Salah satu kesuksesan Herman Abdullah yang selalu disebut dan dibandingkan dengan wali kota penerusnya adalah kesuksesan menjaga Kota Pekanbaru tetap bersih. Kunci sukses Herman Abdullah menurut orang-orang terdekatnya adalah sifat tegas, dedikasi, dan komitmennya dalam memimpin Kota Pekanbaru.
Laporan TIM RIAU POS, Pekanbaru
KETEGASAN, dedikasi dan komitmen Herman Abdullah diakui keluarga, teman sejawat hingga akademisi. Hal ini juga disebutkan Irfan Herman, putranya. Karena sifat kepemimpinannya itu pula Herman Abdullah memberikan perhatian lebih besar pada pekerjaan daripada keluarganya.
"Ayah adalah orang yang tegas. Beliau itu lebih banyak memperhatikan masyarakat. Itu biasa, kami ikhlas. Beliau punya komitmen dan dedikasi seperti itu, kami ikhlas. Beliau kepada kami juga tegas, tapi beliau tegas untuk mengajari tidak untuk mempermudah sesuatu. Karena beliau suka orang-orang yang berjuang," ungkapnya.
Irfan juga ingat pesan ayahnya agar menempuh jalan yang lurus dalam menggapai sesuatu. Dedikasi dan integritas sangat penting. Hingga suatu waktu Irfan pernah diingatkan oleh sang ayah.
"Beliau bilang, kalau ingin maju berpolitik, jadi pengusaha dulu. Amankan dulu diri, baru berpolitik. Itu pesan beliau dan itu saya jalankan," ungkapnya.
Irfan menyebutkan, orang tuanya memang sudah lama jatuh sakit. Kesehatannya memburuk terutama ketika terkena stroke beberapa waktu lalu. Namun dirinya tidak menyangka ayahnya dengan cepat meninggalkan mereka semua.
"Beliau pergi dengan senyum. Saya tidak punya firasat, ini mendadak dan cepat. Siang itu kondisinya masih sehat, malam baru turun lalu pergi. Dari kondisi terakhirnya, beliau pergi dengan senyum," kata Irfan yang sibuk melayani para tamu yang datang sejak pagi.
Irfan menyebutkan, Herman Abdullah yang merupakan pribadi yang selalu ikhlas dan rendah hati. Maka dirinya sangat memahami bahwa ayahnya tersebut berhati bersih hingga bisa kembali ke Sang Pencipta dengan tenang.
Soal ketegasan dan dedikasi Herman Abdullah dalam memimpin Kota Pekanbaru selama 10 tahun tersebut juga diingat dengan kuat oleh salah seorang sahabatnya, Raja Marjohan, Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau. Sudah kenal dekat dengan Herman Abdullah sejak 35 tahun terakhir, Marjohan tahu betul sepak terjang anak ketiga Buya H Abdullah Hasan tersebut.
"Beliau orang bermasyarakat, berdedikasi tinggi, berkomitmen dan berintegritas. Itu mungkin bahasa yang paling pas untuk beliau," kata Marjohan membuka cerita ketika ditemui di rumah duka, Senin (28/2).
Herman Abdullah dalam bermasyarakat menurut Marjohan sangat rendah hati terlepas dirinya adalah seorang wali kota pada masanya dan masih sangat dihormati ketika tidak lagi menjabat. Hingga Herman dikenal senang menyapa dan memperhatikan masyarakat maupun bawahannya. "Beliau tidak memilih-milih dalam bergaul, siapapun juga. Bahkan sampai pensiun pun, kalau ada orang kemalangan, orang ada akad nikah, beliau bersama ibu selalu hadir. Ini luar biasa menurut saya," kata Marjohan.
Dedikasi tinggi dan ketegasan Herman dalam menegakkan aturan di Kota Pekanbaru terlihat dari capaiannya selama memimpin sebagai wali kota. Seperti disebutkan akademisi dan juga tokoh masyarakat Kampar Prof Dr Yusri Munaf. Yusri melihat bagaimana Kota Pekanbaru maju begitu drastis ketika berada di tangan Herman Abdullah. Selain itu, ketertiban, termasuk pengelolaan sampah terjaga dengan baik. Herman menurutnya telah menerapkan dengan baik salah satu hukum Islam terkait kebersihan.
"Kebersihan itu adalah sebagian dari iman, itu memang diamalkannya betul selama memimpin. Seluruh kepala dinas di bawahnya, itu betul-betul selalu ditinjaunya agar seluruh aturan dijalankan dengan benar," sebutnya.
Yusri menyebutkan, Herman merupakan pemimpin yang sangat peduli dengan masyarakat. Apalagi kepada kenalan dan sahabatnya. Dirinya mencontohkan, Herman tidak akan pernah melewatkan undangan atau hajatan seseorang. Herman akan selalu hadir bila diundang seperti pesta pernikahan. Namun kehadiran itu juga membawa misi yang berkaitan dengan pekerjaannya sebagai wali kota.
"Pada proses menghadiri inilah dia itu melihat situasi dan kondisi di sana. Sepanjang jalan dia akan melihat, kalau ada sampah dia langsung bertindak. Dia akan langsung telepon anak buahnya agar itu diselesaikan hari itu juga," kata Yusri yang merupakan tokoh masyarakat Kampar asal Kuok ini.
Sementara itu mantan Bupati Kampar dua periode H Jefry Noer menilai ketegasan Herman Abdullah itu tercermin dari kedisiplinannya dalam memimpin Kota Pekanbaru. Kedisiplinan yang kelak dipelajari Jefry Noer. "Kebersihan luar biasa, pembangunan luar biasa. Dari dialah saya belajar kedisiplinan. Dia sangat disiplin, keras, tapi hatinya lembut," cerita Jefry yang hadir melayat bersama istrinya, anggota DPRD Riau Eva Yuliana.
Jefry juga menyebutkan, Herman Abdullah adalah orang apa adanya. Ketegasan tercermin dari sikapnya yang selalu berterus terang. Herman, kata Jefry, tidak segan memberikan masukan kepadanya secara langsung. Namun Jefry salut Herman tidak pernah menyimpan dendam. "Dia kalau tidak suka dengan kita akan dia sampaikan. Lalu kalau dia itu minta tolong ya minta tolong, kalau dia menasihati berarti dia menasihati. Dan ketika dia marah, lepas, sudah. Selesai di situ saja. Dia tidak pendendam," terang Jefry Noer.
Jefry Noer mengenang, pertama kali dirinya mulai akrab dengan Herman Abdullah saat keduanya terlibat dalam mengurus klub sepakbola PSPS Pekanbaru. Ketika Herman memimpin PSPS, Jefry Noer, termasuk juga Anto Rachman merupakan pengurus PSPS Pekanbaru. Dia juga sudah berkomunikasi dengan wali kota dua periode tersebut sejak masih menjabat sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Pekanbaru.
Herman Abdullah sudah sejak lama mengalami sakit. Kondisi kesehatannya tidak stabil ketika terserang stroke. Irfan menyebutkan, orang tuanya mulai dirawat di rumah sakit pada Sabtu (26/2) karena kondisinya menurun. Namun pada Ahad (27/2) siang kondisinya membaik, namun pada sore hari kondisi kesehatannya kembali menurut. Herman Abdullah dinyatakan meninggal dunia pada usia 72 tahun sekitar pukul 20.30 WIB di rumah sakit Awal Bros Pekanbaru.
Herman disemayamkan di rumah duka di Jalan Tharim sebelum disalatkan dua kali. Pertama, di Masjid Al Mukminin di lingkungan tempat tinggalnya. Kedua, di Masjid Raya Senapelan sebagai penghormatan. Almarhum dilepas dari rumah dan dimakamkan dengan upacara militer. Karena dinilai berjasa atas pembangunan dan kemajuan Kota Pekanbaru, terutama atas penghargaan Bintang Jasa Pratama yang diraih, Herman Abdullah dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusuma Dharma Pekanbaru pada siang kemarin.
Dicintai "Pasukan Kuning"
Di antara suasana berkabung, berkumpul para tokoh, pejabat tinggi dan politikus kakap di rumah duka almarhum H Herman Abdullah MM, terlihat beberapa orang dengan pakaian seadanya. Dua di antaranya terlihat mencolok dengan rompi petugas kebersihan yang lusuh. Mereka adalah eks ‘pasukan kuning’ Herman Abdullah, para petugas kebersihan dan penyapu jalan yang populer sebutannya pada masa itu.