Penurunan Stunting Harus Dilakukan dengan Optimal

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Ketua Pengurus Perkumpulan Berencana Indonesia (PKBI) Riau Drs Khairunnas mengatakan, saat ini Indonesia merupakan salah satu negara dengan prevalensi stunting yang cukup tinggi dengan tren satu dari tiga balita Indonesia mengalami stunting.

Berdasarkan hasil survei status gizi balita pada 2021 sebesar 24,4 persen dan angka ini masih di atas angka standar yang ditetapkan oleh WHO yaitu 20 persen. Untuk Provinsi Riau sebesar 22,1 angka ini juga masih di atas standar yang ditetapkan oleh WHO.

- Advertisement -

"Kunci dalam penanganan stunting adalah konvergensi berbagai program yang terkait dengan penurunan stunting dan memastikan program-program intervensi dapat dilaksanakan dan dimanfaatkan secara optimal sehingga berkontribusi pada penurunan prevalensi stunting," kata Khairunnas pada acara Pertemuan Konvergensi Program Pencegahan Stunting Riau, Senin (28/3).

Hadir dalam acara tersebut tim PT Pertamina Hulu Rokan, PKK Riau, Dinas Pendidikan Riau, DPMP, Diskes Riau IBI dan BKKBN.

- Advertisement -

Disebutkannya, PKBI sebagai bagian dari organisasi kemasyarakatan  mengambil peran dalam upaya pemberdayaan masyarakat yang tentunya ke arah perubahan perilaku masyarakat dalam mencegah stunting.

Dalam menjalankan programnya PKBI  mendapatkan dukungan pendanaan dari  PT Pertamina Hulu Rokan (PHR)  melalui program pencegahan stunting melalui aktivasi Posyandu pada masa pandemi Covid-19 di Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis dan Kecamatan Kandis,  Kabupaten Siak pada September 2021 hingga Desember 2022.

Selanjutnya program ini didukung kembali oleh PT Pertamina Hulu Rokan untuk periode Maret 2022 hingga Februari 2023 dalam program Program Pencegahan Stunting di Kabupaten Kampar, Rokan Hilir, Kabupaten Bengkalis Dan Kabupaten Siak melalui mobilisasi  Posyandu.

Sementara itu, SR Analyst Social Performance PT Pertamina Hulu Rokan Winda Damelia menyampaikan, program yang sudah berjalan dalam lebih kurang 100 hari sebelumnya di wilayah Kelurahan Air Jamban Bengkalis dan Desa Libo Jaya Kabupaten Siak ini sangat diapresiasi oleh Manager Communication Relation & CID Pertamina pusat pada saat Monitoring dan Evaluasi Program CSR.

Direktur Eksekutif Daerah PKBI Riau Anthonny Adiputrae mengatakan, hasil kerja program stunting selama lebih kurang 100 hari di Desa Libo Jaya Kabupaten Siak dan juga juga Kelurahan Air Jamban Kabupaten Bengkalis bahwa jumlah benefeciaries yang diedukasi melalui health promotion sebanyak 480 orang di masing-masing wilayah.

Adanya peningkatan jumlah kunjungan posyandu di wilayah intervensi dan distribusi makanan tambahan pada kelompok sasaran bayi di bawah dua tahun (baduta) stunting dan ibu hamil dengan KEK (Kekurangan Energi Kronik).

Kegiatan half day ini juga difasilitasi oleh Irwanto Koordinator Bidang Latbang BKKBN yang memandu untuk memetakan peran dari masing-masing stakeholder dalam konvergensi stunting.(eca)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Ketua Pengurus Perkumpulan Berencana Indonesia (PKBI) Riau Drs Khairunnas mengatakan, saat ini Indonesia merupakan salah satu negara dengan prevalensi stunting yang cukup tinggi dengan tren satu dari tiga balita Indonesia mengalami stunting.

Berdasarkan hasil survei status gizi balita pada 2021 sebesar 24,4 persen dan angka ini masih di atas angka standar yang ditetapkan oleh WHO yaitu 20 persen. Untuk Provinsi Riau sebesar 22,1 angka ini juga masih di atas standar yang ditetapkan oleh WHO.

"Kunci dalam penanganan stunting adalah konvergensi berbagai program yang terkait dengan penurunan stunting dan memastikan program-program intervensi dapat dilaksanakan dan dimanfaatkan secara optimal sehingga berkontribusi pada penurunan prevalensi stunting," kata Khairunnas pada acara Pertemuan Konvergensi Program Pencegahan Stunting Riau, Senin (28/3).

Hadir dalam acara tersebut tim PT Pertamina Hulu Rokan, PKK Riau, Dinas Pendidikan Riau, DPMP, Diskes Riau IBI dan BKKBN.

Disebutkannya, PKBI sebagai bagian dari organisasi kemasyarakatan  mengambil peran dalam upaya pemberdayaan masyarakat yang tentunya ke arah perubahan perilaku masyarakat dalam mencegah stunting.

Dalam menjalankan programnya PKBI  mendapatkan dukungan pendanaan dari  PT Pertamina Hulu Rokan (PHR)  melalui program pencegahan stunting melalui aktivasi Posyandu pada masa pandemi Covid-19 di Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis dan Kecamatan Kandis,  Kabupaten Siak pada September 2021 hingga Desember 2022.

Selanjutnya program ini didukung kembali oleh PT Pertamina Hulu Rokan untuk periode Maret 2022 hingga Februari 2023 dalam program Program Pencegahan Stunting di Kabupaten Kampar, Rokan Hilir, Kabupaten Bengkalis Dan Kabupaten Siak melalui mobilisasi  Posyandu.

Sementara itu, SR Analyst Social Performance PT Pertamina Hulu Rokan Winda Damelia menyampaikan, program yang sudah berjalan dalam lebih kurang 100 hari sebelumnya di wilayah Kelurahan Air Jamban Bengkalis dan Desa Libo Jaya Kabupaten Siak ini sangat diapresiasi oleh Manager Communication Relation & CID Pertamina pusat pada saat Monitoring dan Evaluasi Program CSR.

Direktur Eksekutif Daerah PKBI Riau Anthonny Adiputrae mengatakan, hasil kerja program stunting selama lebih kurang 100 hari di Desa Libo Jaya Kabupaten Siak dan juga juga Kelurahan Air Jamban Kabupaten Bengkalis bahwa jumlah benefeciaries yang diedukasi melalui health promotion sebanyak 480 orang di masing-masing wilayah.

Adanya peningkatan jumlah kunjungan posyandu di wilayah intervensi dan distribusi makanan tambahan pada kelompok sasaran bayi di bawah dua tahun (baduta) stunting dan ibu hamil dengan KEK (Kekurangan Energi Kronik).

Kegiatan half day ini juga difasilitasi oleh Irwanto Koordinator Bidang Latbang BKKBN yang memandu untuk memetakan peran dari masing-masing stakeholder dalam konvergensi stunting.(eca)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya