Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Ruangan Hemodialisa RSUD Arifin Achmad Resmi Beroperasi

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Provinsi Riau sekarang telah dilengkapi ruangan khusus guna melayani pasien cuci darah atau sering disebut juga hemodialisa. Tambahan pelayanan fasilitas sendiri telah diresmikan pada Jumat (25/10) dengan dilakukan pemotongan pita dan penandatangan prasasti oleh Gubernur Riau H Syamsuar dan Direktur RSUD Arifin Achmad Riau dr H Nuzelly Husnedi MARS.

 

Dalam sambutannya Nuzelly mengatakan, saat ini RSUD telah memiliki 20 mesin terbaru untuk layanan cuci darah yang bisa dimanfaatkan bagi pasien dari seluruh Provinsi Riau. Dengan adanya ruangan ini diharapkan pelayanan yang diberikan RSUD sebagai pusat rujukan akan menjadi lebih baik lagi ke depannya.

"Alhamdulillah perkembangannya semakin baik. Sesuai komitmen kami untuk memberikan pelayanan yang maksimal guna menjadikan RSUD sebagai pusat pelayanan ginjal dan cuci darah di Riau," katanya.

Untuk mewujudkan itu, kata dia, pihaknya bahkan membentuk tim ginjal terpadu yang melibatkan berbagai keahlian seperti ahli bedah urologi, ahli bedah vaskuler, ahli penyakit dalam, ahli anak, ahli gizi, dan berbagai keahlian penunjang lainnya. Ke depannya para ahli yang tergabung dalam tim ini yang bakal mengembangkan hasil kajian ilmiah untuk ilmu kesehatan.

Baca Juga:  PPKM Mikro Diperketat, Masyarakat Jangan Panik

"Layanan ini diharapkan bisa menjadi acuan bagi rumah sakit lainnya yang ada di Riau. Pastinya jumlah mesin yang ada ke depannya dapat ditambah sesuai kebutuhannya. Selain itu, kami juga mempersiapkan satu ruangan VIP yang jadwal cuci darahnya bisa menyesuaikan dan tidak mengganggu kesibukan rutin pasien," tambahnya.

Kepala Unit Hemodialisa yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Ginjal Terpadu RSUD Arifin Achmad, dr Rayendra SpPD KGH menyampaikan penyakit ginjal kronis merupakan penyakit yang global di tengah masyarakat. Hasil riset pada 2013 lalu, sebanyak 12,5 persen penduduk dunia mengalami menderita penyakit ginjal kronis.

"Di Riau jumlah penduduknya kurang lebih ada 6,8 juta jiwa. Jika diciutkan berarti ada sekitar 800 ribu jiwa yang menderita penyakit ini. Dari total tersebut yang melakukan pengobatan hanya sekitar 2-5 persen saja," kata Dr Rayendra.

Lanjut Dr Rayendra, di antara pasien penyakit ginjal kronis beberapa dari mereka sudah mengalami terminal yang memerlukan pengobatan sebagai pengganti ginjal, seperti cuci darah. Sementara di Riau hanya ada sekitar 30 tempat cuci darah dengan pasien hingga ribuan orang.

Baca Juga:  Pustaka Keliling Edukasi Warga 

"Artinya masih banyak masyatakat yang belum terdeteksi mengalami penyakiy ginjal. Perlu ada sosialisasi dan survei agar jumlah yang terdeteksi ini bisa ditangani secepatnya. Mudah-mudahan apa yang kami resmikan hari ini dapat memberikan manfaat dan solusi permaslaahn kesehatan di Riau," jelasnya.

Hadir dalam peresmian itu, Gubernur Riau Syamsuar menyampaikan dukungan Pemerintah Provinsi Riau atas peresmian pelayanan hemodialisa. Semoga apa yang telah dipersiapkan dapat dilaksanakan dengan cepat, berikan layanan terbaik sehingga memuaskan pasien yang berobat.

"Semoga menjadi amal ibadah, karena banyak dengar masyarakat kekurangan alat cuci darah. Dengan adanya alat cuci darah di RSUD, maka masyarakat bisa mendapat informasi dan berobat di sini pula," jelasnya.

Ia juga mengingatkan agar RS tidak hanya mempersiapkan peralatan canggih dan dokter yang hebat. Kesuksesan suatu RS juga dilihat dari pelayanan kepada pasiennya. "Itu salah satu kuncinya. Dengan harapan dokter, perawat, petugas kesehatan hingga petugas bank sampah lainnya dapat memberikan pelayanan terbaiknya. Melayani orang sakit pastinya harus sabar," tutupnya. (*1)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Provinsi Riau sekarang telah dilengkapi ruangan khusus guna melayani pasien cuci darah atau sering disebut juga hemodialisa. Tambahan pelayanan fasilitas sendiri telah diresmikan pada Jumat (25/10) dengan dilakukan pemotongan pita dan penandatangan prasasti oleh Gubernur Riau H Syamsuar dan Direktur RSUD Arifin Achmad Riau dr H Nuzelly Husnedi MARS.

 

- Advertisement -

Dalam sambutannya Nuzelly mengatakan, saat ini RSUD telah memiliki 20 mesin terbaru untuk layanan cuci darah yang bisa dimanfaatkan bagi pasien dari seluruh Provinsi Riau. Dengan adanya ruangan ini diharapkan pelayanan yang diberikan RSUD sebagai pusat rujukan akan menjadi lebih baik lagi ke depannya.

"Alhamdulillah perkembangannya semakin baik. Sesuai komitmen kami untuk memberikan pelayanan yang maksimal guna menjadikan RSUD sebagai pusat pelayanan ginjal dan cuci darah di Riau," katanya.

- Advertisement -

Untuk mewujudkan itu, kata dia, pihaknya bahkan membentuk tim ginjal terpadu yang melibatkan berbagai keahlian seperti ahli bedah urologi, ahli bedah vaskuler, ahli penyakit dalam, ahli anak, ahli gizi, dan berbagai keahlian penunjang lainnya. Ke depannya para ahli yang tergabung dalam tim ini yang bakal mengembangkan hasil kajian ilmiah untuk ilmu kesehatan.

Baca Juga:  Dalami Penyebab Kematian Dimas Fernanda

"Layanan ini diharapkan bisa menjadi acuan bagi rumah sakit lainnya yang ada di Riau. Pastinya jumlah mesin yang ada ke depannya dapat ditambah sesuai kebutuhannya. Selain itu, kami juga mempersiapkan satu ruangan VIP yang jadwal cuci darahnya bisa menyesuaikan dan tidak mengganggu kesibukan rutin pasien," tambahnya.

Kepala Unit Hemodialisa yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Ginjal Terpadu RSUD Arifin Achmad, dr Rayendra SpPD KGH menyampaikan penyakit ginjal kronis merupakan penyakit yang global di tengah masyarakat. Hasil riset pada 2013 lalu, sebanyak 12,5 persen penduduk dunia mengalami menderita penyakit ginjal kronis.

"Di Riau jumlah penduduknya kurang lebih ada 6,8 juta jiwa. Jika diciutkan berarti ada sekitar 800 ribu jiwa yang menderita penyakit ini. Dari total tersebut yang melakukan pengobatan hanya sekitar 2-5 persen saja," kata Dr Rayendra.

Lanjut Dr Rayendra, di antara pasien penyakit ginjal kronis beberapa dari mereka sudah mengalami terminal yang memerlukan pengobatan sebagai pengganti ginjal, seperti cuci darah. Sementara di Riau hanya ada sekitar 30 tempat cuci darah dengan pasien hingga ribuan orang.

Baca Juga:  Harapkan Masyarakat Isolasi Mandiri dengan Benar

"Artinya masih banyak masyatakat yang belum terdeteksi mengalami penyakiy ginjal. Perlu ada sosialisasi dan survei agar jumlah yang terdeteksi ini bisa ditangani secepatnya. Mudah-mudahan apa yang kami resmikan hari ini dapat memberikan manfaat dan solusi permaslaahn kesehatan di Riau," jelasnya.

Hadir dalam peresmian itu, Gubernur Riau Syamsuar menyampaikan dukungan Pemerintah Provinsi Riau atas peresmian pelayanan hemodialisa. Semoga apa yang telah dipersiapkan dapat dilaksanakan dengan cepat, berikan layanan terbaik sehingga memuaskan pasien yang berobat.

"Semoga menjadi amal ibadah, karena banyak dengar masyarakat kekurangan alat cuci darah. Dengan adanya alat cuci darah di RSUD, maka masyarakat bisa mendapat informasi dan berobat di sini pula," jelasnya.

Ia juga mengingatkan agar RS tidak hanya mempersiapkan peralatan canggih dan dokter yang hebat. Kesuksesan suatu RS juga dilihat dari pelayanan kepada pasiennya. "Itu salah satu kuncinya. Dengan harapan dokter, perawat, petugas kesehatan hingga petugas bank sampah lainnya dapat memberikan pelayanan terbaiknya. Melayani orang sakit pastinya harus sabar," tutupnya. (*1)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari