PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Rektor Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Anwar, Sarang, Rembang, Jawa Tengah Dr KH Abdul Ghofur (Gus Ghofur) mengatakan, negara Indonesia merdeka tak terlepas dari peran dan sumbangsih umat Islam.
Ia menjelaskan, jangan sampai Indonesia yang merdeka dengan peran dan andil umat Islam, terpecah-belah akibat akibat konflik sesama muslim, seharusnya tak perlu terjadi.
Dalam Islam, ujar Gus Ghofur, mencintai kebangsaan (Indonesia) tidak boleh melebihi cintanya kepada agama (risalah keagamaan). Begitu juga sebaliknya. Dua risalah tersebut, keagamaan dan kebangsaan seiring sejalan. Sehingga tak memunculkan sikap fanatik akan sesuatu.
“Nabi Muhammad SAW itu bangga akan (bangsa) Arabnya. Dengan kebanggaannya itu, ia memerdekakan jazirah Arab dari bangsa Romawi, Persia, dan Habasyah di Yaman. Cinta bangsa itu naluriah, namun jangan menjelekkan bangsa lain” ungkap anak ulama kharismatik Nadhlatul Ulama (NU) almarhum KH Maimun Zubair (Mbah Maimun), Kamis, (20/12), di depan ratusan mahasiswa Universitas Lancang Kuning (Unilak) dalam safari pencerahan keempat perguruan tinggi di Pekanbaru.
Gus Ghofur kemudian memberikan contoh, bagaimana umat Islam di Indonesia diminta untuk belajar ke negara-negara muslim di jazirah Arab. Padahal, muslim Arab sendiri ingin mencontoh Indonesia, tanpa ada konflik antar-sesama pemeluk agama Islam.
Senior Ustaz Abdul Somad (UAS) tersebut menjelaskan, persatuan sudah terbentuk saat ini dibingkai dengan sebuah negara bernama Indonesia, modal besar memajukan Islam itu sendiri. Bandingkan dengan di tanah Arab, antara Sunni-Syiah berkonflik, satu negara dengan negara lainnya saling perang, bunuh-membunuh sesama Islam.
“Saya tak paham, seperti apa paham keislaman dan kebangsaan di Timur Tengah. (Mereka) saling bunuh, bom, bahkan teman saya sedang mengajar di masjid, juga dibom di Suriah sana. Mereka itu (Muslim Arab) ingin belajar ke Indonesia, bagaimana bisa akur sesama pemeluk Islam,” tutur lulusan Ilmu Tafsir Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir.
Safari Pencerahan ke empat perguruan tinggi tersebut dimulai sejak Rabu (18/12) , dari Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska), dilanjutkan siangnya ke Universitas Riau (Unri) dan diakhir tausiyah di Pondok Pesantren Dar el Hikmah.
Hari kedua, Kamis pagi, Gus Ghofur memulai pencerahannya ke Universitas Lancang Kuning (Unilak), lalu Universitas Islam Riau (UIR) siangnya, serta diakhiri dialog kebangsaan dengan aktivis organisasi ekstra kampus, seperti PMII, IMM, GMKI, GMNI dan kelompok Cipayung lainnya.
Jumat, (20/12) Gus Ghofur mengisi Maulid Nabi di depan prajurit TNI/Polri, di Masjid Agung An-Nur hingga menjelang Salat Jumat. Usai Salat Jumat, Gus Ghofur beserta rombongan kembali ke Semarang, Jawa Tengah, melalui Jakarta.(dof)