Operasi Pasar Minyak Goreng Melibatkan Swasta

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – PEMERINTAH Provinsi (Pemprov) Riau melibatkan pihak swasta terutama perusahaan yang ada di Riau untuk melaksanakan operasi pasar minyak goreng. Hal tersebut dilakukan untuk membantu masyarakat di tengah terus naiknya harga salah satu bahan pokok tersebut.

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Provinsi Riau M Taufiq OH melalui Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Lisda mengatakan, pelibatan pihak swasta tersebut dilakukan karena subsidi minyak goreng dari pemerintah pusat jumlahnya terbatas sehingga perlu dukungan dari pihak lain.

- Advertisement -

"Untuk membantu masyarakat, Pemprov Riau melibatkan pihak swasta untuk operasi pasar murah minyak goreng. Hal ini sudah berjalan sejak akhir tahun 2021 lalu," katanya.

Lebih lanjut dikatakannya, pihak swasta tersebut melakukan operasi pasar melalui dana CSR mereka. Hal tersebut juga sudah merupakan arahan dari pemerintah pusat.

- Advertisement -

"Kegiatan tersebut sudah berlangsung di dua daerah. Yakni Kabupaten Pelalawan dan Kota Dumai," ujarnya.

Sementara itu, untuk daerah lainnya, dalam waktu dekat pihaknya akan berkoordinasi dengan pemerintah setempat untuk mempertanyakan apakah sudah direncanakan kegiatan serupa atau belum. Pasalnya hal tersebut merupakan arahan pemerintah pusat melalui kementerian terkait.

"Untuk di Kabupaten Pelalawan operasi pasar murah sudah menghabiskan 11.700 liter. Sementara di Kota Dumai telah menghabiskan sebanyak 60 liter lebih. Pemprov juga melakukan beberapa kali operasi pasar murah di Kota Pekanbaru, Kampar, dan Bengkalis," sebutnya.

Sementara itu, untuk bantuan subsidi minyak goreng dari pemerintah pusat, hingga saat ini pihaknya masih menunggu informasi. Jika nantinya ada subdisi lagi, maka akan didistribusikan melalui ritel modern yang ada.

"Kalau bantuan subsidi minyak goreng dari pemerintah pusat, kami masih menunggu. Jika sudah ada, akan didistribusikan ke daerah melalui ritel modern sama seperti akhir tahun 2022 lalu," katanya. Belum Ada di Pasaran

Rencana pemerintah pusat menekan harga minyak goreng dengan memberikan subsidi hingga kini belum tampak beredar di pasaran. Pantauan Riau Pos di Pasar Cik Puan, kemarin (13/1) harga minyak goreng kemasan hingga eceran masih meroket tinggi mencapai harga Rp20. 000 per kilogram.

Hal ini semakin membuat penjualan pedagang minyak goreng semakin merosot.  Sehingga, penjual banyak yang memilih mengurangi jatah pembelian minyak goreng kepada distributor agar tidak mengalami kerugian.

Salah seorang pedagang minyak goreng Desi mengaku, selama beberapa bulan terakhir harga minyak goreng di Kota Bertuah terus mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Di mana, sebelumnya harga minyak goreng kemasan hanya dijual seharga Rp12. 000 per liternya dan minyak goreng curah seharga Rp13. 000 per kg. Kini harga minyak goreng malah bertengger dihargai Rp19. 000 hingga Rp20. 000 per kilogram nya. Bahkan hingga kini pemerintah daerah juga belum melakukan kebijakan yang dapat menurunkan harga minyak goreng yang kian hari kian mahal tersebut.

"Semakin mahal harga minyak sekarang. Katanya kemarin mau buat pasar murah tapi sampai sekarang belum ada. Malah yang ada seharga minyak goreng ini bakalan naik lagi,"kata dia.

Sementara itu, sat ditanyai terkait adanya minyak goreng subsidi yang berkisar Rp14. 000 per liter, Desi belum mendapatkan informasi tersebut dari para distributor  minyak goreng tempat biasa dia membeli. Meskipun begitu, dirinya sangat mendukung penuh jika memang pemerintah pusat berencana menurunkan harga minyak goreng yang kian tinggi dengan meluncurkan minyak goreng kemasan yang harganya jauh lebih murah.

"Kalau dipasar ini belum ada nampak lagi ada minyak goreng subsidi itu, " tegasnya.

Pesimistis OP Minyak Goreng Subsidi Sampai ke Meranti

Menindaklanjuti rencana operasi pasar (OP) minyak goreng subsidi, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti menanti instruksi dari pemerintah pusat. Demikian disampaikan Plt Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan,Koperasi dan UKM (Disperindagkop UKM) Kepulauan Meranti, Marwan kepada Riau Pos, Kamis (13/1) siang.

"Iya, kami ada terima informasi jika Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan akan memulai OP minyak goreng bersubsidi mulai pekan ini. Tapi sampai sekarang belum ada instruksi yang kami terima dari sana. Jika pun ada, kami masih menunggu instruksi, " ungkapnya.

Bahkan diungkapkannya, jika jajaran bidang perdagangan sudah berkoordinasi dengan pihak pemerintah provinsi, namun jabatan yang diterima masih sama.

"Informasinya subsidi sebanyak 1,2 miliar liter minyak goreng untuk enam bulan ke depan. Minyak goreng bersubsidi itu akan dijual seharga Rp14 ribu per liter. Jika pun benar tentu ini bagus. Pasalnya hingga kini harga minyak goreng kemasan masih berkisar Rp21 ribu per liter," ujarnya.

Namun ia mengaku pesimistis operasi pasar itu sampai ke masyarakat pelosok Kepulauan Meranti. Karena program yang sama sudah pernah dilakukan, namun hanya dirasakan di tengah perkotaan saja.

"Pesimistis kami. Desember 2021 lalu ada subsidi juga. Tapi tidak sampai ke pelosok negeri. Karena untuk mendapatkan subsidi itu hanya berlaku di toko online dan ritel modern. Sementara di Meranti tak dapat akses tersebut. Ritel tak ada, sementara toko online jaringan internet masih sulit. Jadi percuma, " ungkapnya.

Harga Jual Minyak Goreng di Rohul Naik

Harga jual minyak goreng curah dan isi kemasan oleh para pedagang di pasar tradisional maupun di mini market di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) mengalami kenaikan sekitar November tahun 2021 lalu hingga Januari 2022.

Tren kenaikan harga jual minyak goreng di pasaran sangat dirasakan oelh masyarakat terutama ibu rumah tangga (IRT) dan pedagang yang menjual makanan dan gorengan di Pasirpengaraian. Dari pengakuan sejumlah pedagang, naiknya harga jual minyak goreng curah dan isi kemasan di pasaran, mengikuti naiknya harga jual minyak mentah sawit atau CPO serta harga jual Tandan Buah Segara (TBS) Kelapa Sawit yang primadona.

Selain harga modal pedagang membeli minyak goreng curah dan minyak goreng kemasan juga naik, namun sebagian besar pedagang makanan maupun penjual gorengan tidak ikut menaikan barang dagangannya.

Salah seorang pedagang nasi goreng di Pasirpengaraian bernama Opir (3) saat dikonfirmasi Riau Pos, Kamis, (13/1) membenarkan harga jual minyak goreng curah yang dibeli dari pedagang yang berjualan di Pasar Modern Kampung Padang Kecamatan Rambah.

Diakuinya, kenaikan harga jual minyak goreng curah terjadi 3 bulan yang lalu, sejak harga jual TBS Kelapa Sawit petani mengalami kenaikan. Di mana sebelumnya harga jual minyak goreng curah berat 1 kilogram Rp16 ribu per kilogram (Kg) saat ini telah naik menjadi Rp20 ribu per kg. Namun untuk mendapatkan minyak goreng curah yang dijual pedagang di pasaran sangat langka.

"Untuk dapatkan minyak goreng curah di pasaran cukup langka. Harga jualnya Rp20 ribu per kg. Karena untuk harga jual minyak goreng kemasan ukuran 1 liter seharga Rp20 ribu. Lebih untung dan ekonomis kalau membeli minyak goreng curah berat 1 kg,’’ jelasnya.

Kendati harga jual minyak goreng curah mengalami kenaikan, namun dirinya mengaku tetap tidak ikut menaikan harga jual nasi goreng maupun makanan gorengan lain yang dijualnya di warungnya.

"Harga jual minyak goreng naik, kami pedagang tidak ikut menaikan harga barang dagangan yang kami jual,’’ katanya

Sementara itu salah seorang pedagang barang harian di Pasirpengaraian Erik kepada Riau Pos, Kamis (13/1) mengaku, naiknya harga jual minyak goreng curah maupun kemasan, dikarenakan harga modal yang dibeli pedagang kepada distributor atau pemasok ikut naik. Sehingga pedagang mau tidak mau ikut menaikan harga jual minyak goreng.

Disebutnya, dari pengakuan distributor naiknya harga jual minyak goreng dikarenakan harga jual minyak mentah CPO dan harga jual TBS kelapa sawit mengalami kenaikan dalam beberapa bulan terakhir.

"Pedagang menaikan harga jual minyak goreng, juga mengambil keuntungan dari harga modal yang mengalami kenaikan dari distributor dan pemasok minyak goreng di Pasirpengaraian,’’ jelasnya.

Menunggu Kebijakan Pusat

Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Siak menunggu kebijakan pusat terkait harga minyak goreng. Demikian dikatakan Kabid Perdagangan Hendra SE MM. Menurut Hendra, harga minyak goreng saat ini memang tinggi dan itu skala nasional. Daerah tidak bisa mengambil kebijakan.

"Saat ini kami menunggu kebijakan menteri, lalu kami realisasikan di daerah. Mudah mudahan cepat ada keputusan," ucap Hendra pada Kamis (13/1) malam.

Lebih jauh dikatakan Hendra, keluhan tingginya harga tidak hanya datang dari konsumen, tapi juga pedagang. Hal ini terjadi atas tingginya harga produksi dan bahan baku. Gerak cepat pemerintah pusat dalam hal ini memang ditunggu semua pihak, termasuk masyarakat.

"Kami yakin pemerintah berpihak kepada masyarakat. Kami sedang menunggu regulasi untuk segera direalisasikan," kata Hendra.

Sementara Nia, pemilik Warung Sate Ndang mengharapkan ada pasar murah minyak goreng. Hal itu akan sangat membantu pedagang seperti mereka.

Menurut Nia, keluhan datang dari para ibu rumah tangga. Tapi yang paling kasihan tekannya sesama pedagang. Hendak menaikkan harga, khawatir pelanggan kabur. Makanya bertahan dengan harga lama, meski terasa sangat berat.

 "Sebab tidak hanya minyak goreng yang melambung, tapi juga telur dan beberapa komoditas lainnya," ucap Nia.

Pedagang Goreng Rugi

Di Kabupaten Kuansing masyarakat juga mulai keberatan dengan harga minyak goreng curah. Biasanya masyarakat hanya membeli minyak curah Rp14 ribu per kg. Saat ini masyarakat harus mengeluarkan uang Rp20 ribu untuk 1 kg minyak. Seperti disampaikan salah seorang pedagang goreng bernama Yuli di Pasar Telukkuantan, Kamis, (13/1).  Menurut Yuli, dengan kenaikan minyak curah saat ini, membuat pedagang rugi.

"Tentu kami tidak mungkin menaikan harga gorengan. Nah, jalan satu-satunya ya harus memperkecil ukuran gorengan ini. Kami minta pemerintah cepat mengatasi persoalan ini," kata Yuli.

Menanggapi hal itu, kepala Dinas Kopdagrin Kabupaten Kuansing, Drs Azhar MM mengakui terjadinya lonjakan minyak goreng di Kuansing.

"Iya, minyak goreng curah yang biasanya Rp13 ribu per kg, kini naik menjadi Rp19 ribu per kg. Begitu juga dengan minyak makan lainnya. Rata-rata per kg naiknya sampai Rp6 ribu," terang Azhar.

Langkah yang dilakukan Dinas Kopdagrin Kuansing adalah melakukan koordinasi dengan Dinas Koperasi dan Perdagangan Provinsi Riau serta Buloq.

"Kenaikannya kan menyeluruh. Nanti kita koordinasikan dulu untuk mencari solusi. Semoga dalam waktu dekat harga minyak goreng kembali normal," harap Azhar. (sol/ayi/mx/rpg/wir/epp/mng/yas)

Laporan TIM RIAU POS, Pekanbaru

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – PEMERINTAH Provinsi (Pemprov) Riau melibatkan pihak swasta terutama perusahaan yang ada di Riau untuk melaksanakan operasi pasar minyak goreng. Hal tersebut dilakukan untuk membantu masyarakat di tengah terus naiknya harga salah satu bahan pokok tersebut.

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Provinsi Riau M Taufiq OH melalui Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Lisda mengatakan, pelibatan pihak swasta tersebut dilakukan karena subsidi minyak goreng dari pemerintah pusat jumlahnya terbatas sehingga perlu dukungan dari pihak lain.

"Untuk membantu masyarakat, Pemprov Riau melibatkan pihak swasta untuk operasi pasar murah minyak goreng. Hal ini sudah berjalan sejak akhir tahun 2021 lalu," katanya.

Lebih lanjut dikatakannya, pihak swasta tersebut melakukan operasi pasar melalui dana CSR mereka. Hal tersebut juga sudah merupakan arahan dari pemerintah pusat.

"Kegiatan tersebut sudah berlangsung di dua daerah. Yakni Kabupaten Pelalawan dan Kota Dumai," ujarnya.

Sementara itu, untuk daerah lainnya, dalam waktu dekat pihaknya akan berkoordinasi dengan pemerintah setempat untuk mempertanyakan apakah sudah direncanakan kegiatan serupa atau belum. Pasalnya hal tersebut merupakan arahan pemerintah pusat melalui kementerian terkait.

"Untuk di Kabupaten Pelalawan operasi pasar murah sudah menghabiskan 11.700 liter. Sementara di Kota Dumai telah menghabiskan sebanyak 60 liter lebih. Pemprov juga melakukan beberapa kali operasi pasar murah di Kota Pekanbaru, Kampar, dan Bengkalis," sebutnya.

Sementara itu, untuk bantuan subsidi minyak goreng dari pemerintah pusat, hingga saat ini pihaknya masih menunggu informasi. Jika nantinya ada subdisi lagi, maka akan didistribusikan melalui ritel modern yang ada.

"Kalau bantuan subsidi minyak goreng dari pemerintah pusat, kami masih menunggu. Jika sudah ada, akan didistribusikan ke daerah melalui ritel modern sama seperti akhir tahun 2022 lalu," katanya. Belum Ada di Pasaran

Rencana pemerintah pusat menekan harga minyak goreng dengan memberikan subsidi hingga kini belum tampak beredar di pasaran. Pantauan Riau Pos di Pasar Cik Puan, kemarin (13/1) harga minyak goreng kemasan hingga eceran masih meroket tinggi mencapai harga Rp20. 000 per kilogram.

Hal ini semakin membuat penjualan pedagang minyak goreng semakin merosot.  Sehingga, penjual banyak yang memilih mengurangi jatah pembelian minyak goreng kepada distributor agar tidak mengalami kerugian.

Salah seorang pedagang minyak goreng Desi mengaku, selama beberapa bulan terakhir harga minyak goreng di Kota Bertuah terus mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Di mana, sebelumnya harga minyak goreng kemasan hanya dijual seharga Rp12. 000 per liternya dan minyak goreng curah seharga Rp13. 000 per kg. Kini harga minyak goreng malah bertengger dihargai Rp19. 000 hingga Rp20. 000 per kilogram nya. Bahkan hingga kini pemerintah daerah juga belum melakukan kebijakan yang dapat menurunkan harga minyak goreng yang kian hari kian mahal tersebut.

"Semakin mahal harga minyak sekarang. Katanya kemarin mau buat pasar murah tapi sampai sekarang belum ada. Malah yang ada seharga minyak goreng ini bakalan naik lagi,"kata dia.

Sementara itu, sat ditanyai terkait adanya minyak goreng subsidi yang berkisar Rp14. 000 per liter, Desi belum mendapatkan informasi tersebut dari para distributor  minyak goreng tempat biasa dia membeli. Meskipun begitu, dirinya sangat mendukung penuh jika memang pemerintah pusat berencana menurunkan harga minyak goreng yang kian tinggi dengan meluncurkan minyak goreng kemasan yang harganya jauh lebih murah.

"Kalau dipasar ini belum ada nampak lagi ada minyak goreng subsidi itu, " tegasnya.

Pesimistis OP Minyak Goreng Subsidi Sampai ke Meranti

Menindaklanjuti rencana operasi pasar (OP) minyak goreng subsidi, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti menanti instruksi dari pemerintah pusat. Demikian disampaikan Plt Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan,Koperasi dan UKM (Disperindagkop UKM) Kepulauan Meranti, Marwan kepada Riau Pos, Kamis (13/1) siang.

"Iya, kami ada terima informasi jika Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan akan memulai OP minyak goreng bersubsidi mulai pekan ini. Tapi sampai sekarang belum ada instruksi yang kami terima dari sana. Jika pun ada, kami masih menunggu instruksi, " ungkapnya.

Bahkan diungkapkannya, jika jajaran bidang perdagangan sudah berkoordinasi dengan pihak pemerintah provinsi, namun jabatan yang diterima masih sama.

"Informasinya subsidi sebanyak 1,2 miliar liter minyak goreng untuk enam bulan ke depan. Minyak goreng bersubsidi itu akan dijual seharga Rp14 ribu per liter. Jika pun benar tentu ini bagus. Pasalnya hingga kini harga minyak goreng kemasan masih berkisar Rp21 ribu per liter," ujarnya.

Namun ia mengaku pesimistis operasi pasar itu sampai ke masyarakat pelosok Kepulauan Meranti. Karena program yang sama sudah pernah dilakukan, namun hanya dirasakan di tengah perkotaan saja.

"Pesimistis kami. Desember 2021 lalu ada subsidi juga. Tapi tidak sampai ke pelosok negeri. Karena untuk mendapatkan subsidi itu hanya berlaku di toko online dan ritel modern. Sementara di Meranti tak dapat akses tersebut. Ritel tak ada, sementara toko online jaringan internet masih sulit. Jadi percuma, " ungkapnya.

Harga Jual Minyak Goreng di Rohul Naik

Harga jual minyak goreng curah dan isi kemasan oleh para pedagang di pasar tradisional maupun di mini market di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) mengalami kenaikan sekitar November tahun 2021 lalu hingga Januari 2022.

Tren kenaikan harga jual minyak goreng di pasaran sangat dirasakan oelh masyarakat terutama ibu rumah tangga (IRT) dan pedagang yang menjual makanan dan gorengan di Pasirpengaraian. Dari pengakuan sejumlah pedagang, naiknya harga jual minyak goreng curah dan isi kemasan di pasaran, mengikuti naiknya harga jual minyak mentah sawit atau CPO serta harga jual Tandan Buah Segara (TBS) Kelapa Sawit yang primadona.

Selain harga modal pedagang membeli minyak goreng curah dan minyak goreng kemasan juga naik, namun sebagian besar pedagang makanan maupun penjual gorengan tidak ikut menaikan barang dagangannya.

Salah seorang pedagang nasi goreng di Pasirpengaraian bernama Opir (3) saat dikonfirmasi Riau Pos, Kamis, (13/1) membenarkan harga jual minyak goreng curah yang dibeli dari pedagang yang berjualan di Pasar Modern Kampung Padang Kecamatan Rambah.

Diakuinya, kenaikan harga jual minyak goreng curah terjadi 3 bulan yang lalu, sejak harga jual TBS Kelapa Sawit petani mengalami kenaikan. Di mana sebelumnya harga jual minyak goreng curah berat 1 kilogram Rp16 ribu per kilogram (Kg) saat ini telah naik menjadi Rp20 ribu per kg. Namun untuk mendapatkan minyak goreng curah yang dijual pedagang di pasaran sangat langka.

"Untuk dapatkan minyak goreng curah di pasaran cukup langka. Harga jualnya Rp20 ribu per kg. Karena untuk harga jual minyak goreng kemasan ukuran 1 liter seharga Rp20 ribu. Lebih untung dan ekonomis kalau membeli minyak goreng curah berat 1 kg,’’ jelasnya.

Kendati harga jual minyak goreng curah mengalami kenaikan, namun dirinya mengaku tetap tidak ikut menaikan harga jual nasi goreng maupun makanan gorengan lain yang dijualnya di warungnya.

"Harga jual minyak goreng naik, kami pedagang tidak ikut menaikan harga barang dagangan yang kami jual,’’ katanya

Sementara itu salah seorang pedagang barang harian di Pasirpengaraian Erik kepada Riau Pos, Kamis (13/1) mengaku, naiknya harga jual minyak goreng curah maupun kemasan, dikarenakan harga modal yang dibeli pedagang kepada distributor atau pemasok ikut naik. Sehingga pedagang mau tidak mau ikut menaikan harga jual minyak goreng.

Disebutnya, dari pengakuan distributor naiknya harga jual minyak goreng dikarenakan harga jual minyak mentah CPO dan harga jual TBS kelapa sawit mengalami kenaikan dalam beberapa bulan terakhir.

"Pedagang menaikan harga jual minyak goreng, juga mengambil keuntungan dari harga modal yang mengalami kenaikan dari distributor dan pemasok minyak goreng di Pasirpengaraian,’’ jelasnya.

Menunggu Kebijakan Pusat

Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Siak menunggu kebijakan pusat terkait harga minyak goreng. Demikian dikatakan Kabid Perdagangan Hendra SE MM. Menurut Hendra, harga minyak goreng saat ini memang tinggi dan itu skala nasional. Daerah tidak bisa mengambil kebijakan.

"Saat ini kami menunggu kebijakan menteri, lalu kami realisasikan di daerah. Mudah mudahan cepat ada keputusan," ucap Hendra pada Kamis (13/1) malam.

Lebih jauh dikatakan Hendra, keluhan tingginya harga tidak hanya datang dari konsumen, tapi juga pedagang. Hal ini terjadi atas tingginya harga produksi dan bahan baku. Gerak cepat pemerintah pusat dalam hal ini memang ditunggu semua pihak, termasuk masyarakat.

"Kami yakin pemerintah berpihak kepada masyarakat. Kami sedang menunggu regulasi untuk segera direalisasikan," kata Hendra.

Sementara Nia, pemilik Warung Sate Ndang mengharapkan ada pasar murah minyak goreng. Hal itu akan sangat membantu pedagang seperti mereka.

Menurut Nia, keluhan datang dari para ibu rumah tangga. Tapi yang paling kasihan tekannya sesama pedagang. Hendak menaikkan harga, khawatir pelanggan kabur. Makanya bertahan dengan harga lama, meski terasa sangat berat.

 "Sebab tidak hanya minyak goreng yang melambung, tapi juga telur dan beberapa komoditas lainnya," ucap Nia.

Pedagang Goreng Rugi

Di Kabupaten Kuansing masyarakat juga mulai keberatan dengan harga minyak goreng curah. Biasanya masyarakat hanya membeli minyak curah Rp14 ribu per kg. Saat ini masyarakat harus mengeluarkan uang Rp20 ribu untuk 1 kg minyak. Seperti disampaikan salah seorang pedagang goreng bernama Yuli di Pasar Telukkuantan, Kamis, (13/1).  Menurut Yuli, dengan kenaikan minyak curah saat ini, membuat pedagang rugi.

"Tentu kami tidak mungkin menaikan harga gorengan. Nah, jalan satu-satunya ya harus memperkecil ukuran gorengan ini. Kami minta pemerintah cepat mengatasi persoalan ini," kata Yuli.

Menanggapi hal itu, kepala Dinas Kopdagrin Kabupaten Kuansing, Drs Azhar MM mengakui terjadinya lonjakan minyak goreng di Kuansing.

"Iya, minyak goreng curah yang biasanya Rp13 ribu per kg, kini naik menjadi Rp19 ribu per kg. Begitu juga dengan minyak makan lainnya. Rata-rata per kg naiknya sampai Rp6 ribu," terang Azhar.

Langkah yang dilakukan Dinas Kopdagrin Kuansing adalah melakukan koordinasi dengan Dinas Koperasi dan Perdagangan Provinsi Riau serta Buloq.

"Kenaikannya kan menyeluruh. Nanti kita koordinasikan dulu untuk mencari solusi. Semoga dalam waktu dekat harga minyak goreng kembali normal," harap Azhar. (sol/ayi/mx/rpg/wir/epp/mng/yas)

Laporan TIM RIAU POS, Pekanbaru

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya