Selasa, 8 April 2025
spot_img

PSBM untuk Ubah Pola Pikir Masyarakat

KAMPAR, (RIAUPOS.CO) – Pemerintah Kabupaten Kampar terus mengevaluasi pelaksanaan pembatasan sosial berskala mikro (PSBM), khususnya di wilayah enam desa yang berbatasan langsung dengan Kota Pekanbaru. Efektivitas pemberlakukan PSBM di kawasan tersebut menjadi pertaruhan untuk menekan penyebaran Covid-19 di Kabupaten Kampar. Pemberlakuan ini juga dimaksudkan agar masyarakat dapat mengubah pola pikir dalam menghadapi pandemi Covid-19.

''Kami akan terus melakukan monitoring di enam desa yang diterapkan PSBM secara ketat. Ini guna memastikan beroperasinya posko yang telah dibentuk. Dengan cara ini, pola pikir masyarakat bisa berubah dan merasa berkewajiban untuk melakukan protokol kesehatan. Kami berharap masyarakat memahami bahwa kita saat ini sedang berhadapan dengan wabah Covid-19, pendirian ini tak lain tak bukan untuk keselamatan dan kesehatan kita semua,'' tegas Sekdakab Kampar Yusri, Kamis (1/9).

Baca Juga:  Dukung Kasus Temuan Kerangkeng Manusia Naik ke Penyidikan

Yusri menyebutkan, sudah banyak korban berjatuhan akibat ganasnya virus ini. Bahkan di Kampar sudah ada dua dokter yang menjadi korban dalam penanggulangannya. Sementara Kampar, menurut Yusri, memiliki sarana dan ruang yang terbatas. Maka masyarakat dituntut kesadarannya untuk menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Sekda juga mengingatkan Tim Gabungan Penanggulangan Covid-19 Kampar agar melakukan sosialisasi kepada seluruh warga di setiap desa yang yang termasuk ke dalam wilayah PSBM.

''Artinya Tim Gabungan tidak hanya beroperasi di sekitar posko saja. Namun diharapkan berkeliling di desa untuk melakukan sosialisasi agar masyarakat benar-benar memahami bahaya Covid-19 ini dan mau melaksanakan protokol kesehatan,'' terang Yusri di sela-sela monitoring di Kecamatan Tambang.

Baca Juga:  Penyidik Kumpulkan CCTV Magelang-Jakarta

Sekda juga mengatakan, untuk Sabtu dan Ahad tim dari Dinas Sosial Kampar akan menyalurkan bantuan sembako yang akan diberikan kepada masyarakat yang positif Covid-19. Ia berharap, dengan bantuan tersebut, dapat meringankan beban masyarakat yang keluarganya terkena Covid-19.

''Kami berharap dengan berdirinya posko dan gencarnya tim melakukan sosialisasi, angka penyebaran Covid-19 dapat ditekan di wilayah Kabupaten Kampar. Khususnya di enam desa yang berbatasan langsung dengan Kota Pekanbaru yang kesemuanya sudah masuk kategori zona merah,'' tutup Yusri.(adv)

 

KAMPAR, (RIAUPOS.CO) – Pemerintah Kabupaten Kampar terus mengevaluasi pelaksanaan pembatasan sosial berskala mikro (PSBM), khususnya di wilayah enam desa yang berbatasan langsung dengan Kota Pekanbaru. Efektivitas pemberlakukan PSBM di kawasan tersebut menjadi pertaruhan untuk menekan penyebaran Covid-19 di Kabupaten Kampar. Pemberlakuan ini juga dimaksudkan agar masyarakat dapat mengubah pola pikir dalam menghadapi pandemi Covid-19.

''Kami akan terus melakukan monitoring di enam desa yang diterapkan PSBM secara ketat. Ini guna memastikan beroperasinya posko yang telah dibentuk. Dengan cara ini, pola pikir masyarakat bisa berubah dan merasa berkewajiban untuk melakukan protokol kesehatan. Kami berharap masyarakat memahami bahwa kita saat ini sedang berhadapan dengan wabah Covid-19, pendirian ini tak lain tak bukan untuk keselamatan dan kesehatan kita semua,'' tegas Sekdakab Kampar Yusri, Kamis (1/9).

Baca Juga:  Pagi Ini, 18 Hotspot Terpantau di Riau

Yusri menyebutkan, sudah banyak korban berjatuhan akibat ganasnya virus ini. Bahkan di Kampar sudah ada dua dokter yang menjadi korban dalam penanggulangannya. Sementara Kampar, menurut Yusri, memiliki sarana dan ruang yang terbatas. Maka masyarakat dituntut kesadarannya untuk menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Sekda juga mengingatkan Tim Gabungan Penanggulangan Covid-19 Kampar agar melakukan sosialisasi kepada seluruh warga di setiap desa yang yang termasuk ke dalam wilayah PSBM.

''Artinya Tim Gabungan tidak hanya beroperasi di sekitar posko saja. Namun diharapkan berkeliling di desa untuk melakukan sosialisasi agar masyarakat benar-benar memahami bahaya Covid-19 ini dan mau melaksanakan protokol kesehatan,'' terang Yusri di sela-sela monitoring di Kecamatan Tambang.

Baca Juga:  Solok Longsor, 100 Warga Terisolasi

Sekda juga mengatakan, untuk Sabtu dan Ahad tim dari Dinas Sosial Kampar akan menyalurkan bantuan sembako yang akan diberikan kepada masyarakat yang positif Covid-19. Ia berharap, dengan bantuan tersebut, dapat meringankan beban masyarakat yang keluarganya terkena Covid-19.

''Kami berharap dengan berdirinya posko dan gencarnya tim melakukan sosialisasi, angka penyebaran Covid-19 dapat ditekan di wilayah Kabupaten Kampar. Khususnya di enam desa yang berbatasan langsung dengan Kota Pekanbaru yang kesemuanya sudah masuk kategori zona merah,'' tutup Yusri.(adv)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

PSBM untuk Ubah Pola Pikir Masyarakat

KAMPAR, (RIAUPOS.CO) – Pemerintah Kabupaten Kampar terus mengevaluasi pelaksanaan pembatasan sosial berskala mikro (PSBM), khususnya di wilayah enam desa yang berbatasan langsung dengan Kota Pekanbaru. Efektivitas pemberlakukan PSBM di kawasan tersebut menjadi pertaruhan untuk menekan penyebaran Covid-19 di Kabupaten Kampar. Pemberlakuan ini juga dimaksudkan agar masyarakat dapat mengubah pola pikir dalam menghadapi pandemi Covid-19.

''Kami akan terus melakukan monitoring di enam desa yang diterapkan PSBM secara ketat. Ini guna memastikan beroperasinya posko yang telah dibentuk. Dengan cara ini, pola pikir masyarakat bisa berubah dan merasa berkewajiban untuk melakukan protokol kesehatan. Kami berharap masyarakat memahami bahwa kita saat ini sedang berhadapan dengan wabah Covid-19, pendirian ini tak lain tak bukan untuk keselamatan dan kesehatan kita semua,'' tegas Sekdakab Kampar Yusri, Kamis (1/9).

Baca Juga:  Penyidik Kumpulkan CCTV Magelang-Jakarta

Yusri menyebutkan, sudah banyak korban berjatuhan akibat ganasnya virus ini. Bahkan di Kampar sudah ada dua dokter yang menjadi korban dalam penanggulangannya. Sementara Kampar, menurut Yusri, memiliki sarana dan ruang yang terbatas. Maka masyarakat dituntut kesadarannya untuk menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Sekda juga mengingatkan Tim Gabungan Penanggulangan Covid-19 Kampar agar melakukan sosialisasi kepada seluruh warga di setiap desa yang yang termasuk ke dalam wilayah PSBM.

''Artinya Tim Gabungan tidak hanya beroperasi di sekitar posko saja. Namun diharapkan berkeliling di desa untuk melakukan sosialisasi agar masyarakat benar-benar memahami bahaya Covid-19 ini dan mau melaksanakan protokol kesehatan,'' terang Yusri di sela-sela monitoring di Kecamatan Tambang.

Baca Juga:  Dukung Kasus Temuan Kerangkeng Manusia Naik ke Penyidikan

Sekda juga mengatakan, untuk Sabtu dan Ahad tim dari Dinas Sosial Kampar akan menyalurkan bantuan sembako yang akan diberikan kepada masyarakat yang positif Covid-19. Ia berharap, dengan bantuan tersebut, dapat meringankan beban masyarakat yang keluarganya terkena Covid-19.

''Kami berharap dengan berdirinya posko dan gencarnya tim melakukan sosialisasi, angka penyebaran Covid-19 dapat ditekan di wilayah Kabupaten Kampar. Khususnya di enam desa yang berbatasan langsung dengan Kota Pekanbaru yang kesemuanya sudah masuk kategori zona merah,'' tutup Yusri.(adv)

 

KAMPAR, (RIAUPOS.CO) – Pemerintah Kabupaten Kampar terus mengevaluasi pelaksanaan pembatasan sosial berskala mikro (PSBM), khususnya di wilayah enam desa yang berbatasan langsung dengan Kota Pekanbaru. Efektivitas pemberlakukan PSBM di kawasan tersebut menjadi pertaruhan untuk menekan penyebaran Covid-19 di Kabupaten Kampar. Pemberlakuan ini juga dimaksudkan agar masyarakat dapat mengubah pola pikir dalam menghadapi pandemi Covid-19.

''Kami akan terus melakukan monitoring di enam desa yang diterapkan PSBM secara ketat. Ini guna memastikan beroperasinya posko yang telah dibentuk. Dengan cara ini, pola pikir masyarakat bisa berubah dan merasa berkewajiban untuk melakukan protokol kesehatan. Kami berharap masyarakat memahami bahwa kita saat ini sedang berhadapan dengan wabah Covid-19, pendirian ini tak lain tak bukan untuk keselamatan dan kesehatan kita semua,'' tegas Sekdakab Kampar Yusri, Kamis (1/9).

Baca Juga:  Buron Usai Vonis, Herwin Saiman Dibekuk Lima Tahun Kemudian

Yusri menyebutkan, sudah banyak korban berjatuhan akibat ganasnya virus ini. Bahkan di Kampar sudah ada dua dokter yang menjadi korban dalam penanggulangannya. Sementara Kampar, menurut Yusri, memiliki sarana dan ruang yang terbatas. Maka masyarakat dituntut kesadarannya untuk menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Sekda juga mengingatkan Tim Gabungan Penanggulangan Covid-19 Kampar agar melakukan sosialisasi kepada seluruh warga di setiap desa yang yang termasuk ke dalam wilayah PSBM.

''Artinya Tim Gabungan tidak hanya beroperasi di sekitar posko saja. Namun diharapkan berkeliling di desa untuk melakukan sosialisasi agar masyarakat benar-benar memahami bahaya Covid-19 ini dan mau melaksanakan protokol kesehatan,'' terang Yusri di sela-sela monitoring di Kecamatan Tambang.

Baca Juga:  Nge-Gym, Fokus ke Perut dan Bokong

Sekda juga mengatakan, untuk Sabtu dan Ahad tim dari Dinas Sosial Kampar akan menyalurkan bantuan sembako yang akan diberikan kepada masyarakat yang positif Covid-19. Ia berharap, dengan bantuan tersebut, dapat meringankan beban masyarakat yang keluarganya terkena Covid-19.

''Kami berharap dengan berdirinya posko dan gencarnya tim melakukan sosialisasi, angka penyebaran Covid-19 dapat ditekan di wilayah Kabupaten Kampar. Khususnya di enam desa yang berbatasan langsung dengan Kota Pekanbaru yang kesemuanya sudah masuk kategori zona merah,'' tutup Yusri.(adv)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari