(RIAUPOS.CO) – MENTERI Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa vaksinasi Covid-19 tahap pertama akan diprioritaskan bagi tenaga kesehatan serta petugas pelayanan publik. Sementara tahap kedua untuk masyarakat rentan di daerah dengan risiko penularan tinggi dan masyarakat lainnya dengan pendekatan klaster serta ketersediaan vaksin.
Atas dasar itu, ia ingin memastikan seluruh rumah sakit (RS) siap melakukan penyuntikan vaksin. “Kenapa saya datangnya ke rumah sakit, bukan ke perusahaan farmasi? Karena saya mau melihat siap tidak, senjatanya cukup atau tidak,” ujar Menkes dalam keterangannya, Sabtu (2/1).
Budi menjelaskan, untuk mencapai kekebalan kelompok (herd immunity) pemerintah telah menyiapkan sebanyak 426 juta dosis vaksin untuk 181 juta penduduk Indonesia. Sesuai dengan standar dari WHO, nantinya setiap penduduk akan dilakukan dua kali penyuntikan.
“Kami menyiapkan buffer stock sebanyak 15 persen, jadi total yang kita perlukan sekitar 426 juta dosis vaksin,” katanya.
Dengan kalkulasi tersebut, Budi memperkirakan perlu waktu selama 3,5 tahun untuk dapat menyelesaikan proses vaksinasi Covid-19 di Indonesia.
“Kira-kira perlu waktu 3,5 tahun untuk vaksinasi semuanya,” ucapnya.
Lebih lanjut, pihaknya merinci pembelian vaksin oleh Pemerintah Indonesia berasal dari 5 jalur yakni empat produsen berasal dari bilateral yaitu Sinovac dari Cina, Novavax dari Kanada-Amerika, Pfizer dari Jerman-Amerika, AstraZeneca dari Swiss-Inggris dan satu berasal dari multilateral yakni COVAX/GAVI dari aliansi vaksin GAVI dengan didukung WHO dan CEPI.
Komunikasi terus dilakukan secara intens, mengingat saat ini vaksin menjadi komoditas yang paling diperebutkan oleh seluruh negara di dunia. “Karena memang ini belum ada barangnya, kita harus siap-siap. Jadi, ada isu kemanusiaan di sini, itu sebabnya kita agresif mencari vaksin, meski vaksinnya belum terbukti kita sudah DP duluan. Kenapa? Karena nanti kita nggak kebagian,” ungkapnya.
Pihaknya berharap vaksin-vaksin tersebut segera tiba di Indonesia. Sehingga bisa segera dilakukan penyuntikan bagi 181 juta penduduk Indonesia terutama bagi para tenaga kesehatan yang selama 10 bulan ini telah berjuang di garda terdepan penanganan Covid-19.
Atas kerja keras dan perjuangan yang diberikan, Menkes menyampaikan ucapan terima kasih serta berkomitmen untuk memberikan jaminan perlindungan dan keselamatan selama mereka bertugas.
“Terima kasih teman-teman telah berjuang merawat pasien, saya sendiri merasakan ternyata memakai APD itu lama dan panas, bukanya juga susah mesti mandi juga agar aman, saya terus terang bangga dengan perjuangan teman-teman,” tuturnya.
Budi juga berpesan agar di tengah kabar baik kedatangan vaksin Covid-19 di Indonesia, protokol kesehatan 3M terus ditegakkan oleh masyarakat tanpa terkecuali. Sebab itu merupakan kunci untuk memutus mata rantai penularan Covid-19.