Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Bencana Akan Dipengaruhi Perubahan Musim

PEKANBARU (RIAU POS.CO) — Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan bahwa berdasarkan analisis dari potret data suhu permukaan laut di Pasifik, saat ini La Nina sudah teraktivasi di Pasifik Timur. Kondisi ini dapat memicu frekuensi dan curah hujan wilayah Indonesia pada bulan-bulan ke depan hingga April tahun depan jauh lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.

Fenomena La Nina dapat berdampak pada anomali cuaca yang berujung pada bencana hidrometeorologi. Namun dampak tersebut sangat bergantung pada musim dan bulan, wilayah serta intensitasnya.

Kepala Sub Bidang Peringatan Dini Iklim BMKG Supari mengatakan, bencana hidrometeorologi atau bencana yang dipengaruhi perubahan musim dan curah hujan harus diwaspadai. Dampak La Nina dapat memicu curah hujan yang jauh lebih tinggi dibandingkan kondisi normal, sehingga potensi banjir, banjir bandang dan tanah longsor ke depan perlu diwaspadai.

Menyikapi fenomena yang berlangsung terkait cuaca dan iklim ini, ia menyampaikan perlunya kewaspadaan terhadap kondisi hujan di atas normal pada Oktober dasarian I dan II. Satuan dasarian yang digunakan menunjuk pada kurun waktu sepuluh harian.  

Baca Juga:  Ini Alur Pendaftaran CPNS 2019 Melalui Portal SSCASN

"Beberapa provinsi diperkirakan akan memasuki musim hujan pada Oktober 2020," kata Supari saat konfeensi pers tim intelejen penanggulangan bencana yang dilakukan secara virtual pada Rabu (30/9) kemarin. Terkait dengan La Nina, dampaknya tidak seragam di seluruh wilayah Indonesia.

Sementara itu, prakiraan awal musim hujan akan berlangung pada Oktober dengan wilayah teridentifikasi di Sumatera, Jawa, Kalimantan dan sebagian kecil Sulawesi, Maluku Utara dan sebagian kecil Nusa Tenggara Barat.

Prakiraan tersebut untuk wilayah Sumatera, seperti di pesisir timur Aceh, sebagian Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka dan Lampung. Wilayah Jawa diprakirakan terjadi di Banten, sebagian Jawa Barat, sebagian Jawa Tengah, sebagian kecil Jawa Timur.

Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Dr Raditya Jati mengatakan, melalui analisis maupun informasi peringatan dini cuaca dari BMKG, Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengharapkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sebagai penanggulangan bencana di tingkat provinsi, kabupaten dan kota untuk selalu waspada dan siap siaga menghadapi potensi bahaya hidrometeorologi. Upaya dini pencegahan dan mitigasi harus dilakukan untuk mengurangi atau pun menghindari dampak bencana.

Baca Juga:  Banyak Sengketa Lahan, Waspada Mafia Tanah

BNPB juga mengimbau masyarakat untuk melakukan upaya kesiapsiagaan, khususnya di lingkup keluarga. Setiap keluarga dapat memonitor dan menganalisis secara sederhan potensi bahaya yang ada di sekitar.

"Melalui aplikasi berbasis teknologi informasi, InaRISK personal, kita dapat melihat ancaman bahaya di sekitar kita. Kemudian, diskusikan di antara anggota keluarga langkah-langkah mengantisipasi ancaman yang mungkin terjadi, seperti mematikan aliran listrik, menyimpan dokumen penting di tempat aman atau menyiapkan tas siaga bencana," ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Bidang Data dan Informasi BMKG Pekanbaru Marzuki kepada Riau Pos.co mengatakan, La Nina adalah meningkatnya curah hujan termasuk di wilayah Indonesia. Tetapi fenomena  La Nina akan sangat terasa dampaknya bagi kota dan daerah seperti di Jawa.

Namun tidak terlalu berpengaruh untuk wilayah Riau. Artinya curah hujan di wilayah Riau masih normal. Tetapi ketika memasuki musim hujan, maka curah hujan akan lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

Laporan: Dofi Iskandar (Pekanbaru)
Editor: Rinaldi

PEKANBARU (RIAU POS.CO) — Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan bahwa berdasarkan analisis dari potret data suhu permukaan laut di Pasifik, saat ini La Nina sudah teraktivasi di Pasifik Timur. Kondisi ini dapat memicu frekuensi dan curah hujan wilayah Indonesia pada bulan-bulan ke depan hingga April tahun depan jauh lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.

Fenomena La Nina dapat berdampak pada anomali cuaca yang berujung pada bencana hidrometeorologi. Namun dampak tersebut sangat bergantung pada musim dan bulan, wilayah serta intensitasnya.

- Advertisement -

Kepala Sub Bidang Peringatan Dini Iklim BMKG Supari mengatakan, bencana hidrometeorologi atau bencana yang dipengaruhi perubahan musim dan curah hujan harus diwaspadai. Dampak La Nina dapat memicu curah hujan yang jauh lebih tinggi dibandingkan kondisi normal, sehingga potensi banjir, banjir bandang dan tanah longsor ke depan perlu diwaspadai.

Menyikapi fenomena yang berlangsung terkait cuaca dan iklim ini, ia menyampaikan perlunya kewaspadaan terhadap kondisi hujan di atas normal pada Oktober dasarian I dan II. Satuan dasarian yang digunakan menunjuk pada kurun waktu sepuluh harian.  

- Advertisement -
Baca Juga:  Banyak Sengketa Lahan, Waspada Mafia Tanah

"Beberapa provinsi diperkirakan akan memasuki musim hujan pada Oktober 2020," kata Supari saat konfeensi pers tim intelejen penanggulangan bencana yang dilakukan secara virtual pada Rabu (30/9) kemarin. Terkait dengan La Nina, dampaknya tidak seragam di seluruh wilayah Indonesia.

Sementara itu, prakiraan awal musim hujan akan berlangung pada Oktober dengan wilayah teridentifikasi di Sumatera, Jawa, Kalimantan dan sebagian kecil Sulawesi, Maluku Utara dan sebagian kecil Nusa Tenggara Barat.

Prakiraan tersebut untuk wilayah Sumatera, seperti di pesisir timur Aceh, sebagian Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka dan Lampung. Wilayah Jawa diprakirakan terjadi di Banten, sebagian Jawa Barat, sebagian Jawa Tengah, sebagian kecil Jawa Timur.

Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Dr Raditya Jati mengatakan, melalui analisis maupun informasi peringatan dini cuaca dari BMKG, Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengharapkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sebagai penanggulangan bencana di tingkat provinsi, kabupaten dan kota untuk selalu waspada dan siap siaga menghadapi potensi bahaya hidrometeorologi. Upaya dini pencegahan dan mitigasi harus dilakukan untuk mengurangi atau pun menghindari dampak bencana.

Baca Juga:  Bosch Kembangkan Teknologi Layar Instrumen 3D Hologram untuk Mobil

BNPB juga mengimbau masyarakat untuk melakukan upaya kesiapsiagaan, khususnya di lingkup keluarga. Setiap keluarga dapat memonitor dan menganalisis secara sederhan potensi bahaya yang ada di sekitar.

"Melalui aplikasi berbasis teknologi informasi, InaRISK personal, kita dapat melihat ancaman bahaya di sekitar kita. Kemudian, diskusikan di antara anggota keluarga langkah-langkah mengantisipasi ancaman yang mungkin terjadi, seperti mematikan aliran listrik, menyimpan dokumen penting di tempat aman atau menyiapkan tas siaga bencana," ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Bidang Data dan Informasi BMKG Pekanbaru Marzuki kepada Riau Pos.co mengatakan, La Nina adalah meningkatnya curah hujan termasuk di wilayah Indonesia. Tetapi fenomena  La Nina akan sangat terasa dampaknya bagi kota dan daerah seperti di Jawa.

Namun tidak terlalu berpengaruh untuk wilayah Riau. Artinya curah hujan di wilayah Riau masih normal. Tetapi ketika memasuki musim hujan, maka curah hujan akan lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

Laporan: Dofi Iskandar (Pekanbaru)
Editor: Rinaldi

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari