Jumat, 11 Juli 2025

Permintaan Putin kepada Ukraina Dianggap Tak Masuk Akal oleh Turki

ANKARA (RIAUPOS.CO) – Turki menilai permintaan Presiden Rusia, Vladimir Putin, terhadap Ukraina tidak masuk akal dan tak mendukung upaya gencatan senjata yang berusaha  dilakukan, Selasa (1/3/2022).

"Usulan Rusia yang muncul dalam negosiasi gencatan senjata agak tinggi dan tidak masuk akal," kata juru bicara kantor Kepresidenan Turki, Ibrahim Kalin, Selasa (1/3), dikutip dari CNN.

Ia juga mewanti-wanti peningkatan serangan militer di Ukraina oleh Putin jika tak akan mendukung upaya gencatan senjata ini.

"Mulai hari ini, untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata, (permintaan Rusia, red) terlihat seperti isu politik besar yang tidak bisa menolong dialog gencatan senjata pada tahap ini," ujarnya lagi.

Meski demikian, Kalin mengaku optimis menyambut dialog selanjutnya yang dikatakan akal dilakukan dalam beberapa hari ke depan.

Baca Juga:  Bisa Tentukan Sendiri Waktu Terbaik Panen

"Pertemuan pertama terjadi Senin, dan ada beberapa tanda bagus dan diharapkan. Pertemuan selanjutnya akan dilakukan dalam beberapa hari ke depan," tuturnya.

Kalin juga mengatakan dampak dan konsekuensi yang harus diterima Rusia "akan terus terjadi dalam beberapa tahun ke depan", meski permasalahan ini dapat diselesaikan.

"Kami tidak ingin mengucilkan siapa pun, dan maka dari itu kami membiarkan jalur komunikasi terbuka dengan Rusia," katanya.

Selain itu, Kalin mengungkapkan Turki tak akan menjatuhkan sanksi kepada Rusia.

"Kami tidak berencana menjatuhkan sanksi apa pun kepada Rusia saat ini, karena kami tidak ingin ekonomi kami mengalami dampak negatif akibat ini."

Seperti diketahui, Putin sempat menuturkan beberapa syarat bila Ukraina ingin perang ini selesai.

Baca Juga:  Geledah Kantor Diskes Meranti, Kejari Sita Ribuan Alat Rapid Tes

Pertama, ia meminta Ukraina harus bersikap netral. Kedua, Ukraina harus menghapus pengaruh Nazi ataupun fasisme di negara itu. Terakhir, Ukraina harus mengakui Crimea merupakan bagian dari Rusia.

Sumber: AFP/CNN/Reuters/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

 

ANKARA (RIAUPOS.CO) – Turki menilai permintaan Presiden Rusia, Vladimir Putin, terhadap Ukraina tidak masuk akal dan tak mendukung upaya gencatan senjata yang berusaha  dilakukan, Selasa (1/3/2022).

"Usulan Rusia yang muncul dalam negosiasi gencatan senjata agak tinggi dan tidak masuk akal," kata juru bicara kantor Kepresidenan Turki, Ibrahim Kalin, Selasa (1/3), dikutip dari CNN.

Ia juga mewanti-wanti peningkatan serangan militer di Ukraina oleh Putin jika tak akan mendukung upaya gencatan senjata ini.

"Mulai hari ini, untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata, (permintaan Rusia, red) terlihat seperti isu politik besar yang tidak bisa menolong dialog gencatan senjata pada tahap ini," ujarnya lagi.

Meski demikian, Kalin mengaku optimis menyambut dialog selanjutnya yang dikatakan akal dilakukan dalam beberapa hari ke depan.

- Advertisement -
Baca Juga:  Ronald Regang, Kisah Tragedi Ambon Diangkat Jadi Film

"Pertemuan pertama terjadi Senin, dan ada beberapa tanda bagus dan diharapkan. Pertemuan selanjutnya akan dilakukan dalam beberapa hari ke depan," tuturnya.

Kalin juga mengatakan dampak dan konsekuensi yang harus diterima Rusia "akan terus terjadi dalam beberapa tahun ke depan", meski permasalahan ini dapat diselesaikan.

- Advertisement -

"Kami tidak ingin mengucilkan siapa pun, dan maka dari itu kami membiarkan jalur komunikasi terbuka dengan Rusia," katanya.

Selain itu, Kalin mengungkapkan Turki tak akan menjatuhkan sanksi kepada Rusia.

"Kami tidak berencana menjatuhkan sanksi apa pun kepada Rusia saat ini, karena kami tidak ingin ekonomi kami mengalami dampak negatif akibat ini."

Seperti diketahui, Putin sempat menuturkan beberapa syarat bila Ukraina ingin perang ini selesai.

Baca Juga:  Melahirkan di Inggris

Pertama, ia meminta Ukraina harus bersikap netral. Kedua, Ukraina harus menghapus pengaruh Nazi ataupun fasisme di negara itu. Terakhir, Ukraina harus mengakui Crimea merupakan bagian dari Rusia.

Sumber: AFP/CNN/Reuters/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

ANKARA (RIAUPOS.CO) – Turki menilai permintaan Presiden Rusia, Vladimir Putin, terhadap Ukraina tidak masuk akal dan tak mendukung upaya gencatan senjata yang berusaha  dilakukan, Selasa (1/3/2022).

"Usulan Rusia yang muncul dalam negosiasi gencatan senjata agak tinggi dan tidak masuk akal," kata juru bicara kantor Kepresidenan Turki, Ibrahim Kalin, Selasa (1/3), dikutip dari CNN.

Ia juga mewanti-wanti peningkatan serangan militer di Ukraina oleh Putin jika tak akan mendukung upaya gencatan senjata ini.

"Mulai hari ini, untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata, (permintaan Rusia, red) terlihat seperti isu politik besar yang tidak bisa menolong dialog gencatan senjata pada tahap ini," ujarnya lagi.

Meski demikian, Kalin mengaku optimis menyambut dialog selanjutnya yang dikatakan akal dilakukan dalam beberapa hari ke depan.

Baca Juga:  Personel Satpol PP Ditabrak saat Operasi Prokes

"Pertemuan pertama terjadi Senin, dan ada beberapa tanda bagus dan diharapkan. Pertemuan selanjutnya akan dilakukan dalam beberapa hari ke depan," tuturnya.

Kalin juga mengatakan dampak dan konsekuensi yang harus diterima Rusia "akan terus terjadi dalam beberapa tahun ke depan", meski permasalahan ini dapat diselesaikan.

"Kami tidak ingin mengucilkan siapa pun, dan maka dari itu kami membiarkan jalur komunikasi terbuka dengan Rusia," katanya.

Selain itu, Kalin mengungkapkan Turki tak akan menjatuhkan sanksi kepada Rusia.

"Kami tidak berencana menjatuhkan sanksi apa pun kepada Rusia saat ini, karena kami tidak ingin ekonomi kami mengalami dampak negatif akibat ini."

Seperti diketahui, Putin sempat menuturkan beberapa syarat bila Ukraina ingin perang ini selesai.

Baca Juga:  Melahirkan di Inggris

Pertama, ia meminta Ukraina harus bersikap netral. Kedua, Ukraina harus menghapus pengaruh Nazi ataupun fasisme di negara itu. Terakhir, Ukraina harus mengakui Crimea merupakan bagian dari Rusia.

Sumber: AFP/CNN/Reuters/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

 

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari