Rabu, 16 Oktober 2024

238 Kasus DBD, Satu Meninggal

- Advertisement -

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Satu warga Kota Pekanbaru meninggal dunia karena demam berdarah dengue (DBD). Berdasarkan data di Dinas Kesehatan (Diskes) Pekanbaru, hingga pekan ke-10 tahun 2020, sudah ada 238 kasus DBD. Satu orang dengan inisial R (20), warga Jalan Melur, Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Senapelan meninggal dunia pertengahan Februari lalu.

Jika dirincikan, hingga Maret ini atau pekan ke-10 di tahun 2020, jumlah kasus DBD di Kecamatan Tenayan Raya masih yang terbanyak yaitu 44 kasus. Diikuti Tampan 36 kasus, Marpoyan Damai 30 kasus, Payung Sekaki 28 kasus, Bukit Raya 26 kasus, Rumbai 15 kasus. Lalu Rumbai Pesisir sembilan kasus, Limapuluh 21 kasus, Sukajadi 11 kasus, Senapelan 13 kasus, Sail satu kasus, dan Pekanbaru Kota empat kasus.

- Advertisement -
Baca Juga:  Keluhkan Banjir dan Jalan Rusak

Plt Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Kota Pekanbaru Muhammad Amin didampingi Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Maisel Fidayesi, Kamis (12/3) mengatakan, satu orang korban DBD meninggal dunia di Pekanbaru karena terlambat mendapatkan penanganan medis. ‘’Korban jiwa karena terlambat dapat penanganan,’’ katanya.

Warga yang meninggal dunia akibat DBD di tahun 2020 ini adalah R (20) warga Jalan Melur, Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Senapelan. Dia sudah merasakan sakit sejak Jumat (7/2) lalu. Namun, baru memeriksakan kesehatan dan berobat dua hari setelah itu.
Di rumah sakit, R didiagnosa dengue hemorrhagic fever (DHF) with warning sign dengan hemaptoe dan melena atau sudah muntah darah. ‘’Kondisinya sudah menurun dan sudah lemas. Setelah dirawat selama lima hari tidak dapat tertolong dan meninggal,’’ urai Maisel.

Baca Juga:  Antusias Suporter Membeludak

Disebutnya, dengan penemuan kasus itu, Diskes Pekanbaru melakukan fogging pada lokasi tempat tinggal warga yang meninggal ini. Dari 238 kasus yang ditemukan, seluruh pasien sudah sembuh, dan satu diantaranya tidak dapat tertolong.

Diskes Pekanbaru mengimbau masyarakat agar  menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Karena faktor lingkungan yang kumuh akan menjadi sarang dan mempercepat kembang biak nyamuk Aedes.

Sebagai penyebab DBD. ‘’Kami tetap berupaya melakukan pencegahan dengan terus mengedukasi masyarakat lewat Puskesmas tentang pola hidup bersih, untuk menghindari wabah DBD,’’ singkatnya.

- Advertisement -

Jika diperbandingkan, sepanjang 2019 lalu ada 422 orang warga Kota Pekanbaru yang kena DBD. Dari seluruh penderita itu, lima orang di antaranya meninggal dunia.(yls)

Laporan M ALI NURMAN, Pekanbaru

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Satu warga Kota Pekanbaru meninggal dunia karena demam berdarah dengue (DBD). Berdasarkan data di Dinas Kesehatan (Diskes) Pekanbaru, hingga pekan ke-10 tahun 2020, sudah ada 238 kasus DBD. Satu orang dengan inisial R (20), warga Jalan Melur, Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Senapelan meninggal dunia pertengahan Februari lalu.

Jika dirincikan, hingga Maret ini atau pekan ke-10 di tahun 2020, jumlah kasus DBD di Kecamatan Tenayan Raya masih yang terbanyak yaitu 44 kasus. Diikuti Tampan 36 kasus, Marpoyan Damai 30 kasus, Payung Sekaki 28 kasus, Bukit Raya 26 kasus, Rumbai 15 kasus. Lalu Rumbai Pesisir sembilan kasus, Limapuluh 21 kasus, Sukajadi 11 kasus, Senapelan 13 kasus, Sail satu kasus, dan Pekanbaru Kota empat kasus.

Baca Juga:  PKS Putuskan Sabarudi Gantikan Hamdani

Plt Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Kota Pekanbaru Muhammad Amin didampingi Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Maisel Fidayesi, Kamis (12/3) mengatakan, satu orang korban DBD meninggal dunia di Pekanbaru karena terlambat mendapatkan penanganan medis. ‘’Korban jiwa karena terlambat dapat penanganan,’’ katanya.

Warga yang meninggal dunia akibat DBD di tahun 2020 ini adalah R (20) warga Jalan Melur, Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Senapelan. Dia sudah merasakan sakit sejak Jumat (7/2) lalu. Namun, baru memeriksakan kesehatan dan berobat dua hari setelah itu.
Di rumah sakit, R didiagnosa dengue hemorrhagic fever (DHF) with warning sign dengan hemaptoe dan melena atau sudah muntah darah. ‘’Kondisinya sudah menurun dan sudah lemas. Setelah dirawat selama lima hari tidak dapat tertolong dan meninggal,’’ urai Maisel.

Baca Juga:  Keluhkan Banjir dan Jalan Rusak

Disebutnya, dengan penemuan kasus itu, Diskes Pekanbaru melakukan fogging pada lokasi tempat tinggal warga yang meninggal ini. Dari 238 kasus yang ditemukan, seluruh pasien sudah sembuh, dan satu diantaranya tidak dapat tertolong.

Diskes Pekanbaru mengimbau masyarakat agar  menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Karena faktor lingkungan yang kumuh akan menjadi sarang dan mempercepat kembang biak nyamuk Aedes.

Sebagai penyebab DBD. ‘’Kami tetap berupaya melakukan pencegahan dengan terus mengedukasi masyarakat lewat Puskesmas tentang pola hidup bersih, untuk menghindari wabah DBD,’’ singkatnya.

Jika diperbandingkan, sepanjang 2019 lalu ada 422 orang warga Kota Pekanbaru yang kena DBD. Dari seluruh penderita itu, lima orang di antaranya meninggal dunia.(yls)

Laporan M ALI NURMAN, Pekanbaru

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari