JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengakhiri peringatan dini tsunami pasca terjadinya gempa berkekuatan 7,4 skala richter (SR) yang berpusat di Laut Samudera Hindia Selatan dengan kedalaman 10 kilometer sekitar 147 kilometer di barat daya Sumur, Banten.
Dengan diakhirinya peringatan dini tsunami tersebut, BMKG berharap masyarakat lebih tenang namun diharapkan tetap waspada. "Peringatan dini tsunami yang disebabkan oleh gempa mag: 7,4 SR, tanggal 2 Agustus 2019 pukul 19.03.25 WIB, dinyatakan telah berakhir," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono di Jakarta, Jumat (2/8) malam.
Sebelumnya, Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menyatakan, gempa bumi 7,4 skala richter tersebut berpotensi tsunami. Diperkirakan terjadi pada pukul 19:35 WIB. Peringatan diberlakukan karena banyak fenomena alam yang kompleks dan tidak pasti. Berdasarkan SOP BMKG, peringatan diberlakukan sampai dua jam dari kedatangan gelombang terakhir.
"SOP yang ada mewajibkan kami menunggu hingga dua jam dari (taksiran) kedatangan (gelombang) terakhir. Kami harus tunggu perkembangan paling tidak sampai 21.35 WIB," kata Dwikorita di Gedung BMKG, Jakarta Pusat, Jumat (2/8) malam WIB.
Senada dengan Dwikorita, Rahmat Triyono menyampaikan, gempa dengan skala di atas 7 SR cukup banyak terjadi pada 2019. Informasi itu dia sampaikan menyusul gempa di Banten dengan skala 7,4 SR.
"Ada di Halmahera 7,4 SR dan 7,2 SR. Kemudian Laut Banda 7,7 SR, namun dalam jadi kami tak keluarkan peringatan. Tahun ini cukup banyak gempa di atas 7 SR," ucap Rahmat.
Sumber : JPG
Editor : Rinaldi