JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Setelah dua tahun ibadah haji dilakukan terbatas, tahun ini umat Muslim di seluruh dunia kembali diperbolehkan melaksanakan rukun Islam kelima ini. Meski demikian, cuaca panas di Arab Saudi diprediksi lebih ekstrem akibat perubahan iklim. Jamaah calon haji (JCH) diimbau jangan sampai kelelahan dan dehidrasi.
Kementerian Kesehatan siap menjamin layanan kesehatan jamaah haji Indonesia selama musim haji telah melakukan sejumlah upaya, demi mencegah angka kematian maupun angka kesakitan para calon haji selama beribadah di Tanah Suci. Kemenkes juga menyampaikan imbauan kepada para jemaah agar dapat terhindar dari kemungkinan terkena risiko penyakit.
"Tahun ini kita dihadapkan pada dua situasi, pertama pandemi belum selesai dan kedua suhu ekstrem panas. Untuk itu ada beberapa langkah yang perlu kita antisipasi," ujar Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes, Budi Sylvana, secara virtual, Kamis (2/6/2022).
Menurutnya, karena pandemi belum selesai begitu juga penyakit menular lainnya, untuk itu para jamaah haji diminta tetap menerapkan protokol kesehatan. Tetap jangan lupa membawa stok masker dan juga perlengkapan lainnya.
Untuk menghindari cuaca ekstrem, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan. Apa saja tipsnya?
Para jemaah disarankan untuk menghindari paparan panas di luar gedung. Selalu menggunakan APD seperti topi, sun block, kacamata hitam.
Sesering mungkin menyemprotkan tubuh dengan cairan yang diberikan, tidak menggunakan baju hitam atau gelap karena akan menyerap panas. Jamaah diminta juga untuk menghindari kelelahan yang berlebihan. Untuk itu jemaah diminta fokus pada wajib hajinya yaitu pada arofah, muzdalifah dan armina.
"Silakan melakukan aktivitas ibadah yang lainnya namun disesuaikan, jemaah punya cukup waktu untuk melakukan ibadah-ibadah sunah," kata Budi.
"Tentunya jangan lupakan hastag kita #jangantungguhaus, itu penting sekali untuk menghindari dehidarasi dan heat stroke," tutupnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi