- Advertisement -
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – MUSIM hujan seperti saat ini bisa menjadi ujian kesabaran bagi pengendara motor. Apalagi di Kota Pekanbaru banyak genangan di badan jalan kalau sudah turun hujan deras.Seperti yang dialamai Wardi. Siang itu, ia akan keluar rumah untuk suatu keperluan. Meski awan sedang mendung, Wardi yakin tidak akan kehujanan hingga sampai tujuan.
Ia pun mengendarai motor maticnya. Di tengah jalan, hujan tiba-tiba turun. Genangan cukup dalam pun muncul di jalan-jalan yang dilewati Wardi.
- Advertisement -
Karena awalnya pede tidak akan kehujanan, Wardi tidak membawa mantel hujan. Alhasil ia pun kebasahan.
Belum berhenti di sana. Tiba-tiba saja kuda besi atau motor Wardi mati mendadak. Panik, Wardi pun memutuskan untuk pulang ke rumahnya kembali.
Tidak dekat. Ada sekitar dua kilometer jauhnya.
- Advertisement -
Ia pun terpaksa mendorong sepeda motor kesayangannya itu. Keringat dan air hujan mencampur membasahi badan Wardi karena mendorong motornya.
”Alamaaakkkk…!!!. Sial kali hari ini. Sudahlah kehujanan, sepeda motor ngulah lagi. Terpaksa lah mendorong dari simpang empat Jalan Soekarno Hatta sana,” ujar Wardi kepada Jek dan teman-teman saat tiba di rumah.
Jek pun memeriksa motor Wardi. Ternyata perapian pada busi sepeda motor mati.
”Kurasa airnya masuk ke knalpotnya,” tambah temannya lainnya.
Akhirnya, merekap pun berusaha mengeluarkan air dari knalpot.
Setela dibersihkan dengan mencabut busi dan mengeluarkan air dari knalpot, sepeda motor itu pun bisa kembali dihidupkan.(ilo)
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – MUSIM hujan seperti saat ini bisa menjadi ujian kesabaran bagi pengendara motor. Apalagi di Kota Pekanbaru banyak genangan di badan jalan kalau sudah turun hujan deras.Seperti yang dialamai Wardi. Siang itu, ia akan keluar rumah untuk suatu keperluan. Meski awan sedang mendung, Wardi yakin tidak akan kehujanan hingga sampai tujuan.
Ia pun mengendarai motor maticnya. Di tengah jalan, hujan tiba-tiba turun. Genangan cukup dalam pun muncul di jalan-jalan yang dilewati Wardi.
- Advertisement -
Karena awalnya pede tidak akan kehujanan, Wardi tidak membawa mantel hujan. Alhasil ia pun kebasahan.
Belum berhenti di sana. Tiba-tiba saja kuda besi atau motor Wardi mati mendadak. Panik, Wardi pun memutuskan untuk pulang ke rumahnya kembali.
- Advertisement -
Tidak dekat. Ada sekitar dua kilometer jauhnya.
Ia pun terpaksa mendorong sepeda motor kesayangannya itu. Keringat dan air hujan mencampur membasahi badan Wardi karena mendorong motornya.
”Alamaaakkkk…!!!. Sial kali hari ini. Sudahlah kehujanan, sepeda motor ngulah lagi. Terpaksa lah mendorong dari simpang empat Jalan Soekarno Hatta sana,” ujar Wardi kepada Jek dan teman-teman saat tiba di rumah.
Jek pun memeriksa motor Wardi. Ternyata perapian pada busi sepeda motor mati.
”Kurasa airnya masuk ke knalpotnya,” tambah temannya lainnya.
Akhirnya, merekap pun berusaha mengeluarkan air dari knalpot.
Setela dibersihkan dengan mencabut busi dan mengeluarkan air dari knalpot, sepeda motor itu pun bisa kembali dihidupkan.(ilo)