PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — WWF Sumatera bersama Koalisi Masyarakat Peduli Sungai Peringati Hari Sungai peringati Hari Sungai yang jatuh pada 27 Juli. Acara digelar di Rumah Singgah Tuan Kadi, Senapelan, Pekanbaru. Peringatan hari sungai sendiri sudah ditetapkan sejak 2011.
Rangkaian acara terdiri dari camp ground, penurunan banner 30 meter x 12 meter di bawah Jembatan Siak III bertuliskan “Sungai Urat Nadi Kehidupan Bangsa”, lomba mewarnai anak SD, diskusi sungai, bagi-bagi tumbir kepada warga sekitar, serta gotong royong bersihkan sungai.
Stakeholder Engagement WWF Central Sumatera, Ratna Dewi menyampaikan, tujuan acara untuk mengajak seluruh lapisan masyarakat peduli terhadap sungai. Jadi, katanya, tidak hanya masyarakat sekitar sungai yang peduli dengan sungai namun masyarakat yang tinggal di seluruh bumi harus peduli terhadap sungai dan kembali pada sungai.
“Jika kata Pak Jokowi kita puluhan atau ratusan tahun memunggungi lautan maka begitu sebaliknya kita pun sudah ratusan tahun memunggungi daratan. Seperti yang kita tahu peradaban besar tumbuh di tepi sungai,” sebutnya.
Pun katanya, berbeda dengan provinsi lain, Riau terdiri dari empat sungai besar di antaranya Sungai Kampar, Indragiri, Rokan dan Siak.
“Dua sungai sudah ditetapkan dalam kondisi kritis termasuk Sungai Siak yang sudah ditetapkan kritis oleh pemerintah yaitu Kementerian Lingkungan Hidup sejak tahun 2012. Perlu bersama sama untuk memulihkannya dan menjadikannya sebagai ibu,” imbuhnya. Lebih lanjut, kami mendukung program Riau Hijau yang ditetapkan oleh pemerintahan baru gubernur Riau untuk kegiatan konservasi terhadap alam.
Secara makna Riau sendiri artinya sungai. Riau pun disebut sebagai lokasi.
Lalu, pada rangkaian diskusi Sungaimu Rumahku adalah tema yang dipilih khusus di Riau. Pemantik Zainul Ikhwan dan Moderator Azan Zuhri dari WWF Poreskrem.
Dalam diskusinya Azan Zuhri menyampaikan bentuk dukungan moral kepada Gubri dan jajarannya. Harapannya bisa memgubah cara pandang dan hati nurani. “Atas nama masyarakat peduli sungai ada di Pekanbaru yang sifatnya melakukan perubahan untuk Sungai Siak,” ucapnya.
Selanjutnya Zainul Ikhwan dari Wan Adventure ucapkan terdapat dua makna peringatan yaitu pertama, 27 juli sebagai hari peringatan atau perayaan sungai dengan diskusi menurunkan banner 30 meter x 12 meter, lomba mewarnai, pagelaran seni tradisional dari penjaga sungai. Kedua, sebagai warning kepada yang masih hidup di permukaan bumi khususnya Riau.
Kemudian, duduk di sini untuk membuat komitmen, rumusan kepada pemerintah. Katanya, peduli sungai tidak harus tanggung jawab masyarakat di sungai. Masyarakat yang tinggal ratusan km pun harus tanggung jawab. Tidak hanya tentang plastik namun sampah lainnya.
Dari hasil diskusi di dapat judul “Deklarasi Balek ke Riau”, isi deklarasi: Pertama, sungai sebagai peradaban manusia yang akan diwariskan ke anak cucu merupakan sumber kehidupan, maka seluruh masyarakat di Provinsi Riau harus melestarikan sungai. Kedua, sungai salahsatu sebagai indikator sebagai Riau hijau.(*3)