Jumat, 20 September 2024

Cuaca Ekstrem, Pessel Dikepung Banjir

PAINAN (RIAUPOS.CO) – Cuaca ekstrem diprediksi akan berakhir awal 2022 mendatang. Karena itu sampai Desember 2021 Sumbar masih berstatus darurat siaga bencana. Masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan.

Sabtu (30/10) banjir dan longsor terjadi di sejumlah wilayah di Sumbar. Salah satunya di beberapa titik di Kabupaten Pesisir Selatan. Seperti banjir di Kampungbaru dan Gurunpanjang, Nagari Kambang Utara. Ketinggian air di kawasan permukiman warga mencapai 1 meter. Kemudian, daerah Nagari Pelangaigadang, Kecamatan Ranah Pesisir, ketinggian air di permukiman warga mencapai 1 meter. Banjir juga terjadi di Simpang Lagan dan Nagari Lagan Mudik Punggasan, Kecamatan Linggo Sari Baganti. Debit air cukup tinggi dan sejumlah warga dievakuasi.

"Karena peristiwa banjir Sabtu kemarin, tujuh orang dievakuasi dan berhasil diselamatkan. Lima di antaranya orang dewasa, dan dua anak laki-laki," kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Sumbar, Erman Rahman.

Ia menambahkan, banjir juga terjadi di kawasan Tanjung Medan, Nagari Air Haji Tengah, Kecamatan Linggo Sari Baganti. Bahkan akibat bencana ini, kemacetan kendaraan mencapai lebih 1 kilometer saat itu. Selain banjir, juga terjadi longsor di Kotokandis, Kenagarian Kambang Timur. Material longsor menimpa badan jalan. Namun alat berat PUPR sudah menuju lokasi dan dilakukan pembersihan material, kemarin (31/10).

- Advertisement -

Selain itu, hujan deras yang terjadi sejak tiga hari terakhir itu juga berimbas terhadap lahan perkebunan kelapa sawit milik warga di Kampung Kambang Harapan, Nagari Kambang Utara, Kecamatan Lengayang. 

Baca Juga:  Jangan Terlewat Jadwal Daftar Ulang

Ribuan hektare lahan perkebunan kelapa sawit milik warga di kampung itu terendam banjir hingga Ahad (31/10). Syahril (56),  petani sawit di Kampung Kambang Harapan mengatakan, setiap kali musim hujan tiba, lahan sawit milik warga di Kampung Kambang Harapan selalu terendam banjir. 

- Advertisement -

"Hal itu terjadi karena tidak adanya drainase atau saluran air untuk mengendalikan air bila musim hujan tiba pada lahan kelapa sawit milik warga yang mencapai ribuan hektare di kampung ini," katanya.

Karena minimnya sarana pengendalian banjir seperti drainase atau saluran buang air itu, sehingga dia bersama petani lainnya berharap kepada pemerintah agar bisa untuk membangunkannya. 

"Dilihat dari kacamata ekonomi, kampung ini adalah penghasil sawit di Kecamatan Lengayang, karena tanah yang subur dan juga rawa-rawa. Sehingga sangat cocok dengan tumbuhan ini. Dari itu masyarakat berharap kepada Pemkab Pessel untuk mencarikan solusi bagaimana air ini bisa lancar dan ada pembuangannya, agar bila hujan tiba  tidak lagi  terjadi banjir seperti ini," harapnya.
Ditambahkannya, hingga kemarin genangan banjir di lahan perkebunan masyarakat belum juga surut. "Kondisi ini tentu membuat kami sebagai petani sawit merugi, sebab lahan yang semestinya sudah panen belum juga bisa dipanen. Ini telah terjadi sejak tiga hari terakhir. Bila hujan masih terus berlangsung hari ini (kemarin, red) maka buah sawit itu bisa rontok dan akhirnya kami menjadi rugi," keluhnya.

Baca Juga:  Kapok Operasi Plastik

Wali Nagari Kambang Utara, Ul Sabri, ketika dihubungi kemarin (31/10) menjelaskan, kondisi itu diakuinya sudah menjadi keluhan petani sawit di nagari itu, khususnya petani sawit di Kampung Kambang Harapan.

"Kondisi ini sudah sering saya sampaikan ke pihak kabupaten, melalui Dinas PSDA, namun sampai sekarang belum ada realisasi," katanya. Pihaknya sudah turun ke lapangan, dan sudah melaporkan ke kabupaten.

"Kita berharap laporan ini bisa mendapat tanggapan dengan segera, agar petani sawit di Kampung Kambang Harapan tidak lagi merasa was-was dan juga merugi bila musim hujan tiba akibat banjir yang selalu terjadi ini," tutupnya. 

Selain di Pesisir Selatan, beberapa wilayah juga terjadi banjir di Kota Padang, Sabtu (30/10). Seperti di Kelurahan Sungaisapih, Kuranji, Simpang Gaduik Lubukkilangan, serta Pelabuhan Bungus Kota Padang, dan beberapa titik lainnya.

Kendati begitu, tidak ada korban jiwa dalam bencana ini. Kemudian, Pusdalops Penanggulangan Bencana dan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD setempat juga meninjau langsung ke lokasi kejadian. Memantau, mengambil data, dan membantu evakuasi daerah pemukiman.(wni/yon/jpg)
 

PAINAN (RIAUPOS.CO) – Cuaca ekstrem diprediksi akan berakhir awal 2022 mendatang. Karena itu sampai Desember 2021 Sumbar masih berstatus darurat siaga bencana. Masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan.

Sabtu (30/10) banjir dan longsor terjadi di sejumlah wilayah di Sumbar. Salah satunya di beberapa titik di Kabupaten Pesisir Selatan. Seperti banjir di Kampungbaru dan Gurunpanjang, Nagari Kambang Utara. Ketinggian air di kawasan permukiman warga mencapai 1 meter. Kemudian, daerah Nagari Pelangaigadang, Kecamatan Ranah Pesisir, ketinggian air di permukiman warga mencapai 1 meter. Banjir juga terjadi di Simpang Lagan dan Nagari Lagan Mudik Punggasan, Kecamatan Linggo Sari Baganti. Debit air cukup tinggi dan sejumlah warga dievakuasi.

"Karena peristiwa banjir Sabtu kemarin, tujuh orang dievakuasi dan berhasil diselamatkan. Lima di antaranya orang dewasa, dan dua anak laki-laki," kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Sumbar, Erman Rahman.

Ia menambahkan, banjir juga terjadi di kawasan Tanjung Medan, Nagari Air Haji Tengah, Kecamatan Linggo Sari Baganti. Bahkan akibat bencana ini, kemacetan kendaraan mencapai lebih 1 kilometer saat itu. Selain banjir, juga terjadi longsor di Kotokandis, Kenagarian Kambang Timur. Material longsor menimpa badan jalan. Namun alat berat PUPR sudah menuju lokasi dan dilakukan pembersihan material, kemarin (31/10).

Selain itu, hujan deras yang terjadi sejak tiga hari terakhir itu juga berimbas terhadap lahan perkebunan kelapa sawit milik warga di Kampung Kambang Harapan, Nagari Kambang Utara, Kecamatan Lengayang. 

Baca Juga:  Saran INDEF Jika Pemerintah Terapkan Lockdown

Ribuan hektare lahan perkebunan kelapa sawit milik warga di kampung itu terendam banjir hingga Ahad (31/10). Syahril (56),  petani sawit di Kampung Kambang Harapan mengatakan, setiap kali musim hujan tiba, lahan sawit milik warga di Kampung Kambang Harapan selalu terendam banjir. 

"Hal itu terjadi karena tidak adanya drainase atau saluran air untuk mengendalikan air bila musim hujan tiba pada lahan kelapa sawit milik warga yang mencapai ribuan hektare di kampung ini," katanya.

Karena minimnya sarana pengendalian banjir seperti drainase atau saluran buang air itu, sehingga dia bersama petani lainnya berharap kepada pemerintah agar bisa untuk membangunkannya. 

"Dilihat dari kacamata ekonomi, kampung ini adalah penghasil sawit di Kecamatan Lengayang, karena tanah yang subur dan juga rawa-rawa. Sehingga sangat cocok dengan tumbuhan ini. Dari itu masyarakat berharap kepada Pemkab Pessel untuk mencarikan solusi bagaimana air ini bisa lancar dan ada pembuangannya, agar bila hujan tiba  tidak lagi  terjadi banjir seperti ini," harapnya.
Ditambahkannya, hingga kemarin genangan banjir di lahan perkebunan masyarakat belum juga surut. "Kondisi ini tentu membuat kami sebagai petani sawit merugi, sebab lahan yang semestinya sudah panen belum juga bisa dipanen. Ini telah terjadi sejak tiga hari terakhir. Bila hujan masih terus berlangsung hari ini (kemarin, red) maka buah sawit itu bisa rontok dan akhirnya kami menjadi rugi," keluhnya.

Baca Juga:  Tak Mau Jadi ASN, Tiga Pegawai KPK Mengundurkan Diri

Wali Nagari Kambang Utara, Ul Sabri, ketika dihubungi kemarin (31/10) menjelaskan, kondisi itu diakuinya sudah menjadi keluhan petani sawit di nagari itu, khususnya petani sawit di Kampung Kambang Harapan.

"Kondisi ini sudah sering saya sampaikan ke pihak kabupaten, melalui Dinas PSDA, namun sampai sekarang belum ada realisasi," katanya. Pihaknya sudah turun ke lapangan, dan sudah melaporkan ke kabupaten.

"Kita berharap laporan ini bisa mendapat tanggapan dengan segera, agar petani sawit di Kampung Kambang Harapan tidak lagi merasa was-was dan juga merugi bila musim hujan tiba akibat banjir yang selalu terjadi ini," tutupnya. 

Selain di Pesisir Selatan, beberapa wilayah juga terjadi banjir di Kota Padang, Sabtu (30/10). Seperti di Kelurahan Sungaisapih, Kuranji, Simpang Gaduik Lubukkilangan, serta Pelabuhan Bungus Kota Padang, dan beberapa titik lainnya.

Kendati begitu, tidak ada korban jiwa dalam bencana ini. Kemudian, Pusdalops Penanggulangan Bencana dan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD setempat juga meninjau langsung ke lokasi kejadian. Memantau, mengambil data, dan membantu evakuasi daerah pemukiman.(wni/yon/jpg)
 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari