PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Hingga akhir tahun 2020, masih ada beberapa titik lokasi jalan yang rusak dan dikeluhkan masyarakat. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Pekanbaru mengklaim, perbaikan jalan yang dilakukan sudah 90 persen mencapai target.
Kerusakan jalan Kota Pekanbaru ini bervariasi mulai rusak ringan, sedang hingga rusak berat. Dari total jalan dalam kota, ada 38 persen yang mengalami kerusakan.
Demikian disampaikan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Pekanbaru Indra Pomi Nasution, Selasa (17/11) kemarin. "Saat ini total panjang jalan di dalam Kota Pekanbaru yang menjadi kewenangan pemerintah kota mencapai panjang 2.117 kilometer," katanya.
Indra menyebut, pihaknya sudah memperbaiki jalan hampir 90 persen dari target yang telah ditetapkan yaitu 30.000 meter kubik material. Perbaikan ruas jalan rusak itu dilakukan setiap hari.
Menurutnya, jalan yang paling banyak rusak terdapat di Kecamatan Tampan. Kemudian, ada juga di Kecamatan Payung Sekaki sekitar 18 persen. Lalu, Tenayan Raya 14 persen. Sisanya 1 persen di pusat kota.
Anggaran untuk perbaikan jalan mencapai Rp9 miliar pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2020. Jumlah itu terjadi penurunan sekitar Rp3 miliar dari tahun anggaran 2019. "Perbaikan jalan rusak itu berasal dari dana operasional dan pemeliharaan (OP). Jadi, dana OP itu ada tiga kategori. Pertama, tambal sulam. Kedua, pembukaan jalan baru. Ketiga, pembersihan parit," terangnya.
Indra mengatakan, genangan air pada ruas jalan membuat kondisi jalan cepat rusak. Air menggenangi ruas jalan akibat drainase yang tidak berfungsi optimal. Hal itu kerap terjadi pada ruas jalan yang wilayahnya rawan banjir. "Jadi, tidak hanya jalannya saja. Drainase pada jalan itu juga dinormalisasi. Ada endapan yang menyumbat drainase sehingga air menggenang ke jalan," tutupnya.(yls)
Laporan: m Ali Nurman (PEKANBARU)