Minggu, 29 Juni 2025
spot_img

MUI Haramkan Jual-Beli Darah

KOTA (RIAUPOS.CO) — Terjadinya praktik jual-beli darah dimana pendonor meminta secara khusus untuk dibayar oleh penerima atau keluarga penerima, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Pekanbaru menegaskan jika hal tersebut tidak boleh dilakukan apapun alasannya.

Hal ini diungkapkan oleh Sekretaris MUI Kota Pekanbaru Dr H Hasyim SPdi MA. Ia juga menjelaskan donor darah seharusnya dilakukan dengan azas tolong-menolong dan ikhlas. "Secara hukum agama, jual-beli darah tidak ada dalam agama," kata Hasyim, beberapa waktu lalu.

Hasyim menyampaikan, pendonor tidak boleh meminta imbalan kepada penerima darah atau dalam kata lain menjual darahnya dengan harga tertentu. Kendati demikian, pendonor boleh menerima imbalan andaikan penerima donot darah memberikan sesuatu sebagai bentuk terima kasih.

Baca Juga:  Bentuk Tim Tertibkan Parkir Liar

"Kalau dijual tak boleh, haram. Tapi kalau akadnya dari yang diberi sekadar untuk terima kasih, itu nggak masalah," ujar Hasyim. Hasyim menuturkan, andai jual-beli darah itu diperbolehkan, dikhawatirkan tidak ada lagi yang ikhlas mendonorkan darah.(*2)

KOTA (RIAUPOS.CO) — Terjadinya praktik jual-beli darah dimana pendonor meminta secara khusus untuk dibayar oleh penerima atau keluarga penerima, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Pekanbaru menegaskan jika hal tersebut tidak boleh dilakukan apapun alasannya.

Hal ini diungkapkan oleh Sekretaris MUI Kota Pekanbaru Dr H Hasyim SPdi MA. Ia juga menjelaskan donor darah seharusnya dilakukan dengan azas tolong-menolong dan ikhlas. "Secara hukum agama, jual-beli darah tidak ada dalam agama," kata Hasyim, beberapa waktu lalu.

Hasyim menyampaikan, pendonor tidak boleh meminta imbalan kepada penerima darah atau dalam kata lain menjual darahnya dengan harga tertentu. Kendati demikian, pendonor boleh menerima imbalan andaikan penerima donot darah memberikan sesuatu sebagai bentuk terima kasih.

Baca Juga:  Truk Odol Kembali Jadi Sorotan

"Kalau dijual tak boleh, haram. Tapi kalau akadnya dari yang diberi sekadar untuk terima kasih, itu nggak masalah," ujar Hasyim. Hasyim menuturkan, andai jual-beli darah itu diperbolehkan, dikhawatirkan tidak ada lagi yang ikhlas mendonorkan darah.(*2)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

KOTA (RIAUPOS.CO) — Terjadinya praktik jual-beli darah dimana pendonor meminta secara khusus untuk dibayar oleh penerima atau keluarga penerima, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Pekanbaru menegaskan jika hal tersebut tidak boleh dilakukan apapun alasannya.

Hal ini diungkapkan oleh Sekretaris MUI Kota Pekanbaru Dr H Hasyim SPdi MA. Ia juga menjelaskan donor darah seharusnya dilakukan dengan azas tolong-menolong dan ikhlas. "Secara hukum agama, jual-beli darah tidak ada dalam agama," kata Hasyim, beberapa waktu lalu.

Hasyim menyampaikan, pendonor tidak boleh meminta imbalan kepada penerima darah atau dalam kata lain menjual darahnya dengan harga tertentu. Kendati demikian, pendonor boleh menerima imbalan andaikan penerima donot darah memberikan sesuatu sebagai bentuk terima kasih.

Baca Juga:  Baliho Setia Bersama Jokowi Bertebaran

"Kalau dijual tak boleh, haram. Tapi kalau akadnya dari yang diberi sekadar untuk terima kasih, itu nggak masalah," ujar Hasyim. Hasyim menuturkan, andai jual-beli darah itu diperbolehkan, dikhawatirkan tidak ada lagi yang ikhlas mendonorkan darah.(*2)

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari