," ujarnya.(das)