Kamis, 16 Mei 2024

Irjen Iqbal: Tindak Tegas Oknum yang Bermain

Makin Pedas, Harga Cabai Rp150 Ribu per Kg

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Harga cabai merah makin ‘’pedas’’. Mencekik masyarakat. Cabai merah dari Bukittinggi kini dijual Rp150 ribu per kilogram (kg). Padahal, sehari sebelumnya telah naik dari Rp100 ribu menjadi Rp120 ribu per kg.

Berdasarkan pantauan Riau Pos, Rabu (13/3), kenaikan harga cabai ini terjadi di beberapa pasar tradisional di Riau, seperti di Pekanbaru, Kuantan Singingi, dan Indragiri Hulu. Di Pasar Cik Puan dan  Pasar Lima Puluh Pekanbaru, rata-rata harga bahan pokok seperti cabai merah dari Bukittinggi dijual cukup tinggi yaitu Rp150 ribu per kg.

Yamaha

Sedangkan cabai rawit merah kini juga naik menjadi Rp100 ribu per kg, cabai hijau Rp65 ribu per kg, cabai merah dari Medan dijual Rp120 ribu per kg, cabai merah dari Aceh dijual Rp100 ribu per kg, bawang merah dijual Rp41 ribu per kg, dan bawang putih dijual Rp45 ribu per kg.

Tak hanya itu, sejumlah bahan pokok lainnya seperti ikan sungai dan ikan laut juga tampak kosong di sejumlah pasar tradisional di Kota Pekanbaru. Terpantau hanya beberapa pedagang yang berjualan ikan, namun lebih banyak menjual udang basah, kerang, dan aneka seafood lainnya.

Salah seorang pedagang di Pasar Cik Puan bernama Eka mengaku sudah beberapa hari terakhir harga cabai terus mengalami lonjakan dari para distributor. Alhasil, pedagang yang mendapatkan jatah sekitar 20 kg cabai dari Bukittinggi harus menyesuaikan harga jual kepada konsumen.

- Advertisement -

Menurutnya, lonjakan harga cabai di Kota Pekanbaru saat ini terjadi lantaran banyaknya para petani di Sumatera Barat (Sumbar) yang mengalami gagal panen akibat bencana alam tanah longsor dan juga banjir.

“Semuanya serbamahal sekarang. Ini saja harga cabai merah dari Bukittinggi kini dijual Rp150 ribu per kilogram, cabai merah dari Medan Rp120 ribu per kilogram, cabai merah dari Aceh Rp100 ribu per kilogram. Ini karena memang di Sumbar lagi banjir, jadi banyak yang gagal panen,” ujarnya.

- Advertisement -

Ia juga mengaku, kenaikan harga cabai merah dari Bukittinggi kali ini, menjadi yang paling mahal dibandingkan selama Ramadan beberapa tahun belakangan. Hal ini membuat pedagang juga kesulitan untuk berjualan lantaran pasokan barang yang tidak banyak.

“Serbasalah kami mau jualan sekarang. Beli banyak tidak bisa karena dibatasi dari distributor, jadi beli sedikit. Itupun harga sudah mahal. Tentu kami juga menyesuaikan harganya kepada masyarakat, walaupun akhirnya banyak yang mengurangi pembelian karena harga yang terlalu tinggi,” katanya.

Hal senada juga diungkapkan pedagang di Pasar Lima Puluh Pekanbaru bernama Opung Inah. Bahkan, dirinya sudah memberitahu pembeli di tempatnya berjualan jika saat ini harga cabai sudah semakin mahal agar mereka tidak terkejut. Dirinya [un harus menyesuaikan harga agar tidak gulung tikar.

“Kalau kami mau bagaimana lagi, hanya menyesuaikan dengan modal. Kalau modal tinggi maka harga jual juga tinggi. Tapi memang sejak awal pembeli datang, kami selalu kasih tahu kalau harga cabai di mana-mana mahal. Ini karena adanya bencana alam yang membuat petani gagal panen dan berdampak pada harga sejumlah bahan pokok lain, bukan hanya cabai,” ucapnya.

Meksipun begitu dirinya tetap berharap pemerintah bisa mengantisipasi terjadinya lonjakan harga yang cukup signifikan ini, lantaran banyak bahan keperluan pokok yang dibeli dari luar Kota Pekanbaru.

Rasa kaget dirasakan Diana, salah seorang warga Jalan Pepaya Kecamatan Sukajadi, Pekanbaru. Ia mengaku bingung dengan harga keperluan bahan pokok saat ini. “Benar-benar kaget dengan harga cabai dan kebutuhan pokok lainnya. Tak ada yang terjangkau, padahal ini sudah masuk Ramadan, bagaimana nanti pas Idulfitri nanti. Bisa-bisa tak ada yang sanggup dibeli oleh masyarakat,” ucapnya.

Baca Juga:  Pekan Kedua Ramadan, Bahan Pokok Belum Stabil

Dengan kondisi yang ada, rencana Diana yang ingin membeli cabai merah dari Bukittinggi dengan jumlah yang banyak terpaksa diurungkan. Lantaran harga yang cukup menguras kantong, Diana akhirnya hanya mampu membeli 1 ons.

Sementara itu,  Pj Wali Kota Pekanbaru, Muflihun telah meminta  organisasi perangkat daerah (OPD) terkait untuk menyiapkan langkah-langkah strategis demi mencegah naiknya harga bahan pokok di pasaran.

“Sampai hari ini (kemarin, red) kami masih mencari cara atau langkah-langkah untuk mengendalikan harga dan menurunkan harga beberapa objek sembako kita. Kita wajib waspada karena sembako ini masuknya dari luar, rata-rata dari Sumbar dan Medan,’’ ujarnya, Rabu (13/3).

‘’Kami juga minta harus ada cadanganlah dari daerah lain. Kami khawatir nanti kalau daerah pemasok itu inflasi atau tinggi harganya maka kita bisa pindah ke daerah lain. Kami juga menyiapkan langkah-langkah ketika nanti harga itu tinggi. Tentunya mencari subsidi bahan pokok. Mungkin pasar murah dibuat di tiap-tiap kecamatan,” tambahnya.

Pemko Pekanbaru juga akan mencari daerah yang akan diajak bekerja sama untuk mencari harga termurah. “Bisa gunakan uang BTT, karena seperti yang kita ketahui sekarang cabai sudah di atas Rp100 ribu per kilogram. Kami mungkin bisa cari di daerah lain, nanti transportasi kita dukung melalui BTT sehingga harga di Pekanbaru kembali stabil,” tegasnya.

Terkait pasokan daging, Pemko Pekanbaru memastikan ketersediaan di bulan Ramadan dan jelang Idulfitri 1445 Hijriah mencukupi. Keperluan sapi potong untuk hari besar keagamaan ini diperkirakan mencapai 1.000 ekor.

Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Kota Pekanbaru Firdaus, mengatakan lonjakan permintaan untuk daging sapi mulai terlihat sejak H-7 Ramadan. Jika berkaca dari tahun lalu, keperluan daging sapi jelang Ramadan mencapai 417 ekor dan mulai H-7 Idulfitri sebanyak 506 ekor.  “Sementara untuk daging sapi beku kebutuhannya 145 kilogram, terhitung H-3 Ramadan sampai H-1 Ramadan,” ungkap Firdaus Rabu (13/3).

Firdaus menyebutkan, untuk stok saat ini berlebih 30 persen dari total kebutuhan konsumsi masyarakat. Pantauan di lapangan, pihaknya belum menemukan adanya peningkatan atau kenaikan harga daging sapi yakni masih sama dengan tahun lalu, berkisar Rp140 ribu per kg.

Firdaus menambahkan, bahwa stok sapi yang ada di Pekanbaru saat ini didatangkan dari sejumlah daerah. Ada dari beberapa kabupaten di Provinsi Riau, kemudian ada dari Provinsi Lampung, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara.

Tak hanya di Pekanbaru, di pasar rakyat Kota Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) harga cabai merah asal Bukittinggi juga naik. Namun, harganya lebih murah dari di Pekanbaru yakni Rp130 ribu per kg. Sebelumnya di Inhu, cabai merah Bukittinggi dijual hanya Rp85 ribu per kg.

“Berdasarkan hasil pantauan harga bahan keperluan pokok di awal Ramadan, terjadi kenaikan harga untuk sejumlah bahan pokok,” ujar Kadisperindag Inhu Ergusfian melalui Kabid Pengembangan Perdagangan Nurizal Murza Indra, Rabu (13/3).

Selain cabai merah keriting, harga bahan pokok lainnya juga mengalami naik seperti, daging ayam kampung dari Rp60 ribu per kg menjadi Rp65 ribu per kg. Kemudian harga bawang putih, dari Rp38 ribu per kg menjadi Rp40 ribu per kg.

Baca Juga:  Pasar Murah Harus Jangkau Pinggiran Kota

“Untuk harga daging ayam broiler turun dari Rp38 ribu per kilogram menjadi Rp37 ribu per kilogram. Begitu juga dengan telur ayam broiler dari Rp30.400 per kilogram menjadi Rp29.800 per kilogram,” ungkapnya.

Komoditi jenis sayuran juga ada yang mengalami kenaikan harga seperti, kacang panjang dari Rp15 ribu per kg menjadi Rp20 ribu per kg. Selanjutnya, kentang dari Rp15 ribu per kg naik menjadi Rp16 ribu per kg.

Kemudian beras dijual mulai dari Rp16 ribu per kg hingga Rp18 ribu per kg. Harga beras di awal Ramadan ini tidak mengalami kenaikan, namun masih di atas harga acuan yang hanya Rp14 ribu per kg. “Harga beras Bulog masih Rp12 ribu per kilogram,” ungkapnya.

Lebih jauh disampaikannya, kenaikan sejumlah bahan kebutuhan pokok tersebut disebabkan oleh berkurangnya pasokan dari daerah penghasil, seperti Sumatera Barat (Sumbar). “Walaupun terjadi naik harga tetapi komoditi masih tergolong cukup,” terangnya.

Kenaikkan harga cabai juga terjadi di Kuantan Singingi, meski lebih rendah dari di Pekanbaru dan Inhu yakni mencapai Rp100 ribu per kg. Hal itu dibenarkan kapala Dinas Kopdagrin Kuansing, Mardansyah kepada Riau Pos, Rabu (13/3).

‘’Hingga tadi (kemarin, red), harga cabai Rp100 ribu per kilogram. Harga ini merata di seluruh pasar dan kios di Kuansing. Kita berharap, stok cabai dan beras aman hingga Idulfitri. Bahan lain yang naik pekan ini adalah harga kentang. Selebihnya masih normal,” kata Mardansyah.

Untuk membantu masyarakat karena beberapa bahan pokok naik, pemerintah kabupaten Kuansing melakukan kegiatan pasar murah di beberapa kecamatan yang ada di Kuansing. “Dengan adanya pasar murah ini, masyarakat akan terbantu. Selain itu, kami akan terus melakukan peninjauan ke setiap pasar dalam rangka menekan kenaikan harga bahan pokok,” kata Mardansyah.

Selain harga bahan pokok, pihaknya juga melakukan peninjauan ke SPBU yang ada di Kuansing. Mardansyah meminta pengelola SPBU untuk tidak menjual bahan bakar subsidi kepada perusahaan-perusahaan besar yang beroperasi di Kuansing.

“Hindari penjualan BBM kepada pihak-pihak yang sekiranya akan melakukan penimbunan. Utamakan dulu masyarakat kecil dan mobil-mobil pengangkut bahan pokok,” kata Mardansyah.

Kawal Stabilitas Ekonomi

Kepolisian Daerah (Polda) Riau memastikan bakal mengawal stabilitas ekonomi di Bumi Lancang Kuning. Sebab, persoalan ekonomi juga berdampak secara signifikan terhadap keamanan.

Penegasan ini disampaikan langsung Kapolda Riau Irjen Pol Mohammad Iqbal, Rabu (13/3).  “Saat Rapim TNI-Polri kami sepakat untuk mengawal stabilitas ekonomi di Riau serta persiapan saat bulan Ramadan,” sebut Irjen Iqbal.

Pihaknya juga ingin mengajak stakeholder terutama kepala daerah untuk memajukan ekonomi serta pembangunan nasional di segala bidang. Iapun telah menyampaikan beberapa arahan kepada jajaran Polda termasuk Polres dan Polresta se-Riau agar dapat bekerja sama dengan forkopimda.

“Kami sampaikan agar dapat bekerja sama dengan forkopimda. Beberapa persoalan seperti kenaikan harga pangan agar segera ditanggulangi. Baik dengan menggelar pasar murah, bahkan bila perlu dilakukan tindakan terukur kepolisian,” sambungnya.

Tindakan kepolisian dimaksud, jelas Irjen Iqbal bisa dengan melakukan penelusuran penyebab kenaikan harga bahan pokok. Bila ada indikasi kecurangan dirinya meminta agar polisi untuk tidak segan mengambil langkah tegas. “Tindak semua oknum yang mencoba-coba bermain. Apalagi sampai merugikan masyarakat luas,” tegasnya.(ayi/dof/ilo/kas/yas/nda/das)

Laporan TIM RIAU POS, Pekanbaru

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Harga cabai merah makin ‘’pedas’’. Mencekik masyarakat. Cabai merah dari Bukittinggi kini dijual Rp150 ribu per kilogram (kg). Padahal, sehari sebelumnya telah naik dari Rp100 ribu menjadi Rp120 ribu per kg.

Berdasarkan pantauan Riau Pos, Rabu (13/3), kenaikan harga cabai ini terjadi di beberapa pasar tradisional di Riau, seperti di Pekanbaru, Kuantan Singingi, dan Indragiri Hulu. Di Pasar Cik Puan dan  Pasar Lima Puluh Pekanbaru, rata-rata harga bahan pokok seperti cabai merah dari Bukittinggi dijual cukup tinggi yaitu Rp150 ribu per kg.

Sedangkan cabai rawit merah kini juga naik menjadi Rp100 ribu per kg, cabai hijau Rp65 ribu per kg, cabai merah dari Medan dijual Rp120 ribu per kg, cabai merah dari Aceh dijual Rp100 ribu per kg, bawang merah dijual Rp41 ribu per kg, dan bawang putih dijual Rp45 ribu per kg.

Tak hanya itu, sejumlah bahan pokok lainnya seperti ikan sungai dan ikan laut juga tampak kosong di sejumlah pasar tradisional di Kota Pekanbaru. Terpantau hanya beberapa pedagang yang berjualan ikan, namun lebih banyak menjual udang basah, kerang, dan aneka seafood lainnya.

Salah seorang pedagang di Pasar Cik Puan bernama Eka mengaku sudah beberapa hari terakhir harga cabai terus mengalami lonjakan dari para distributor. Alhasil, pedagang yang mendapatkan jatah sekitar 20 kg cabai dari Bukittinggi harus menyesuaikan harga jual kepada konsumen.

Menurutnya, lonjakan harga cabai di Kota Pekanbaru saat ini terjadi lantaran banyaknya para petani di Sumatera Barat (Sumbar) yang mengalami gagal panen akibat bencana alam tanah longsor dan juga banjir.

“Semuanya serbamahal sekarang. Ini saja harga cabai merah dari Bukittinggi kini dijual Rp150 ribu per kilogram, cabai merah dari Medan Rp120 ribu per kilogram, cabai merah dari Aceh Rp100 ribu per kilogram. Ini karena memang di Sumbar lagi banjir, jadi banyak yang gagal panen,” ujarnya.

Ia juga mengaku, kenaikan harga cabai merah dari Bukittinggi kali ini, menjadi yang paling mahal dibandingkan selama Ramadan beberapa tahun belakangan. Hal ini membuat pedagang juga kesulitan untuk berjualan lantaran pasokan barang yang tidak banyak.

“Serbasalah kami mau jualan sekarang. Beli banyak tidak bisa karena dibatasi dari distributor, jadi beli sedikit. Itupun harga sudah mahal. Tentu kami juga menyesuaikan harganya kepada masyarakat, walaupun akhirnya banyak yang mengurangi pembelian karena harga yang terlalu tinggi,” katanya.

Hal senada juga diungkapkan pedagang di Pasar Lima Puluh Pekanbaru bernama Opung Inah. Bahkan, dirinya sudah memberitahu pembeli di tempatnya berjualan jika saat ini harga cabai sudah semakin mahal agar mereka tidak terkejut. Dirinya [un harus menyesuaikan harga agar tidak gulung tikar.

“Kalau kami mau bagaimana lagi, hanya menyesuaikan dengan modal. Kalau modal tinggi maka harga jual juga tinggi. Tapi memang sejak awal pembeli datang, kami selalu kasih tahu kalau harga cabai di mana-mana mahal. Ini karena adanya bencana alam yang membuat petani gagal panen dan berdampak pada harga sejumlah bahan pokok lain, bukan hanya cabai,” ucapnya.

Meksipun begitu dirinya tetap berharap pemerintah bisa mengantisipasi terjadinya lonjakan harga yang cukup signifikan ini, lantaran banyak bahan keperluan pokok yang dibeli dari luar Kota Pekanbaru.

Rasa kaget dirasakan Diana, salah seorang warga Jalan Pepaya Kecamatan Sukajadi, Pekanbaru. Ia mengaku bingung dengan harga keperluan bahan pokok saat ini. “Benar-benar kaget dengan harga cabai dan kebutuhan pokok lainnya. Tak ada yang terjangkau, padahal ini sudah masuk Ramadan, bagaimana nanti pas Idulfitri nanti. Bisa-bisa tak ada yang sanggup dibeli oleh masyarakat,” ucapnya.

Baca Juga:  Istri, Adik, Teman dan Ponakan Ikut Diamankan

Dengan kondisi yang ada, rencana Diana yang ingin membeli cabai merah dari Bukittinggi dengan jumlah yang banyak terpaksa diurungkan. Lantaran harga yang cukup menguras kantong, Diana akhirnya hanya mampu membeli 1 ons.

Sementara itu,  Pj Wali Kota Pekanbaru, Muflihun telah meminta  organisasi perangkat daerah (OPD) terkait untuk menyiapkan langkah-langkah strategis demi mencegah naiknya harga bahan pokok di pasaran.

“Sampai hari ini (kemarin, red) kami masih mencari cara atau langkah-langkah untuk mengendalikan harga dan menurunkan harga beberapa objek sembako kita. Kita wajib waspada karena sembako ini masuknya dari luar, rata-rata dari Sumbar dan Medan,’’ ujarnya, Rabu (13/3).

‘’Kami juga minta harus ada cadanganlah dari daerah lain. Kami khawatir nanti kalau daerah pemasok itu inflasi atau tinggi harganya maka kita bisa pindah ke daerah lain. Kami juga menyiapkan langkah-langkah ketika nanti harga itu tinggi. Tentunya mencari subsidi bahan pokok. Mungkin pasar murah dibuat di tiap-tiap kecamatan,” tambahnya.

Pemko Pekanbaru juga akan mencari daerah yang akan diajak bekerja sama untuk mencari harga termurah. “Bisa gunakan uang BTT, karena seperti yang kita ketahui sekarang cabai sudah di atas Rp100 ribu per kilogram. Kami mungkin bisa cari di daerah lain, nanti transportasi kita dukung melalui BTT sehingga harga di Pekanbaru kembali stabil,” tegasnya.

Terkait pasokan daging, Pemko Pekanbaru memastikan ketersediaan di bulan Ramadan dan jelang Idulfitri 1445 Hijriah mencukupi. Keperluan sapi potong untuk hari besar keagamaan ini diperkirakan mencapai 1.000 ekor.

Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Kota Pekanbaru Firdaus, mengatakan lonjakan permintaan untuk daging sapi mulai terlihat sejak H-7 Ramadan. Jika berkaca dari tahun lalu, keperluan daging sapi jelang Ramadan mencapai 417 ekor dan mulai H-7 Idulfitri sebanyak 506 ekor.  “Sementara untuk daging sapi beku kebutuhannya 145 kilogram, terhitung H-3 Ramadan sampai H-1 Ramadan,” ungkap Firdaus Rabu (13/3).

Firdaus menyebutkan, untuk stok saat ini berlebih 30 persen dari total kebutuhan konsumsi masyarakat. Pantauan di lapangan, pihaknya belum menemukan adanya peningkatan atau kenaikan harga daging sapi yakni masih sama dengan tahun lalu, berkisar Rp140 ribu per kg.

Firdaus menambahkan, bahwa stok sapi yang ada di Pekanbaru saat ini didatangkan dari sejumlah daerah. Ada dari beberapa kabupaten di Provinsi Riau, kemudian ada dari Provinsi Lampung, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara.

Tak hanya di Pekanbaru, di pasar rakyat Kota Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) harga cabai merah asal Bukittinggi juga naik. Namun, harganya lebih murah dari di Pekanbaru yakni Rp130 ribu per kg. Sebelumnya di Inhu, cabai merah Bukittinggi dijual hanya Rp85 ribu per kg.

“Berdasarkan hasil pantauan harga bahan keperluan pokok di awal Ramadan, terjadi kenaikan harga untuk sejumlah bahan pokok,” ujar Kadisperindag Inhu Ergusfian melalui Kabid Pengembangan Perdagangan Nurizal Murza Indra, Rabu (13/3).

Selain cabai merah keriting, harga bahan pokok lainnya juga mengalami naik seperti, daging ayam kampung dari Rp60 ribu per kg menjadi Rp65 ribu per kg. Kemudian harga bawang putih, dari Rp38 ribu per kg menjadi Rp40 ribu per kg.

Baca Juga:  Disperindag Hanya Kelola Parkir Dalam Pasar Tradisional

“Untuk harga daging ayam broiler turun dari Rp38 ribu per kilogram menjadi Rp37 ribu per kilogram. Begitu juga dengan telur ayam broiler dari Rp30.400 per kilogram menjadi Rp29.800 per kilogram,” ungkapnya.

Komoditi jenis sayuran juga ada yang mengalami kenaikan harga seperti, kacang panjang dari Rp15 ribu per kg menjadi Rp20 ribu per kg. Selanjutnya, kentang dari Rp15 ribu per kg naik menjadi Rp16 ribu per kg.

Kemudian beras dijual mulai dari Rp16 ribu per kg hingga Rp18 ribu per kg. Harga beras di awal Ramadan ini tidak mengalami kenaikan, namun masih di atas harga acuan yang hanya Rp14 ribu per kg. “Harga beras Bulog masih Rp12 ribu per kilogram,” ungkapnya.

Lebih jauh disampaikannya, kenaikan sejumlah bahan kebutuhan pokok tersebut disebabkan oleh berkurangnya pasokan dari daerah penghasil, seperti Sumatera Barat (Sumbar). “Walaupun terjadi naik harga tetapi komoditi masih tergolong cukup,” terangnya.

Kenaikkan harga cabai juga terjadi di Kuantan Singingi, meski lebih rendah dari di Pekanbaru dan Inhu yakni mencapai Rp100 ribu per kg. Hal itu dibenarkan kapala Dinas Kopdagrin Kuansing, Mardansyah kepada Riau Pos, Rabu (13/3).

‘’Hingga tadi (kemarin, red), harga cabai Rp100 ribu per kilogram. Harga ini merata di seluruh pasar dan kios di Kuansing. Kita berharap, stok cabai dan beras aman hingga Idulfitri. Bahan lain yang naik pekan ini adalah harga kentang. Selebihnya masih normal,” kata Mardansyah.

Untuk membantu masyarakat karena beberapa bahan pokok naik, pemerintah kabupaten Kuansing melakukan kegiatan pasar murah di beberapa kecamatan yang ada di Kuansing. “Dengan adanya pasar murah ini, masyarakat akan terbantu. Selain itu, kami akan terus melakukan peninjauan ke setiap pasar dalam rangka menekan kenaikan harga bahan pokok,” kata Mardansyah.

Selain harga bahan pokok, pihaknya juga melakukan peninjauan ke SPBU yang ada di Kuansing. Mardansyah meminta pengelola SPBU untuk tidak menjual bahan bakar subsidi kepada perusahaan-perusahaan besar yang beroperasi di Kuansing.

“Hindari penjualan BBM kepada pihak-pihak yang sekiranya akan melakukan penimbunan. Utamakan dulu masyarakat kecil dan mobil-mobil pengangkut bahan pokok,” kata Mardansyah.

Kawal Stabilitas Ekonomi

Kepolisian Daerah (Polda) Riau memastikan bakal mengawal stabilitas ekonomi di Bumi Lancang Kuning. Sebab, persoalan ekonomi juga berdampak secara signifikan terhadap keamanan.

Penegasan ini disampaikan langsung Kapolda Riau Irjen Pol Mohammad Iqbal, Rabu (13/3).  “Saat Rapim TNI-Polri kami sepakat untuk mengawal stabilitas ekonomi di Riau serta persiapan saat bulan Ramadan,” sebut Irjen Iqbal.

Pihaknya juga ingin mengajak stakeholder terutama kepala daerah untuk memajukan ekonomi serta pembangunan nasional di segala bidang. Iapun telah menyampaikan beberapa arahan kepada jajaran Polda termasuk Polres dan Polresta se-Riau agar dapat bekerja sama dengan forkopimda.

“Kami sampaikan agar dapat bekerja sama dengan forkopimda. Beberapa persoalan seperti kenaikan harga pangan agar segera ditanggulangi. Baik dengan menggelar pasar murah, bahkan bila perlu dilakukan tindakan terukur kepolisian,” sambungnya.

Tindakan kepolisian dimaksud, jelas Irjen Iqbal bisa dengan melakukan penelusuran penyebab kenaikan harga bahan pokok. Bila ada indikasi kecurangan dirinya meminta agar polisi untuk tidak segan mengambil langkah tegas. “Tindak semua oknum yang mencoba-coba bermain. Apalagi sampai merugikan masyarakat luas,” tegasnya.(ayi/dof/ilo/kas/yas/nda/das)

Laporan TIM RIAU POS, Pekanbaru

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari