Selasa, 2 Juli 2024

Pedagang Tahu Tak Berani Naikkan Harga

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Kenaikan harga terjadi pada komoditi kacang kedelai impor. Harganya berkisar Rp11.500 per kilogram (kg). Meski harga kacang kedelai yang merupakan bahan baku pembuatan tahu dan tempe itu naik, pedagang tahu dan tempe tak berani menaikkan harga dagangan mereka.

Pantauan Riau Pos, Ahad (20/2) di Pasar Pagi Dupa, sejumlah pedagang tahu dan tempe mengaku mulai membatasi jumlah tahu dan tempe yang mereka jual untuk menghindari kerugian.

- Advertisement -

Untuk ukuran serta harga jual tahu dan tempe sendiri masih berlaku dengan harga lama. Yaitu sekitar Rp3.000 untuk tahu dengan isi 5 potong dan Rp3.000 hingga Rp6. 000 untuk tempe bermerek dan juga tempe daun.

Salah seorang pedagang tempe dan tahu di Pasar Dupa Lastri mengaku, kenaikan harga tahu dan tempe di tingkat pengrajin tahu dan tempe sudah terjadi sejak awal 2022 lalu.

"Modalnya sekarang lebih tinggi. Biasanya kami ambil ke pengrajin tempe dan tahu itu modalnya sekitar Rp50.000 sampai Rp60. 000, tapi sekarang naik Rp10.000 ribu," kata dia.

- Advertisement -
Baca Juga:  Kegiatan Takbiran di Masjid dan Musala Tidak Dilarang

Lastri mengaku, dirinya saat ini belum berani untuk menaikkan harga jual apalagi sampai mengecilkan ukuran tempe dan tahu yang akan dijual kepada konsumen. Pasalnya, saat ini tingkat daya beli masyarakat masih cukup rendah akibat terdampak pandemi Covid-19, sehingga guna menghindari larinya para pelanggan, dirinya hanya bisa mengikhlaskan keuntungan yang didapat berkurang.

"Kami takut kalau dinaikan atau dikecilkan ukurannya malah nggak ada yang mau beli. Jadi ya biar sajalah dulu keuntungan yang kami terima berkurang daripada nggak ada langganan lagi yang belanja ke tempat kami," tuturnya.

Meskipun begitu, ia tetap berharap harga jual tahu dan tempe di tingkat para pengrajin bisa kembali normal atau turun, agar para pedagang dan pembeli masih bisa mendapatkan keuntungan dari tahu dan tempe tersebut.

Baca Juga:  Pemko Didukung Gandeng BWSS

"Tempe sama tahu inikan banyak manfaatnya. Ya sudah pasti banyak yang nyari. Tapi kalau harganya semakin meroket kami pun yang jual tidak mampu. Semoga pemerintah bisa segera mengambil keputusan agar harga jualnya kembali normal lagi," harapnya.

Sementara itu, salah seorang pembeli tempe dan tahu Keke mengaku baru mengetahui adanya kenaikan harga kacang kedelai yang sewaktu-waktu dapat berdampak pada penjualan tempe dan tahu di pasaran.

Dirinya berharap, kedepan harga jual dan ukuran tempe dan tahu tidak dilakukan pengurangan sehingga konsumen tetap bisa menikmati olahan dari kacang kedelai tersebut.

"Semoga nggak naik lah harganya. Takut juga kami kalau sampai harga jual sampai ukurannya dikurangi. Soalnya semua kebutuhan pokok yang lain sudah mahal, kalau tempe dan tahu juga ikutan atau malah ukurannya diperkecil bisa rugi masyarakat," ujarnya.(yls)

Laporan PRAPTI DWI LESTARI, Kora

 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Kenaikan harga terjadi pada komoditi kacang kedelai impor. Harganya berkisar Rp11.500 per kilogram (kg). Meski harga kacang kedelai yang merupakan bahan baku pembuatan tahu dan tempe itu naik, pedagang tahu dan tempe tak berani menaikkan harga dagangan mereka.

Pantauan Riau Pos, Ahad (20/2) di Pasar Pagi Dupa, sejumlah pedagang tahu dan tempe mengaku mulai membatasi jumlah tahu dan tempe yang mereka jual untuk menghindari kerugian.

Untuk ukuran serta harga jual tahu dan tempe sendiri masih berlaku dengan harga lama. Yaitu sekitar Rp3.000 untuk tahu dengan isi 5 potong dan Rp3.000 hingga Rp6. 000 untuk tempe bermerek dan juga tempe daun.

Salah seorang pedagang tempe dan tahu di Pasar Dupa Lastri mengaku, kenaikan harga tahu dan tempe di tingkat pengrajin tahu dan tempe sudah terjadi sejak awal 2022 lalu.

"Modalnya sekarang lebih tinggi. Biasanya kami ambil ke pengrajin tempe dan tahu itu modalnya sekitar Rp50.000 sampai Rp60. 000, tapi sekarang naik Rp10.000 ribu," kata dia.

Baca Juga:  Cuaca Ekstrem, Warga Kota Bertuah Diminta Waspada

Lastri mengaku, dirinya saat ini belum berani untuk menaikkan harga jual apalagi sampai mengecilkan ukuran tempe dan tahu yang akan dijual kepada konsumen. Pasalnya, saat ini tingkat daya beli masyarakat masih cukup rendah akibat terdampak pandemi Covid-19, sehingga guna menghindari larinya para pelanggan, dirinya hanya bisa mengikhlaskan keuntungan yang didapat berkurang.

"Kami takut kalau dinaikan atau dikecilkan ukurannya malah nggak ada yang mau beli. Jadi ya biar sajalah dulu keuntungan yang kami terima berkurang daripada nggak ada langganan lagi yang belanja ke tempat kami," tuturnya.

Meskipun begitu, ia tetap berharap harga jual tahu dan tempe di tingkat para pengrajin bisa kembali normal atau turun, agar para pedagang dan pembeli masih bisa mendapatkan keuntungan dari tahu dan tempe tersebut.

Baca Juga:  Januari, 375 Truk Ditilang

"Tempe sama tahu inikan banyak manfaatnya. Ya sudah pasti banyak yang nyari. Tapi kalau harganya semakin meroket kami pun yang jual tidak mampu. Semoga pemerintah bisa segera mengambil keputusan agar harga jualnya kembali normal lagi," harapnya.

Sementara itu, salah seorang pembeli tempe dan tahu Keke mengaku baru mengetahui adanya kenaikan harga kacang kedelai yang sewaktu-waktu dapat berdampak pada penjualan tempe dan tahu di pasaran.

Dirinya berharap, kedepan harga jual dan ukuran tempe dan tahu tidak dilakukan pengurangan sehingga konsumen tetap bisa menikmati olahan dari kacang kedelai tersebut.

"Semoga nggak naik lah harganya. Takut juga kami kalau sampai harga jual sampai ukurannya dikurangi. Soalnya semua kebutuhan pokok yang lain sudah mahal, kalau tempe dan tahu juga ikutan atau malah ukurannya diperkecil bisa rugi masyarakat," ujarnya.(yls)

Laporan PRAPTI DWI LESTARI, Kora

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari