Kamis, 4 Juli 2024

Tiga Tahun Syamsuar-Edy, 14 Juta Wisatawan Melancong ke Riau

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Sepanjang 2019 hingga 2021 atau tiga tahun kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur Riau Syamsuar-Edy Natar Nasution, sebanyak 14.196.274 wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara telah berkunjung ke Bumi Lancang Kuning.

Capaian angka tersebut juga dibarengi dengan kegiatan pembinaan dan pelatihan sumber daya manusia (SDM) pariwisata dan ekonomi kreatif. Di tahun 2019 hingga 2021, Pemprov Riau melalui Dinas Pariwisata telah melaksanakan pembinaan dan pelatihan kepada 2.118 SDM pariwisata.

- Advertisement -

Dinas Pariwisata (Dispar) Riau mencatat, pada 2019 Pemprov Riau telah membina dan melatih 1.266 peserta. Tahun 2020 ada 230 peserta, dan 2021 melibatkan 622 peserta. Pada kurun waktu 3 tahun ini Pemprov Riau juga telah memfasilitasi 1.308 pelaku usaha untuk mendapat sertifikasi halal. Dengan rincian, pada 2019 sebanyak 506 peserta, 2020 tercatat 385 peserta, dan 2021 diikuti 417 peserta.

Data Dispar Riau juga menyebutkan, jumlah wisatawan mancanegara tercatat 44.436 jiwa pada tahun 2021. Lalu 67.833 jiwa di tahun 2020 dan 145.565 jiwa pada 2019. Selanjutnya, untuk jumlah kunjungan wisatawan nusantara sebanyak 4.636.018 jiwa sampai November 2021 lalu, 2.384.032 jiwa 2020 lalu, dan 6.918.390 jiwa pada 2019 lalu. Sedangkan untuk lama tinggal, wisatawan mancanegara rata-rata 4,34 hari pada 2021, lalu 4,13 hari pada 2020, dan 3,46 hari pada 2019. Kemudian, untuk lama tinggal wisatawan nusantara rata-rata 1,59 hari di 2021, kemudian 1,75 hari pada 2020, dan 4,34 hari pada 2019.

"Tentu Pemprov Riau terus berupaya meningkatkan daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Riau meskipun di tengah pandemi Covid-19 ini sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Majunya pariwisata diharapkan dapat mendorong meningkatnya perekonomian masyarakat kita,"ucap Gubernur Riau Syamsuar, Selasa (22/3).

- Advertisement -

Dalam upaya meningkatkan daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Riau, Pemprov Riau pada masa kepemimpinan Syamsuar-Edy Natar telah menjalankan empat program pengembangan pembangunan dan pelestarian pariwisata di Riau. Adapun empat pengembangan program tersebut, yaitu pertama pengembangan destinasi melalui peningkatan aksesibilitas dan konektivitas ke destinasi wisata melalui pembangunan jalan Lubuk Agung-Batu Sasak batas Sumbar.

Baca Juga:  Soal Pengungsi, Pemko Diminta Tegas

Kemudian Jalan Simpang Muara Takus-Dusun Batas, peningkatan Jalan Simpang Beringin-Meredan Simpang Buatan, Jalan Simpang Bunut (DAK), Jalan Teluk Meranti, dan pembangunan Pengaman Pantai Tanjung Lapin Rupat Utara (PUPR). Tidak hanya itu, juga dilakukan pembentukan Ranperda RIPPARPROV, pembinaan homestay dan pengelola destinasi, penyusunan masterplan/DED (DED kawasan Candi Muara Takus, DED Kawasan Makam Raja Duduk Naihubu dan Jirat Sultan Pora). Selanjutnya, DED Kawasan Makam Tuan Guru Syekh Abdurrahman Shiddiq Al Banjari, Kajian Study Analisa Potensi Kawasan Danau Betung), updating database destinasi wisata serta menjamin keamanan dan kenyamanan pariwisata (Penerapan Aplikasi PeduliLindungi).

Adapun kegiatan melalui alokasi dukungan dari APBN untuk sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Riau pada 2019 adalah: pertama, peningkatan kapasitas SDM pariwisata berjumlah 660 orang. Kedua, dukungan penyelenggaraan event pariwisata meliputi Festival Bono, Festival Bakar Tongkang, dan Festival Pacu Jalur.

Sementara pada 2020, pertama, penerimaan sertifikat CHSE terhadap 201 pelaku usaha. Kedua, pelaksanaan program BISA (Bersih Indah Sehat Aman) oleh Kemenparekraf berupa perlengkapan protokol kesehatan & alat kebersihan di 5 destinasi wisata pada 3 kabupaten/kota. Ketiga, pelaksanaan program Balasa (Bantuan Lauk Siap Saji) dari Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif RI untuk pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif pada masa pandemi Covid-19 sejumlah 6.243 paket. Keempat, dukungan penyelenggaraan event Pariwisata Perang Air (Ciancui). Kelima, program penelitian dalam rangka penetapan roadmap ekonomi kreatif unggulan Provinsi Riau 2020.

Pada 2021, pertama, pendampingan desa wisata terhadap Desa Sentajo, Kabupaten Kuantan Singingi dan Desa Koto Masjid, Kabupaten Kampar. Kedua, penerimaan sertifikat CHSE terhadap 192 pelaku usaha. Ketiga, penerimaan bantuan homestay untuk Desa Batu Tilam sejumlah 15 unit dari Kementerian Desa. Keempat, dukungan penyelenggaraan event pariwisata meliputi event Kenduri Riau dan Festival Pantai Rupat & Running 10K.

Salain itu, program kegiatan penunjang pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif yang telah dilakukan Dinas Pariwisata provinsi Riau adalah: Tahun 2019; pertama, pemetaan zona wisata halal, Kedua, pembentukan dan pengukuhan Badan Riau Creative Network (BRCN). Tahun 2020; pertama, penyusunan rencana induk pengembangan pariwisata daerah. Kedua, focus group discuccion dengan pelaku ekonomi kreatif oleh BRCN. Tahun 2021; pertama, Ranperda RIPPARPROV Riau. Kedua, pembentukan dan pengukuhan Komisi Film Riau. Ketiga, launching aplikasi Jendela Informasi Pariwisata Riau (Jemari). Keempat, lomba fotografi dan film pendek. Kelima, tuan rumah Indonesian Creative Cities Festival. Keenam, pengembangan bisnis ekonomi kreatif 12 kabupaten/kota oleh BRCN.

Baca Juga:  Parkir Liar dan PKL Kembali Marak 

Sementara itu dalam pencapaian prestasi sepanjang 2019 hingga 2021 sektor pariwisata di Riau menyumbangkan sejumlah prestasi yaitu: 2019; pertama, parade lagu dan tari daerah nasional (5 kategori dan juara terbaik). Kedua, dataran tinggi terpopuler Bukit Suligi Rohul (juara I). Ketiga, festival budaya terpopuler Sampan Leper Inhil (juara III). Keempat, tujuan wisata baru terpopuler  Tepian Bandar  Sungai Jantan Siak (juara III). Kelima, surga tersembunyi terpopuler Gulamo Kampar (juara II). Keenam, makanan tradisional terpopuler kue ketan talam durian Pekanbaru (juara II).

Sementara itu pencapaian prestasi tahun 2020; pertama, brand wisata terpopuler Riau the Homeland of Melayu (juara I). Kedua, atraksi budaya terpopuler, Bakoba Rokan Hulu (juara III). Ketiga, promosi pariwisata digital terpopuler Pelalawan (juara I). Keempat, minuman tradisional terpopuler Air Mata Bejando Pelalawan (juara III). Kelima, ekowisata terpopuler Mangrove Banglas Meranti (juara II). Keenam, surga tersembunyi terpopuler Air terjun Batu Tilam Kampar (juara II).

Sementara itu pencapaian prestasi tahun 2021; pertama, anugerah Desa Wisata Kampung Patin, Desa Koto Masjid, Kabupaten Kampar. Kedua, suvenir desa wisata terbaik (juara I). Ketiga, HAKI tanjak. Keempat, promosi pariwisata digtal terbaik (instagram @pariwisata.riau/juara I). Kelima, minuman tradisional terbaik kopi liberika meranti (juara I). Keenam, wisata air terbaik Arung Sungai Kopi Kampar (juara II). Ketujuh, kampung adat terbaik (Desa Sentajo Kuansing (juara II). Kedelapan, destinasi kreatif terbaik Asia Farm Pekanbaru (juara II). Kesembilan, cendera mata terbaik Batik Bono Pelalawan.(juara II).(adv/sol)

 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Sepanjang 2019 hingga 2021 atau tiga tahun kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur Riau Syamsuar-Edy Natar Nasution, sebanyak 14.196.274 wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara telah berkunjung ke Bumi Lancang Kuning.

Capaian angka tersebut juga dibarengi dengan kegiatan pembinaan dan pelatihan sumber daya manusia (SDM) pariwisata dan ekonomi kreatif. Di tahun 2019 hingga 2021, Pemprov Riau melalui Dinas Pariwisata telah melaksanakan pembinaan dan pelatihan kepada 2.118 SDM pariwisata.

Dinas Pariwisata (Dispar) Riau mencatat, pada 2019 Pemprov Riau telah membina dan melatih 1.266 peserta. Tahun 2020 ada 230 peserta, dan 2021 melibatkan 622 peserta. Pada kurun waktu 3 tahun ini Pemprov Riau juga telah memfasilitasi 1.308 pelaku usaha untuk mendapat sertifikasi halal. Dengan rincian, pada 2019 sebanyak 506 peserta, 2020 tercatat 385 peserta, dan 2021 diikuti 417 peserta.

Data Dispar Riau juga menyebutkan, jumlah wisatawan mancanegara tercatat 44.436 jiwa pada tahun 2021. Lalu 67.833 jiwa di tahun 2020 dan 145.565 jiwa pada 2019. Selanjutnya, untuk jumlah kunjungan wisatawan nusantara sebanyak 4.636.018 jiwa sampai November 2021 lalu, 2.384.032 jiwa 2020 lalu, dan 6.918.390 jiwa pada 2019 lalu. Sedangkan untuk lama tinggal, wisatawan mancanegara rata-rata 4,34 hari pada 2021, lalu 4,13 hari pada 2020, dan 3,46 hari pada 2019. Kemudian, untuk lama tinggal wisatawan nusantara rata-rata 1,59 hari di 2021, kemudian 1,75 hari pada 2020, dan 4,34 hari pada 2019.

"Tentu Pemprov Riau terus berupaya meningkatkan daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Riau meskipun di tengah pandemi Covid-19 ini sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Majunya pariwisata diharapkan dapat mendorong meningkatnya perekonomian masyarakat kita,"ucap Gubernur Riau Syamsuar, Selasa (22/3).

Dalam upaya meningkatkan daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Riau, Pemprov Riau pada masa kepemimpinan Syamsuar-Edy Natar telah menjalankan empat program pengembangan pembangunan dan pelestarian pariwisata di Riau. Adapun empat pengembangan program tersebut, yaitu pertama pengembangan destinasi melalui peningkatan aksesibilitas dan konektivitas ke destinasi wisata melalui pembangunan jalan Lubuk Agung-Batu Sasak batas Sumbar.

Baca Juga:  BBPOM Serahkan Berkas Mi Berformalin

Kemudian Jalan Simpang Muara Takus-Dusun Batas, peningkatan Jalan Simpang Beringin-Meredan Simpang Buatan, Jalan Simpang Bunut (DAK), Jalan Teluk Meranti, dan pembangunan Pengaman Pantai Tanjung Lapin Rupat Utara (PUPR). Tidak hanya itu, juga dilakukan pembentukan Ranperda RIPPARPROV, pembinaan homestay dan pengelola destinasi, penyusunan masterplan/DED (DED kawasan Candi Muara Takus, DED Kawasan Makam Raja Duduk Naihubu dan Jirat Sultan Pora). Selanjutnya, DED Kawasan Makam Tuan Guru Syekh Abdurrahman Shiddiq Al Banjari, Kajian Study Analisa Potensi Kawasan Danau Betung), updating database destinasi wisata serta menjamin keamanan dan kenyamanan pariwisata (Penerapan Aplikasi PeduliLindungi).

Adapun kegiatan melalui alokasi dukungan dari APBN untuk sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Riau pada 2019 adalah: pertama, peningkatan kapasitas SDM pariwisata berjumlah 660 orang. Kedua, dukungan penyelenggaraan event pariwisata meliputi Festival Bono, Festival Bakar Tongkang, dan Festival Pacu Jalur.

Sementara pada 2020, pertama, penerimaan sertifikat CHSE terhadap 201 pelaku usaha. Kedua, pelaksanaan program BISA (Bersih Indah Sehat Aman) oleh Kemenparekraf berupa perlengkapan protokol kesehatan & alat kebersihan di 5 destinasi wisata pada 3 kabupaten/kota. Ketiga, pelaksanaan program Balasa (Bantuan Lauk Siap Saji) dari Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif RI untuk pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif pada masa pandemi Covid-19 sejumlah 6.243 paket. Keempat, dukungan penyelenggaraan event Pariwisata Perang Air (Ciancui). Kelima, program penelitian dalam rangka penetapan roadmap ekonomi kreatif unggulan Provinsi Riau 2020.

Pada 2021, pertama, pendampingan desa wisata terhadap Desa Sentajo, Kabupaten Kuantan Singingi dan Desa Koto Masjid, Kabupaten Kampar. Kedua, penerimaan sertifikat CHSE terhadap 192 pelaku usaha. Ketiga, penerimaan bantuan homestay untuk Desa Batu Tilam sejumlah 15 unit dari Kementerian Desa. Keempat, dukungan penyelenggaraan event pariwisata meliputi event Kenduri Riau dan Festival Pantai Rupat & Running 10K.

Salain itu, program kegiatan penunjang pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif yang telah dilakukan Dinas Pariwisata provinsi Riau adalah: Tahun 2019; pertama, pemetaan zona wisata halal, Kedua, pembentukan dan pengukuhan Badan Riau Creative Network (BRCN). Tahun 2020; pertama, penyusunan rencana induk pengembangan pariwisata daerah. Kedua, focus group discuccion dengan pelaku ekonomi kreatif oleh BRCN. Tahun 2021; pertama, Ranperda RIPPARPROV Riau. Kedua, pembentukan dan pengukuhan Komisi Film Riau. Ketiga, launching aplikasi Jendela Informasi Pariwisata Riau (Jemari). Keempat, lomba fotografi dan film pendek. Kelima, tuan rumah Indonesian Creative Cities Festival. Keenam, pengembangan bisnis ekonomi kreatif 12 kabupaten/kota oleh BRCN.

Baca Juga:  Soal Pengungsi, Pemko Diminta Tegas

Sementara itu dalam pencapaian prestasi sepanjang 2019 hingga 2021 sektor pariwisata di Riau menyumbangkan sejumlah prestasi yaitu: 2019; pertama, parade lagu dan tari daerah nasional (5 kategori dan juara terbaik). Kedua, dataran tinggi terpopuler Bukit Suligi Rohul (juara I). Ketiga, festival budaya terpopuler Sampan Leper Inhil (juara III). Keempat, tujuan wisata baru terpopuler  Tepian Bandar  Sungai Jantan Siak (juara III). Kelima, surga tersembunyi terpopuler Gulamo Kampar (juara II). Keenam, makanan tradisional terpopuler kue ketan talam durian Pekanbaru (juara II).

Sementara itu pencapaian prestasi tahun 2020; pertama, brand wisata terpopuler Riau the Homeland of Melayu (juara I). Kedua, atraksi budaya terpopuler, Bakoba Rokan Hulu (juara III). Ketiga, promosi pariwisata digital terpopuler Pelalawan (juara I). Keempat, minuman tradisional terpopuler Air Mata Bejando Pelalawan (juara III). Kelima, ekowisata terpopuler Mangrove Banglas Meranti (juara II). Keenam, surga tersembunyi terpopuler Air terjun Batu Tilam Kampar (juara II).

Sementara itu pencapaian prestasi tahun 2021; pertama, anugerah Desa Wisata Kampung Patin, Desa Koto Masjid, Kabupaten Kampar. Kedua, suvenir desa wisata terbaik (juara I). Ketiga, HAKI tanjak. Keempat, promosi pariwisata digtal terbaik (instagram @pariwisata.riau/juara I). Kelima, minuman tradisional terbaik kopi liberika meranti (juara I). Keenam, wisata air terbaik Arung Sungai Kopi Kampar (juara II). Ketujuh, kampung adat terbaik (Desa Sentajo Kuansing (juara II). Kedelapan, destinasi kreatif terbaik Asia Farm Pekanbaru (juara II). Kesembilan, cendera mata terbaik Batik Bono Pelalawan.(juara II).(adv/sol)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari