PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Kekayaan Intelektual berpotensi mengangkat perekonomian daerah. Utamanya, Kekayaan Intelektual Indikasi Geografis.
Hal ini disampaikan Kepala Kanwil Kemenkumham Riau Budi Argap Situngkir pada sosialisasi yang digelar untuk memperingati Hari Kekayaan Intelektual Dunia di salah satu hotel di Pekanbaru, Kamis (25/4).
Argap menyebutkan, Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual menetapkan tahun ini sebagai tahun Indikasi Geografis dengan program utama mengedukasi masyarakat mengenai terkait potensinya sangat besar di masa yang akan datang.
“Kita ini semua tahu mengenai Kekayaan Intelektual, tapi sering tidak mengetahui potensi ekonomi yang terdapat di dalamnya. Khususnya Indikasi Geografis, masyarakat di daerah utamanya. Padahal jika kita bisa mendaftarkan Indikasi Geografis ini, keuntungannya bisa dirasakan bukan hanya perseorangan, tapi bisa seluruh masyarakat yang tinggal di wilayah geografis tersebut,” ujar Argap.
Argap berpesan kepada seluruh peserta sosialisasi untuk peduli terhadap potensi Kekayaan Intelektual di daerah masing-masing. Tentunya terkait potensi Indikasi Geografis.
Saat ini Kemenkumham Riau bekerja sama dengan beberapa pemerintah daerah sedang merampung pendaftaran Beras Penyalai, Kopi Talang Mamak hingga Nanas Madu sebagai Kekayaan Intelektual Indikasi Georgrafis.
“Kita berharap seluruh lapisan masyarakat dapat peduli dengan hal ini, termasuk pemerintah daerah. Kemenkumham akan hadir membantu dengan seluruh tenaga. Harapannya masyarakat paham, masyarakat peduli dan masyarakat mendapatkan manfaat dari potensi Kekayaan Intelektual ini,” sebut Argap.
Sosialisasi ini diikuti berbagai lapisan masyarakat, pemerintah maupun pelaku UMKM yang sering bersinggungan dengan potensi Indikasi Geografis dalam setiap kegiatannya.
Turut hadir saat sosialisasi, Kepala Divisi Administrasi Johan Manurung, Kepala Divisi Pemasyarakatan Muhammad Ali Syeh Banna dan sejumlah pejabat Kemenkumham Riau lainnya.(gem)
Laporan HENDRAWAN KARIMAN, Pekanbaru