PALEMBANG (RIAUPOS.CO) – Heriyanti, anak bungsu Akidi Tio, keluar dari Gedung Widodo Budidarmo Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Sumatera Selatan, Senin (2/8/2021) pada pukul 21.59 WIB.
Heriyanti diperiksa secara intensif selama kurang lebih sembilan jam terkait rencana pemberian bantuan sebesar Rp2 triliun untuk penanganan Covid-19 di Sumsel.
Heriyanti keluar gedung bersama suaminya, Rudi Sutadi, dan seorang anak laki-lakinya. Mereka dikawal beberapa penyidik. Heriyanti bersama keluarga masuk ke dalam mobil penyidik tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.
Sementara dokter pribadi keluarga, Hardi Darmawan selesai diperiksa pada pukul 20.17 WIB.
"Saya lelah," ujar Hardi singkat seraya masuk ke dalam mobil dan pergi dari Mapolda Sumsel.
Menurut Kabid Humas Polda Sumsel, Komisaris Besar Supriadi, Heriyanti tidak ditahan usai pemeriksaan.
"Yang bersangkutan diundang ke Polda Sumsel untuk mengklarifikasi perihal uang bantuan tersebut. Saat dicek di Bank Mandiri pulul 14.00 WIB, uang tersebut belum ada sehingga penyidik Ditreskrimum meminta Heriyanti untuk datang dan menjelaskannya," kata Supriadi.
Anak bungsu Akidi Tio diperiksa penyidik Ditreskrimum Polda Sumsel terkait rencana penyerahan bantuan sebesar Rp2 triliun untuk penanganan Covid-19. Karena hingga waktu yang ditentukan, uang tersebut masih belum bisa dicairkan oleh Kapolda Sumsel Inspektur Jenderal Eko Indra Heri sebagai penerima.
Nama Akidi Tio menjadi perbincangan usai kabar keluarga Akidi berencana memberikan sumbangan senilai Rp2 triliun.
Bantuan tersebut bahkan secara simbolis disampaikan oleh Direktur Utama RS RK Charitas Palembang Hardi Darmawan kepada Polda Sumsel.
Ketika itu, Hardi menjelaskan, dirinya merupakan dokter pribadi keluarga besar mendiang Akidi Tio selama 48 tahun.
Akidi, diungkapkan Hardi, merupakan seorang pengusaha asal Langsa, Aceh, yang pernah tinggal lama di Palembang. Satu dari tujuh anaknya menetap di Palembang, sementara sisanya berada di Jakarta.
Dirinya berujar, keluarga dari Akidi Tio ini merupakan filantropis yang sering memberikan santunan di sejumlah panti jompo di Sumsel. Di masa pandemi, keluarga ini memberi bantuan bagi warga menjalani isolasi mandiri meskipun tidak pernah dipublikasikan.
Sumber: Sumeks/News/CNN/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun