PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Awal Ramadan 1445 H, masyarakat di Kota Pekanbaru dikejutkan dengan harga bahan pokok yang kembali meroket. Cabai merah dari Bukittinggi menembus harga Rp120.000 per kilogram (kg), dari sebelumnya hanya Rp100.000 per kg.
Pantauan Riau Pos di Pasar Agus Salim Pekanbaru, Selasa (12/3), didapati tak hanya cabai merah, bawang putih pun kembali mengalami kenaikan harga yaitu Rp42.000
per kg, dari sebelumnya hanya Rp22.000 per kg. Selain itu, cabai rawit merah juga naik menjadi Rp90.000 per kg, dari sebelumnya Rp80.000 per kg.
Bawang merah juga mengalami kenaikan harga menjadi Rp40.000 per kg dari sebelumnya Rp38.000 per kg. Harga daging sapi juga masih bertengger di harga tertingginya yaitu Rp150.000 per kg, dari sebelumnya hanya Rp140.000 per kg. Disusul ayam potong Rp35.000 per kg dari sebelumnya Rp32.000 per kg. Telur ayam ras naik menjadi Rp58.000 per papan dari sebelumnya hanya Rp50.000 per papan.
Salah seorang pedagang cabai di Pasar Agus Salim Yolanda mengaku, harga cabai merah dari Bukittinggi yang mencapai Rp120.000 per kg ini merupakan yang tertinggi sejak beberapa tahun terakhir. Kenaikan ini diduga lantaran pasokan cabai merah dari Bukittinggi yang sudah tidak masuk selama beberapa hari, sedangkan permintaan pasar cukup tinggi.
“Inilah harga cabai yang paling mahal selama Ramadan, beberapa tahun belakangan. Biasanya cuma sampai Rp100.000 per kilogram, tahun ini malah lebih. Bahkan bisa naik lagi karena memang bahannya itu yang tidak ada. Kami saja masih jual stok yang didapat sebelum Ramadan,” ucapnya.
Menurutnya, hilangnya stok cabai dan bawang dari Sumatera Barat (Sumbar) lantaran adanya bencana alam yang menyebabkan banyak petani mengalami gagal panen. Apalagi banjir bandang yang melanda kawasan Sumbar juga memutuskan akses lalu lintas barang dari dan ke Pekanbaru. “Karena adanya bencana alam itulah, makanya mahal semuanya. Banyak yang gagal panen,” ucapnya.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh pedagang ayam potong di Pasar Agus Salim bernama Rizki. Menurutnya kenaikan harga ayam potong tersebut terjadi lantaran harga pakan ternak yang juga mengalami kenaikan. Alhasil, peternak ayam ikut menyelaraskan harga sehingga di pasar harga ayam potong mengalami peningkatan.
“Kalau sudah Ramadan pasti bakal mahal karena memang permintaan yang meningkat. Ditambah lagi harga pakan ternak mengalami kenaikan harga. Jadi mau tidak mau harga harus disesuaikan. Ini saja sudah Rp35.000 per kg untuk ukuran kecil,” katanya.
Rasa kecewa dengan harga bahan pokok masih dialami para kaum emak-emak di Kota Pekanbaru. Salah seorang warga Jalan Kaharuddin Nasution Elida Yanti mengaku sempat berkeliling di sekitar Jalan Tengku Bey dan Kaharuddin Nasution untuk mencari ayam potong .
Setelah berkeliling hampir satu jam lamanya, dirinya baru bisa mendapatkan ayam potong di Jalan Air Dingin, Kecamatan Bukit Raya. Namun saat harga jualnya cukup tinggi.
“Keliling ke sejumlah pasar ayam banyak yang kosong. Tak ada pedagang yang jual. Bukan cuma ayam, ikan juga begitu. Ini dapat ayam harganya malah masih tinggi Rp35.000 per kilogram. Tapi apa mau dibuat, kami masyarakat ini perlu,” ucapnya.
Ia pun berharap pemerintah bisa segera menstabilkan harga bahan pokok yang saat ini masih cukup tinggi. Bahkan harga cabai merah asal Bukittinggi kini terasa ‘’pedas’’ di kantong masyarakat.
“Sebagai masyarakat, ya maunya harga stabil. Ini tidak, cabai merah bisa sampai Rp120.000 per kilogram. Kami pun tak sanggup beli banyak, terpaksa mengurangi jumlah pembelian asalkan ada cabai di rumah untuk masak,” tegasnya.
Jajaki Kerja Sama dengan Provinsi Penghasil
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau menyatakan ketertarikannya untuk bekerja sama dengan Kabupaten Humbang Hasundutan, Provinsi Sumatera Utara. Bentuk kerja sama yang akan dilakukan yakni dalam hal penyediaan keperluan bahan pangan untuk Riau karena di daerah tersebut punya potensi pertanian yang bagus.
Pj Gubernur Riau SF Hariyanto mengatakan, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Riau saat ini tengah menggali potensi kerja sama lintas daerah dengan Kabupaten Humbang Hasundutan yang menunjukkan kemampuan luar biasa dalam menyediakan pasokan cabai, bawang merah, dan komoditas pangan lainnya. “Saya sudah berbincang dengan bupatinya dan mereka siap memenuhi permintaan kita dalam kerja sama ini,” ujarnya.
Menurut SF Hariyanto, para pedagang dari Bukittinggi salah satu daerah yang menyuplai sembako ke Riau dikabarkan juga membeli keperluan pangan dari kabupaten tersebut. “Artinya, jika Riau langsung membeli dari sumbernya, seharusnya harga pangan bisa lebih murah,” sambungnya.
Dia menekankan, kerja sama ini diharapkan tidak hanya memperkuat kerja sama antar daerah, tetapi juga dapat menjadi kunci untuk mendukung stabilitas pasokan dan harga pangan di Riau. “Karena itu kami mendorong TPID dapat menciptakan sinergisitas yang positif guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta memperkuat ketahanan pangan di tingkat regional,” pintanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi (Disperindagkop) UKM Riau, Taufiq OH mengatakan, pihaknya juga sudah melakukan beberapa cara agar keperluan bahan pokok di Riau dapat terpenuhi.
Karena selama ini, untuk memenuhi bahan pokok di Riau selama ini masih banyak didatangkan dari luar Riau. Provinsi Riau masih mengandalkan dari Sumbar. Makanya, saat ini pihaknya sudah mulai mencari alternatif pasokan bahan pokok dari daerah lain untuk mengantisipasi jika ada kendala pasokan dari Sumbar.
“Untuk memenuhi bahan pokok di Riau memang masih banyak dari Sumbar. Namun kami saat ini juga sudah menjalin kerja sama dengan Provinsi Sumatera Utara dan Aceh,” katanya.
Lebih lanjut dikatakannya, kerja sama alternatif penyediaan bahan pokok dengan provisni lain tersebut sebagai bentuk antisipasi jika penyaluran bahan pokok dari Sumbar terkendala. Seperti akibat terjadi banjir dan juga longsor di jalan penghubung Riau-Sumbar.
“Seperti beberapa waktu lalu, sempat terjadi longsor di jalan lintas Riau-Sumbar. Hal tersebut sempat mengganggu distribusi bahan pokok ke Riau yang menyebabkan kenaikan harga,” ujarnya.
Dijelaskan Taufiq, beberapa bahan pokok yang sempat mengalami kenaikan harga di Riau seperti cabai dan tomat. Untuk mengantisipasi agar hal serupa tak terjadi, pihaknya bekerja sama dengan provinsi Sumut dan Aceh. “Untuk cabai sekarang sudah ada pasokan dari Sumut dan juga Aceh. Sehingga jika pasokan dari Sumbar terkendala, maka masih ada pasokan dari Sumut dan Aceh,” sebutnya.(das)
Laporan PRAPTI DWI LESTARI dan SOLEH SAPUTRA, Pekanbaru