PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Daging sapi sempat langka dan hilang di beberapa pasar tradisional di Pekanbaru dalam beberapa hari terakhir. Namun, Selasa (29/3) pasokan daging sapi di Kota Bertuah kembali normal. Sebanyak 33 ekor sapi dipotong di Rumah Potong Hewan (RPH). Pedagang daging sapi yang sempat mogok juga sudah kembali berjualan.
"Alhamdulillah distribusi sapi dari Lampung sudah kembali normal. Sapi sudah kembali dikirim ke Riau mulai Senin (28/3) sore," ujar Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Riau Herman kepada Riau Pos, Selasa (29/3).
Hal senada diungkapkan Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Pekanbaru drh Firdaus. "Daging cukup. Alhamdulillah. Hari ini (kemarin, red) kita potong 33 ekor sapi," ujarnya.
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Riau juga mendapatkan laporan dari para distributor sapi di Pekanbaru bahwa penjualan daging sapi sudah normal. "Saya dapat informasi pedagang daging sudah kembali berjualan di pasar. Mudah-mudahan tidak ada kendala lagi dalam distribusi sapi ke depan," harap Herman.
Untuk mengantisipasi agar kejadian serupa tidak kembali terulang, pihaknya saat ini intens melakukan komunikasi dengan Dinas Peternakan Lampung, termasuk membantu menyiapkan dokumen kelengkapan sapi.
"Jadi kami terus koordinasi, kalau ada kendala segera dicarikan solusi. Termasuk saat pihak Dinas Peternakan Lampung meminta bantuan agar kendaraan yang mengantar sapi disemprot disinfektan untuk menghindari adanya virus yang terbawa karena di Riau sudah ditemukan penyakit LSD," ujarnya. Seperti pantauan Riau Pos di Pasar Cik Puan Pekanbaru, tampak sejumlah lapak pedagang daging sudah diisi dengan daging sapi segar. Sejumlah pembeli juga terlihat silih berganti berdatangan membeli daging sapi yang dijual Rp140 ribu per kilogram. Seorang pedagang daging sapi Rizal menyatakan, per Selasa (29/3) ia mengambil 150 kilogram daging sapi untuk mengantisipasi permintaan menjelang memasuki bulan suci Ramadan. "Sapi sudah kembali masuk ke rumah potong, jadi kami sudah bisa berjualan lagi," katanya.
Diberitkan sebelumnya penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) pada sapi yang mewabah di Riau berdampak pada pasokan daging sapi ke masyarakat. Provinsi Lampung sebagai pemasok sempat menyetop pengiriman sapi ke Riau. Meskipun Pemerintah Provinsi Riau tetap membuka dan menyatakan menerima sapi kiriman dari Lampung.
LSD adalah penyakit kulit berbenjol pada sapi. Penyakit ini setidaknya sudah ditemukan di tujuh kabupaten/kota di Riau. Adanya wabah LSD di Riau dapat dilihat dari Surat Edaran Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian yang ditujukan pada Kepala Unit Pelaksana Teknis Lingkup Badan Karantina Pertanian di Seluruh Indonesia. Surat ini bernomor NOMOR 5076/KR. 120/k/02/202.2 tertanggal 18 Februari 2022 tentang peningkatan kewaspadaan terhadap kejadian Lumpy Skin Disease (LSD).
Bahwa, dari hasil surveilans Balai Veteriner Bukitinggi 15 Februari 2022 dan Rapat Komisi Ahli Kesehatan Hewan, Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Karantina Hewan yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan pada 16 Februari 2022, ada kejadian penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) di Provinsi Riau (Kabupaten Indragiri Hulu dan Kabupaten Pelalawan) yang berdasarkan hasil investigasi dengan mempertimbangkan tanda klinis, kajian epidemiologis serta pengujian laboratorium terkonfirmasi positif. Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Pekanbaru Firdaus mengatakan, dampak dari daging sapi segar yang sempat langka, harga daging sapi segar di pasaran naik. Meski terjadi kenaikan, dia berharap tak terlalu tinggi. "Mudah-mudahan tidak terlalu jauh naik. Kita berusaha maksimal mencari solusi, " ujarnya.
Dia kemudian menyampaikan dengan pasokan sapi yang sudah normal, tingkat konsumsi daging sapi di Pekanbaru jelang memasuki Ramadan nanti masih normal. "Puasa ini masih normal. H-2 Idulfitri nanti itu keperluan meningkat, 45 ekor per hari " ujarnya.(sol/ali)