PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Dunia seni ternyata sangat rentan terdampak secara ekonomi saat virus corona (Covid-19) mewabah seperti sekarang. Para seniman yang bekerja full dalam bidang seni, harus menghadapi kondisi karena protokol pemerintah yang mengharuskan mereka tetap berada di rumah.
Salah seorang seniman musik dan sastra Riau, SPN Zuarman Ahmad, merasakan hal ini. Dia mengaku, bahkan ketika sebelum wabah corona ini merebak, dia memang sudah tak memiliki pekerjaan tetap. Selama ini dia mengisi acara dari panggung ke panggung, baik di kafe, dan tempat lain.
“Wabah ini sangat berdampak pada seniman. Sebagai seniman, sebelum wabah corona ini, saya sudah tak ada pekerjaan selain dari mengamen. Dan setelah terjadinya wabah corona ini, pekerjaan mengamen pun terhenti,” jelas mantan redaktur Majalah Budaya Sagang ini kepada Riaupos.co, Jumat (1/5/2020).
Zuarman mengaku berterus terang, selama pandemi ini dia tak bisa berkonsentrasi berkarya. Baik karya sastra yang juga digelutinya, maupun karya musik. Karena setiap hari dia harus berpikir bagaimana bisa mendapatkan penghasilan untuk menghidupi dapurnya agar tetap ngepul.
“Jangankan untuk berkarya, untuk makan saja terasa kesulitan. Jika pun berkarya, karya itu tak dapat menghasilkan sejumlah uang. Saya punya beberapa karya berupa buku, tapi pemerintah menutup pendanaannya, karena wabah corona ini. Kalau karya musik, taklah dapat menghasilkan uang,” jelas Zuarman lagi
Dia mengakui, secara ekonomi saat ini memang sangat kesulitan. Berbeda dengan seniman lainnya yang masih punya tabungan atau masih kuat secara ekonomi karena faktor lainnya, dia benar-benar berada dalam posisi yang sangat sulit.
Dia mengharap bantuan dari kawan-kawan yang berhati mulia, dan beberapa kawan-kawan memberikan sembako kepadanya. Hinga saat ini, dia belum mendapatkan bantuan apa pun dari pemerintah daerah. Kota Pekanbaru maupun Provinsi Riau.
“Setakat ini belum ada peran yang bermakna dari pemerintah provinsi terhadap seniman,” ujarnya sedih.
Dia menjelaskan, pemerintah semestinya perhatian terhadap kondisi seniman di masa sulit sekarang, karena pemerintah punya anggaran untuk itu. Misalnya, tetap melaksanakan kegiatan kesenian melalui pihak terkait, seperti Dinas Kebudayaan, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Dinas Pendidikan, dll, yang bersifat seni kreatif yang dapat dikerjakan di rumah saja dengan memberikan insentif terkait kegiatan tersebut.
Dia juga mengusulkan pemerintah melalui dinas terkait tersebut memberikan bantuan langsung tunai kepada para seniman selama wabah corona ini, untuk menunjang kelangsungan hidup keluarga para seniman.
Apakah sudah ada program dari dinas terkait dalam rangka membantu agar seniman tetap berkarya dan menghasilkan pendapatan secara ekonomi?
“Untuk setakat ini belum ada,” jawabnya sedih.
Zuarman mengaku, bantuan dari pemerintah yang sangat diperlukan saat ini teruama untuk membayar listrik per bulan dan keperluan sembako untuk makan sehari-hari, sangat bermakna pada saat wabah corona ini masih terus berlangsung dengan dampak ekonomi yang tidak berjalan sama sekali.
“Kenyataannya sekarang, Pemerintah Provinsi Riau seperti tidak perduli akan nasib seni dan seniman. Bagi pemerintah seniman tidak berarti, sebagaimana tukang ojek, buruh, dan pekerjaan serupa lainnya,” ujar Zuarman lagi dengan nada kecewa.
Zuarman mengungkapkan, kehadiran pemerintah sangat berarti dan harus ada dalam kondisi wabah corona ini. Pemerintah harus senantiasa hadir untuk rakyatnya, pun juga para seniman, termasuk pengamen. Karena semua lini kehidupan berdampak kepada ekonomi yang tidak berjalan sebagaimana biasa dan semestinya.
“Iya, pemerintah harus hadir dan ada untuk seniman yang juga rakyat, juga untuk para pengamen seperti saya ini,” kata Zuarman mengakhiri.
Kondisi yang dialami Zuarman ini sangat menyedihkan, mengingat dia termasuk seniman yang terbilang dan berprestasi di Riau. Misalnya, Zuarman mendapatkan Anugerah Seni 2005 sebagai Seniman Pemangku Negeri (SPN) dari Dewan Kesenian Riau (DKR). Kemudian mendapat Anugerah Sagang 2013 kategori utama sebagai Budayawan Pilihan Sagang. Dan terakhir mendapatkan Anugerah Seni Tradisional Riau 2005 dari Dinas Budaya Seni dan Pariwisata)
Laporan/Editor: Hary B Koriun