JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Beberapa negara di dunia telah membuka kembali bisnis dan pusat hiburan hingga tempat wisata seiring penerapan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Euforia ini membuat orang khususnya kaum anak-anak muda lupa, bahwa virus corona masih mengancam. Pandemi belum selesai sampai adanya vaksin untuk memberikan kekebalan.
Dilansir dari AsiaOne, Ahad (2/8), kaum muda yang nekat menikmati liburan dan pesta atau kumpul-kumpul justru mendorong lonjakan kasus Covid-19 baru di beberapa negara seperti laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Lonjakan kasus baru terjadi dalam kasus di beberapa bagian Eropa, Amerika Serikat, dan Asia.
“Kami sudah mengatakan ini sebelumnya dan kami akan mengatakannya lagi. Anak-anak muda yang memicu,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus di Jenewa, Jumat (31/7).
“Bukti menunjukkan bahwa lonjakan kasus baru-baru ini di beberapa negara didorong sebagian oleh orang-orang muda yang membiarkan bersenang-senang selama musim panas,” tambahnya.
Wilayah Spanyol Catalonia sudah memperingatkan anak muda untuk berhenti berpesta untuk membantu menghentikan lonjakan kasus baru. Inggris dan beberapa negara Eropa lainnya juga telah membatasi perjalanan ke Spanyol.
Seorang ahli epidemiologi WHO Maria Van Kerkhove mengatakan klub malam adalah ‘amplifier transmisi’ atau memicu penularan. “Mayoritas orang muda yang terinfeksi cenderung memiliki penyakit yang lebih ringan. Tapi itu tidak selalu konsisten,” katanya.
WHO bulan ini mendesak para pelancong untuk mengenakan masker di pesawat. WHO mengatakan pada Juni bahwa mereka akan memperbarui pedoman perjalanan menjelang liburan musim panas di belahan bumi utara, tetapi hingga kini pedoman itu belum dirilis. Panduan sebelumnya untuk pelancong telah memasukkan aturan protokol kesehatan seperti jarak sosial, mencuci tangan dan menghindari menyentuh mata, hidung atau mulut saat tangan belum bersih.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman
JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Beberapa negara di dunia telah membuka kembali bisnis dan pusat hiburan hingga tempat wisata seiring penerapan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Euforia ini membuat orang khususnya kaum anak-anak muda lupa, bahwa virus corona masih mengancam. Pandemi belum selesai sampai adanya vaksin untuk memberikan kekebalan.
Dilansir dari AsiaOne, Ahad (2/8), kaum muda yang nekat menikmati liburan dan pesta atau kumpul-kumpul justru mendorong lonjakan kasus Covid-19 baru di beberapa negara seperti laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Lonjakan kasus baru terjadi dalam kasus di beberapa bagian Eropa, Amerika Serikat, dan Asia.
- Advertisement -
“Kami sudah mengatakan ini sebelumnya dan kami akan mengatakannya lagi. Anak-anak muda yang memicu,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus di Jenewa, Jumat (31/7).
“Bukti menunjukkan bahwa lonjakan kasus baru-baru ini di beberapa negara didorong sebagian oleh orang-orang muda yang membiarkan bersenang-senang selama musim panas,” tambahnya.
- Advertisement -
Wilayah Spanyol Catalonia sudah memperingatkan anak muda untuk berhenti berpesta untuk membantu menghentikan lonjakan kasus baru. Inggris dan beberapa negara Eropa lainnya juga telah membatasi perjalanan ke Spanyol.
Seorang ahli epidemiologi WHO Maria Van Kerkhove mengatakan klub malam adalah ‘amplifier transmisi’ atau memicu penularan. “Mayoritas orang muda yang terinfeksi cenderung memiliki penyakit yang lebih ringan. Tapi itu tidak selalu konsisten,” katanya.
WHO bulan ini mendesak para pelancong untuk mengenakan masker di pesawat. WHO mengatakan pada Juni bahwa mereka akan memperbarui pedoman perjalanan menjelang liburan musim panas di belahan bumi utara, tetapi hingga kini pedoman itu belum dirilis. Panduan sebelumnya untuk pelancong telah memasukkan aturan protokol kesehatan seperti jarak sosial, mencuci tangan dan menghindari menyentuh mata, hidung atau mulut saat tangan belum bersih.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman