Satpol PP Tertibkan Puluhan Tenda

(RIAUPOS.CO) — Puluhan tenda biru yang ada di Stadion Utama Riau, ditertibkan puluhan petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Pekanbaru, Jumat (21/6). Penertiban ini juga berdasarkan keluhan masyarakat yang menilai lokasi itu diduga dijadikan tempat maksiat. 
‘’Kami sudah berulang kali ingatkan. Bahkan lampu yang dipasang pemerintah ini dimatikan,’’ kata Kepala Satpol PP Pekanbaru Agus Pramono saat meninjau lokasi penertiban. 
Dari pengakuan Agus, pihaknya telah menerima banyak laporan terkait lokasi berjualan hingga banyaknya orang mesum di area tersebut. Di daerah itu kursi-kursi berjualan masuk hingga ke semak-semak. ‘’Sudah gelap, banyak orang mesum. Di mobil juga pernah ada. Ini areal pemerintah, tidak boleh,’’ tegasnya. 
Stadion Utama Riau merupakan kebanggaan masyarakat. Namun sayangnya, dimanfaatkan untuk hal-hal yang tidak baik. ‘’Masyarakat mengeluh, Pak Wali (Wali Kota, red) dihujat. Oleh karena itu, saya razia supaya tidak dilakukan lagi,’’ sambungnya. 
Dari pantauan Riau Pos, puluhan pedagang hanya bisa pasrah tenda lokasi berjualan dirobohkan oleh petugas. 
Bahkan, pembeli yang sedang bersantai menikmati pesanan hanya bisa diam. Beberapa di antaranya, memilih untuk pergi, enggan untuk membeli. 
‘’Nanti malam kalau masih dipasang tetap kami ambil. Yang tenda-tenda kami robohkan. Jualan dimana? Cari tempat lain saja,’’ ulangnya. 
Selain di area Stadion Utama Riau, Satpol PP yang menurunkan tiga pleton atau lebih dari 80 personel itu juga melakukan pener­tiban di Jalan HR Soebrantas bersama Camat Tampan Liswarti. Menurutnya, sudah parah, pedagang berjualan hingga ke jalan-jalan membuat sempit dan menyebabkan kemacetan. 
‘’Kami bersihkan juga. Berjualannya berparkir-parkir. Berjualan bukan lagi di trotoar, tapi masuk ke jalan. Saya tinjau, memang benar,’’ lugasnya. 
Mendapati lokasi berjualan dirazia oleh petugas, pasangan suami istri yang berjualan jus di areal Stadion Utama Riau memilih menutup dagangannya. Sebab, takut akan diangkut oleh petugas. 
‘’Sudah tujuh tahun jualan di sini, baru pertama kali ini ada razia. Tidak ada edaran atau pembe­ritahuan sebelumnya,’’ ujar Firman. 
Meski hanya bisa pasrah, Firman mengharap­kan adanya solusi dari pemerintah untuk relokasi tempat berjualan, jika tidak diperbolehkan berjualan di area stadion. 
‘’Cari tempat lain itu susah. Rata-rata pedagang di sini ada pinjaman KUR. Bayar pakai apa nanti,’’ tutupnya.(*1/rnl)

Laporan Marrio Kisaz, Kota
(RIAUPOS.CO) — Puluhan tenda biru yang ada di Stadion Utama Riau, ditertibkan puluhan petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Pekanbaru, Jumat (21/6). Penertiban ini juga berdasarkan keluhan masyarakat yang menilai lokasi itu diduga dijadikan tempat maksiat. 
‘’Kami sudah berulang kali ingatkan. Bahkan lampu yang dipasang pemerintah ini dimatikan,’’ kata Kepala Satpol PP Pekanbaru Agus Pramono saat meninjau lokasi penertiban. 
Dari pengakuan Agus, pihaknya telah menerima banyak laporan terkait lokasi berjualan hingga banyaknya orang mesum di area tersebut. Di daerah itu kursi-kursi berjualan masuk hingga ke semak-semak. ‘’Sudah gelap, banyak orang mesum. Di mobil juga pernah ada. Ini areal pemerintah, tidak boleh,’’ tegasnya. 
Stadion Utama Riau merupakan kebanggaan masyarakat. Namun sayangnya, dimanfaatkan untuk hal-hal yang tidak baik. ‘’Masyarakat mengeluh, Pak Wali (Wali Kota, red) dihujat. Oleh karena itu, saya razia supaya tidak dilakukan lagi,’’ sambungnya. 
Dari pantauan Riau Pos, puluhan pedagang hanya bisa pasrah tenda lokasi berjualan dirobohkan oleh petugas. 
Bahkan, pembeli yang sedang bersantai menikmati pesanan hanya bisa diam. Beberapa di antaranya, memilih untuk pergi, enggan untuk membeli. 
‘’Nanti malam kalau masih dipasang tetap kami ambil. Yang tenda-tenda kami robohkan. Jualan dimana? Cari tempat lain saja,’’ ulangnya. 
Selain di area Stadion Utama Riau, Satpol PP yang menurunkan tiga pleton atau lebih dari 80 personel itu juga melakukan pener­tiban di Jalan HR Soebrantas bersama Camat Tampan Liswarti. Menurutnya, sudah parah, pedagang berjualan hingga ke jalan-jalan membuat sempit dan menyebabkan kemacetan. 
‘’Kami bersihkan juga. Berjualannya berparkir-parkir. Berjualan bukan lagi di trotoar, tapi masuk ke jalan. Saya tinjau, memang benar,’’ lugasnya. 
Mendapati lokasi berjualan dirazia oleh petugas, pasangan suami istri yang berjualan jus di areal Stadion Utama Riau memilih menutup dagangannya. Sebab, takut akan diangkut oleh petugas. 
‘’Sudah tujuh tahun jualan di sini, baru pertama kali ini ada razia. Tidak ada edaran atau pembe­ritahuan sebelumnya,’’ ujar Firman. 
Meski hanya bisa pasrah, Firman mengharap­kan adanya solusi dari pemerintah untuk relokasi tempat berjualan, jika tidak diperbolehkan berjualan di area stadion. 
‘’Cari tempat lain itu susah. Rata-rata pedagang di sini ada pinjaman KUR. Bayar pakai apa nanti,’’ tutupnya.(*1/rnl)

Laporan Marrio Kisaz, Kota
Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya