PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Banyak orang akan merasa panik apabila menemukan seseorang yang mengalami henti jantung. Namun sebetulnya, kondisi ini bisa ditangani terlebih dahulu sebelum bantuan medis tiba. Yakni dengan melakukan resuitasi jantung paru (RJP) dengan segera, kepada orang yang mengalami henti jantung.
Sosialisasi inilah yang dilaksanakan sejumlah dokter dari Program Studi (Prodi) Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Unri. Di mana, beberapa waktu lalu melakukan penyuluhan mengenai Basic Life Support di SMA Negeri 1 Pekanbaru.
Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif dr T Arfi Sulaiman SpAn, menuturkan kegiatan sosialisasi di atas lakukan berdasarkan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pada poin ke-3, adalah pengabdian kepada masyarakat.
Dosen FK Unri ini menambahkan, para siswa diberikan wawasan atau pengetahuan tentang bagaimana tanggap terhadap kegawat daruratan dalam bidang kesehatan di lingkungan sekitar masing-masing.
"Tujuan ini didasari dengan sumber data yang di mana tingkat kematian mendadak itu sangat tinggi. Sehingga tim dari Prodi Anestessiologi dan Terapi Intensif FK Unri langsung mengadakan kegiatan ini," ucapnya, Kamis (21/4/2022).
Selain keterlibatan dirinya langsung dalam kegiatan sosialisasi, dirinya juga turut membawa beberapa anggota tim. Yaitu dr Awanda, dr Triade, dr Nusi, dr Faisal, dr Ridho, dr Andi, dr Yori dan dr Aziz yang merupakan PPDS Anestesiologi dan Terapi Intensif FK Unri.
"Kemarin saat sosialisasi di SMAN 1 Pekanbaru diikuti siswa-siswi sekitar 51 orang, dan sangat antusias untuk mengikuti kegiatan ini. Mereka juga mengatakan sangat bersyukur bisa langsung dibimbing seorang ahli anestesi," imbuhnya.
Dirinya juga memastikan kegiatan ini bakal jadi kegiatan rutin yang dilakukan prodi anestesiologi dan terapi intensif FK Unri karena sangat berdampak positif bagi masyarakat luas. Bahkan bukan hanya target sekolah tapi bakal merambat ke berbagai kelompok masyarakat. Seperti grup lari, grup sepeda, grup organisasi masyarakat dan lain lain dengan maksud agar semua mendapat pengetahuan dan tidak panik ketika melihat orang dengan kondisi henti jantung.
Laporan: Afiat Ananda (Pekanbaru)
Editor: Rinaldi