Sabtu, 27 September 2025
spot_img
spot_img

Pengelolaan Sampah di TPA Tak Maksimal

RUMBAI (RIAUPOS.CO) — Pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Muara Fajar, Rumbai  tak bisa berjalan maksimal. Pasalnya, dari delapan alat berat yang ada, hanya dua yang berfungsi. Sementara, enam lainnya rusak berat.  

Sebelumnya, Ketua Komisi IV DPRD Pekanbaru, Sigit Yuwono, Kamis (17/12) lalu menilai bahwa Pemko Pekanbaru belum sanggup menangani tumpukan sampah yang ada di TPA. Ini berdasarkan inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan ke sana. "Kita sudah sidak ke TPA karena ada masyarakat yang mengadu sampah di sana menumpuk. Truk antre panjang. Itu gara-gara alat pemko rusak. Alatnya cuma ada dua dan satunya rusak," kata dia. 

Tumpukan sampah ini terjadi di tepi jalan masuk TPA. Sedangkan di  bagian tengah TPA masih tampak kosong. "Antrean truk lama menunggu pembongkaran. Makanya pemko harus ada kebijakan jangka panjang dan pendek," jelasnya.

Baca Juga:  Warga Keluhkan Jalan Merpati Sakti: Lubang Besar, Drainase Mati, Minim Lampu

Hanya dua alat yang berfungsi jelas membuat bongkar muat sampah di TPA jadi lambat.  "Alat dipakai satu hari, rusaknya seminggu. Akhirnya menumpuk lagi, ngantre lagi. Alat berat sudah tua, ada delapan unit, tapi yang bagus cuma dua," imbuhnya. 

Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Pekanbaru ketika dikonfirmasi tak menampik memang alat berat yang ada TPA sebagian besar mengalami kerusakan. "Enam sudah mati total sejak 2017 dan 2018. Alat itu ada sejak 2012. Rusak kita perbaiki, rusak lagi hingga rusak total. Tinggal dua.  Dua ini rusak hidup-rusak hidup," jawabnya. 

Diakuinya, hanya dua alat berat yang berfungsi memang menimbulkan kesulitan dalam pengelolaan sampah di TPA. "Yang rusak excavator dan buldozer. Karena rusak terjadi antrean pembuangan di TPA itu. Kita jika terjadi kerusakan alat itu memperbaiki alat dan merental alat supaya tetap berjalan lancar," imbuhnya. 

Baca Juga:  Usai Digusur, PKL Pindah ke Jalur Lambat

Di TPA Muara Fajar rata-rata harian sampah yang masuk antara 700 hingga 800 ton. Agus berjanji, sampah di masyarakat tetap diambil namun ditumpuk dahulu di depan pihak ketiga yang bekerja sama dengan pemko. "Setelah lancar dibuang ke TPA," jelasnya. 

Agar pengelolaan sampah di TPA bisa maksimal, dia menyebut perlu minimal empat alat berat yang berfungsi, yakni dua buldozer dan dua excavator. Untuk tahun 2021, pengajuan pengadaan alat berat baru sudah dilakukan. 

"Tahun 2021 kita sudah ajukan untuk penambahan, excavator dan buldozer. Ini akan didukung dengan memperbaiki dan rental," singkatnya.(yls)

Laporan: M ALI NURMAN (Rumbai)

RUMBAI (RIAUPOS.CO) — Pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Muara Fajar, Rumbai  tak bisa berjalan maksimal. Pasalnya, dari delapan alat berat yang ada, hanya dua yang berfungsi. Sementara, enam lainnya rusak berat.  

Sebelumnya, Ketua Komisi IV DPRD Pekanbaru, Sigit Yuwono, Kamis (17/12) lalu menilai bahwa Pemko Pekanbaru belum sanggup menangani tumpukan sampah yang ada di TPA. Ini berdasarkan inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan ke sana. "Kita sudah sidak ke TPA karena ada masyarakat yang mengadu sampah di sana menumpuk. Truk antre panjang. Itu gara-gara alat pemko rusak. Alatnya cuma ada dua dan satunya rusak," kata dia. 

Tumpukan sampah ini terjadi di tepi jalan masuk TPA. Sedangkan di  bagian tengah TPA masih tampak kosong. "Antrean truk lama menunggu pembongkaran. Makanya pemko harus ada kebijakan jangka panjang dan pendek," jelasnya.

Baca Juga:  Pelanggar Protokol Kesehatan Pilih Sanksi Sosial

Hanya dua alat yang berfungsi jelas membuat bongkar muat sampah di TPA jadi lambat.  "Alat dipakai satu hari, rusaknya seminggu. Akhirnya menumpuk lagi, ngantre lagi. Alat berat sudah tua, ada delapan unit, tapi yang bagus cuma dua," imbuhnya. 

Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Pekanbaru ketika dikonfirmasi tak menampik memang alat berat yang ada TPA sebagian besar mengalami kerusakan. "Enam sudah mati total sejak 2017 dan 2018. Alat itu ada sejak 2012. Rusak kita perbaiki, rusak lagi hingga rusak total. Tinggal dua.  Dua ini rusak hidup-rusak hidup," jawabnya. 

- Advertisement -

Diakuinya, hanya dua alat berat yang berfungsi memang menimbulkan kesulitan dalam pengelolaan sampah di TPA. "Yang rusak excavator dan buldozer. Karena rusak terjadi antrean pembuangan di TPA itu. Kita jika terjadi kerusakan alat itu memperbaiki alat dan merental alat supaya tetap berjalan lancar," imbuhnya. 

Baca Juga:  Usai Digusur, PKL Pindah ke Jalur Lambat

Di TPA Muara Fajar rata-rata harian sampah yang masuk antara 700 hingga 800 ton. Agus berjanji, sampah di masyarakat tetap diambil namun ditumpuk dahulu di depan pihak ketiga yang bekerja sama dengan pemko. "Setelah lancar dibuang ke TPA," jelasnya. 

- Advertisement -

Agar pengelolaan sampah di TPA bisa maksimal, dia menyebut perlu minimal empat alat berat yang berfungsi, yakni dua buldozer dan dua excavator. Untuk tahun 2021, pengajuan pengadaan alat berat baru sudah dilakukan. 

"Tahun 2021 kita sudah ajukan untuk penambahan, excavator dan buldozer. Ini akan didukung dengan memperbaiki dan rental," singkatnya.(yls)

Laporan: M ALI NURMAN (Rumbai)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

RUMBAI (RIAUPOS.CO) — Pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Muara Fajar, Rumbai  tak bisa berjalan maksimal. Pasalnya, dari delapan alat berat yang ada, hanya dua yang berfungsi. Sementara, enam lainnya rusak berat.  

Sebelumnya, Ketua Komisi IV DPRD Pekanbaru, Sigit Yuwono, Kamis (17/12) lalu menilai bahwa Pemko Pekanbaru belum sanggup menangani tumpukan sampah yang ada di TPA. Ini berdasarkan inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan ke sana. "Kita sudah sidak ke TPA karena ada masyarakat yang mengadu sampah di sana menumpuk. Truk antre panjang. Itu gara-gara alat pemko rusak. Alatnya cuma ada dua dan satunya rusak," kata dia. 

Tumpukan sampah ini terjadi di tepi jalan masuk TPA. Sedangkan di  bagian tengah TPA masih tampak kosong. "Antrean truk lama menunggu pembongkaran. Makanya pemko harus ada kebijakan jangka panjang dan pendek," jelasnya.

Baca Juga:  Empat Pengurus FJPI Riau Nyatakan Diri Mundur

Hanya dua alat yang berfungsi jelas membuat bongkar muat sampah di TPA jadi lambat.  "Alat dipakai satu hari, rusaknya seminggu. Akhirnya menumpuk lagi, ngantre lagi. Alat berat sudah tua, ada delapan unit, tapi yang bagus cuma dua," imbuhnya. 

Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Pekanbaru ketika dikonfirmasi tak menampik memang alat berat yang ada TPA sebagian besar mengalami kerusakan. "Enam sudah mati total sejak 2017 dan 2018. Alat itu ada sejak 2012. Rusak kita perbaiki, rusak lagi hingga rusak total. Tinggal dua.  Dua ini rusak hidup-rusak hidup," jawabnya. 

Diakuinya, hanya dua alat berat yang berfungsi memang menimbulkan kesulitan dalam pengelolaan sampah di TPA. "Yang rusak excavator dan buldozer. Karena rusak terjadi antrean pembuangan di TPA itu. Kita jika terjadi kerusakan alat itu memperbaiki alat dan merental alat supaya tetap berjalan lancar," imbuhnya. 

Baca Juga:  Perlu Penambahan Bangunan SMP Negeri yang Baru

Di TPA Muara Fajar rata-rata harian sampah yang masuk antara 700 hingga 800 ton. Agus berjanji, sampah di masyarakat tetap diambil namun ditumpuk dahulu di depan pihak ketiga yang bekerja sama dengan pemko. "Setelah lancar dibuang ke TPA," jelasnya. 

Agar pengelolaan sampah di TPA bisa maksimal, dia menyebut perlu minimal empat alat berat yang berfungsi, yakni dua buldozer dan dua excavator. Untuk tahun 2021, pengajuan pengadaan alat berat baru sudah dilakukan. 

"Tahun 2021 kita sudah ajukan untuk penambahan, excavator dan buldozer. Ini akan didukung dengan memperbaiki dan rental," singkatnya.(yls)

Laporan: M ALI NURMAN (Rumbai)

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari