Minggu, 8 September 2024

Peran PKM Dosen dalam Merdeka Belajar dan Pembelajaran

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Tim PKM Politeknik Caltex Riau (PCR) yang diketuai Warnia Nengsih mendapatkan hibah Kemdikbudristek tahun anggaran 2024 dengan tema “‘Transformasi Kurikulum Merdeka, Lompatan Besar dalam Pemulihan Pembelajaran”.

Tim PKM PCR yang beranggotakan Syefrida Yulina dari Prodi Sistem Informasi PCR dan Guslinda dari Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Riau berkomitmen untuk membantu sekolah-sekolah yang belum termasuk dalam program sekolah penggerak untuk menerapkan kurikulum yang fleksibel dan responsif terhadap perkembangan zaman.

Tri Dharma Perguruan Tinggi menjadi fondasi utama dalam melaksanakan misi akademik, yang mencakup pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Pendidikan fokus pada proses pengajaran untuk menciptakan lulusan yang kompeten dan kompetitif.

Sementara itu, penelitian berupaya mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui riset yang inovatif dan relevan. Pengabdian kepada masyarakat, terutama melalui Program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM), memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui program aplikatif yang beragam.

- Advertisement -

Warnia Nengsih mengatakan, kurikulum Merdeka adalah inovasi terbaru dalam sistem pendidikan Indonesia yang bertujuan mempercepat pencapaian tujuan pendidikan nasional. Melalui pendekatan yang lebih interaktif dan relevan, kurikulum ini menawarkan kebebasan bagi satuan pendidikan untuk mengembangkan metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa.

Baca Juga:  Pemda Harus Komitmen Turunkan Angka Stunting

Namun, implementasi kurikulum Merdeka tidaklah mudah. Proses transisi dan implementasi kurikulum ini sangat kompleksitas serta membutuhkan beberapa perubahan dan penyesuaian dalam proses transformasinya.

- Advertisement -

“Diperlukan pendampingan yang tepat agar dapat terlaksana dengan baik. Survei secara acakuntuk sejumlah satuan pendidikan, kenapa masih menggunakan kurikulum lama, atau sudah mulai mengimplementasikan beberapa prinsip kurikulum Merdeka namun belum efektif,” ujar Warnia Nengsih, Rabu (17/7).

Adapun rangkaian kegiatan hibah PKM Kemdikbudristek tahun anggaran 2024 antara lain pembentukan klub literasi dan numerasi dengan harapan inisiasi ini tetap berlanjut dan menjadi wadah untuk penguatan literasi di sekolah  melalui club yang inspiratif dan berbasis komunitas.

Pembentukan Komunitas belajar yang membangun kolaborasi dan pembelajaran bersama bagi guru, launching SI-Events,  SI-Events  (Activities Management System) merupakan sebuah sistem informasi yang mengelola dan mendokumentasikan dan mengelola semua iven, kegiatan dan program di sekolah sehingga lebih terpusat pada satu sistem.

Baca Juga:  Sekko Ajak Sukseskan Merdeka Belajar

Workshop transformasi implementasi kurikulum Merdeka, di antaranya  workshop penyusunan modul ajar, workshop penyusunan kurikulum operasional satuan pendidikan, workshop penguatan profil pelajar Pancasila, workshop pembuatan media ajar interaktif, serta workshop pembelajaran berdiferensiasi. Pendekatan pembelajaran berdiferensiasi yang inklusif, memastikan setiap siswa mendapat perhatian yang tepat sesuai kebutuhannya.

Pembelajaran berdiferensiasi yang mengedepankan bahwa di kelas yang diajarkan tidak semuanya sizenya “M”,  di mana satu ukuran belum tentuk cocok untuk semua. Metode pengajaran untuk memenuhi kebutuhan individual siswa dimana diversitas adalah kekuatan, yang membantu setiap siswa menemukan potensinya.

“Dengan semangat jangan pernah berhenti belajar, karena berhenti belajar berarti berhenti berkembang, kami berharap kontribusi yang diberikan dapat berdampak positif yang signifikan bagi dunia pendidikan di Indonesia,” tutupnya.(hen/c)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Tim PKM Politeknik Caltex Riau (PCR) yang diketuai Warnia Nengsih mendapatkan hibah Kemdikbudristek tahun anggaran 2024 dengan tema “‘Transformasi Kurikulum Merdeka, Lompatan Besar dalam Pemulihan Pembelajaran”.

Tim PKM PCR yang beranggotakan Syefrida Yulina dari Prodi Sistem Informasi PCR dan Guslinda dari Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Riau berkomitmen untuk membantu sekolah-sekolah yang belum termasuk dalam program sekolah penggerak untuk menerapkan kurikulum yang fleksibel dan responsif terhadap perkembangan zaman.

Tri Dharma Perguruan Tinggi menjadi fondasi utama dalam melaksanakan misi akademik, yang mencakup pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Pendidikan fokus pada proses pengajaran untuk menciptakan lulusan yang kompeten dan kompetitif.

Sementara itu, penelitian berupaya mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui riset yang inovatif dan relevan. Pengabdian kepada masyarakat, terutama melalui Program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM), memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui program aplikatif yang beragam.

Warnia Nengsih mengatakan, kurikulum Merdeka adalah inovasi terbaru dalam sistem pendidikan Indonesia yang bertujuan mempercepat pencapaian tujuan pendidikan nasional. Melalui pendekatan yang lebih interaktif dan relevan, kurikulum ini menawarkan kebebasan bagi satuan pendidikan untuk mengembangkan metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa.

Baca Juga:  Operasi Patuh selama Dua Pekan, Serentak di 12 Kabupaten/Kota di Riau

Namun, implementasi kurikulum Merdeka tidaklah mudah. Proses transisi dan implementasi kurikulum ini sangat kompleksitas serta membutuhkan beberapa perubahan dan penyesuaian dalam proses transformasinya.

“Diperlukan pendampingan yang tepat agar dapat terlaksana dengan baik. Survei secara acakuntuk sejumlah satuan pendidikan, kenapa masih menggunakan kurikulum lama, atau sudah mulai mengimplementasikan beberapa prinsip kurikulum Merdeka namun belum efektif,” ujar Warnia Nengsih, Rabu (17/7).

Adapun rangkaian kegiatan hibah PKM Kemdikbudristek tahun anggaran 2024 antara lain pembentukan klub literasi dan numerasi dengan harapan inisiasi ini tetap berlanjut dan menjadi wadah untuk penguatan literasi di sekolah  melalui club yang inspiratif dan berbasis komunitas.

Pembentukan Komunitas belajar yang membangun kolaborasi dan pembelajaran bersama bagi guru, launching SI-Events,  SI-Events  (Activities Management System) merupakan sebuah sistem informasi yang mengelola dan mendokumentasikan dan mengelola semua iven, kegiatan dan program di sekolah sehingga lebih terpusat pada satu sistem.

Baca Juga:  Ratusan Masker Dibagikan untuk Antisipasi Covid-19

Workshop transformasi implementasi kurikulum Merdeka, di antaranya  workshop penyusunan modul ajar, workshop penyusunan kurikulum operasional satuan pendidikan, workshop penguatan profil pelajar Pancasila, workshop pembuatan media ajar interaktif, serta workshop pembelajaran berdiferensiasi. Pendekatan pembelajaran berdiferensiasi yang inklusif, memastikan setiap siswa mendapat perhatian yang tepat sesuai kebutuhannya.

Pembelajaran berdiferensiasi yang mengedepankan bahwa di kelas yang diajarkan tidak semuanya sizenya “M”,  di mana satu ukuran belum tentuk cocok untuk semua. Metode pengajaran untuk memenuhi kebutuhan individual siswa dimana diversitas adalah kekuatan, yang membantu setiap siswa menemukan potensinya.

“Dengan semangat jangan pernah berhenti belajar, karena berhenti belajar berarti berhenti berkembang, kami berharap kontribusi yang diberikan dapat berdampak positif yang signifikan bagi dunia pendidikan di Indonesia,” tutupnya.(hen/c)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari