Minggu, 8 September 2024

Usaha Kue Kering Mulai Kebanjiran Pesanan

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Memasuki hari ke-18 bulan Ramadan, para pengrajin kue kering memulai usahanya untuk memproduksi berbagai macam varian kue kering. Seperti halnya yang dilakukan oleh Reno Sari, pemilik usaha kue Idulfitri, Dapur Sachi di Kota Pekanbaru, Kamis (29/4) 

Menurut Retno, saat ini permintaan kue lebaran Idulfitri buatan rumah di Kota Pekanbaru mengalami peningkatan meski di tengah kondisi pandemi COVID-19.

Usaha yang telah dijalankan oleh Retno selama empat tahun terkahir  ini cukup diminati oleh masyarakat. Karena rasanya yang gurih dan berkualitas, yang  menjadi faktor orang mau membeli adalah karena kemasannya yang menarik.

"Awalnya saya pikir ekonomi akan susah, berimbas ke permintaan kue. Tapi ternyata penjualan masih stabil, bahkan ada peningkatan permintaan di tahun ini," ucapnya.

- Advertisement -
Baca Juga:  Pintu Masuk Pekanbaru di Panam Longgar, Petugas Tampak Tak Berjaga

Lanjut Retno, Dapur Sachi merupakan salah satu dari pengusaha kue lebaran musiman yang memasak dari dapur rumah, dan aktif setahun sekali guna memanfaatkan momen Idulfitri. Usaha mikro ini tetap bertahan di tengah pandemi COVID-19.

Ia mengatakan, permintaan kue hari raya pada lebaran Idulfitri tahun lalu justru meningkat, yakni dari biasanya berkisar 200 hingga 300 toples, menjadi 500 toples. Bisnis kue rumahan banyak mengandalkan promosi dari mulut ke mulut.

- Advertisement -

"Tahun lalu ketika saya mengganti pakai toples yang isinya lebih banyak, permintaan langsung meningkat. Dan sampai membuat saya bersama sejumlah pekerja kewalahan karena harus menyelesaikan permintaan yang cukup tinggi," kata dia. 

Bahkan, hingga pekan kedua bulan Ramadan 1442 Hijriah ini. Usaha kue kering miliknya sudah  memproduksi sebanyak 350 toples dari target sebanyak 500 toples.

Baca Juga:  ADHI-Jaya Konstruksi Targetkan IPALD-T Tuntas 2023

Lanjut Retno. Untuk jenis kue yang paling laris adalah Crunchy Nestum, kemudian Nastar dan Almond Rokes. Salah satu kue hari raya yang unik dari Dapur Sachi adalah Nastar yang tahan banting. Reno menunjukan kue mungil berisi nanas itu tetap utuh saat dibanting-banting ke loyang, namun di dalam tetap lembut.

Bahkan, ia hanya menggunakan bahan baku terbaik kelas premium untuk membuat kue lebaran, sehingga harga jualnya relatif lebih tinggi berkisar Rp100 ribu hingga Rp150 ribu per toples. 

"Kalau untuk pembelinya kami mulai dari kawan-kawan sendiri di Pekanbaru, dan kini juga sudah mulai bertambah konsumennya setelah kami mulai aktif promosi dengan media sosial instagram," ucapnya.(ayi) 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Memasuki hari ke-18 bulan Ramadan, para pengrajin kue kering memulai usahanya untuk memproduksi berbagai macam varian kue kering. Seperti halnya yang dilakukan oleh Reno Sari, pemilik usaha kue Idulfitri, Dapur Sachi di Kota Pekanbaru, Kamis (29/4) 

Menurut Retno, saat ini permintaan kue lebaran Idulfitri buatan rumah di Kota Pekanbaru mengalami peningkatan meski di tengah kondisi pandemi COVID-19.

Usaha yang telah dijalankan oleh Retno selama empat tahun terkahir  ini cukup diminati oleh masyarakat. Karena rasanya yang gurih dan berkualitas, yang  menjadi faktor orang mau membeli adalah karena kemasannya yang menarik.

"Awalnya saya pikir ekonomi akan susah, berimbas ke permintaan kue. Tapi ternyata penjualan masih stabil, bahkan ada peningkatan permintaan di tahun ini," ucapnya.

Baca Juga:  1.450 Pengendara Ditilang

Lanjut Retno, Dapur Sachi merupakan salah satu dari pengusaha kue lebaran musiman yang memasak dari dapur rumah, dan aktif setahun sekali guna memanfaatkan momen Idulfitri. Usaha mikro ini tetap bertahan di tengah pandemi COVID-19.

Ia mengatakan, permintaan kue hari raya pada lebaran Idulfitri tahun lalu justru meningkat, yakni dari biasanya berkisar 200 hingga 300 toples, menjadi 500 toples. Bisnis kue rumahan banyak mengandalkan promosi dari mulut ke mulut.

"Tahun lalu ketika saya mengganti pakai toples yang isinya lebih banyak, permintaan langsung meningkat. Dan sampai membuat saya bersama sejumlah pekerja kewalahan karena harus menyelesaikan permintaan yang cukup tinggi," kata dia. 

Bahkan, hingga pekan kedua bulan Ramadan 1442 Hijriah ini. Usaha kue kering miliknya sudah  memproduksi sebanyak 350 toples dari target sebanyak 500 toples.

Baca Juga:  Lebaran, Sampah di Pasar Pagi Arengka Menumpuk dan Berbau Tak Sedap

Lanjut Retno. Untuk jenis kue yang paling laris adalah Crunchy Nestum, kemudian Nastar dan Almond Rokes. Salah satu kue hari raya yang unik dari Dapur Sachi adalah Nastar yang tahan banting. Reno menunjukan kue mungil berisi nanas itu tetap utuh saat dibanting-banting ke loyang, namun di dalam tetap lembut.

Bahkan, ia hanya menggunakan bahan baku terbaik kelas premium untuk membuat kue lebaran, sehingga harga jualnya relatif lebih tinggi berkisar Rp100 ribu hingga Rp150 ribu per toples. 

"Kalau untuk pembelinya kami mulai dari kawan-kawan sendiri di Pekanbaru, dan kini juga sudah mulai bertambah konsumennya setelah kami mulai aktif promosi dengan media sosial instagram," ucapnya.(ayi) 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari