DBD Harus Jadi Perhatian Pemerintah

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — KETUA Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kota Pekanbaru, Dapot Sinaga menegaskan kepada Pemerintah Kota Pekanbaru agar juga memikirkan kasus demam berdarah dengue (DBD) yang saat ini pun memprihatinkan dan perlu langkah pencegahan.

"Kami akui, semua pihak sibuk dengan Covid-19, tapi DBD pun harus jadi perhatian juga," kata Dapot kepada wartawan, Kamis (9/4).

- Advertisement -

Untuk diketahui hingga saat ini sudah dari Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru menyebutkan ada 312 kasus DBD di Kota Pekanbaru. Tentu ini bukan sedikit dan harus direspon cepat.

Ditambah, saat ini musim penghujan dan jelas pertumbuhan nyamuk sangat tinggi, apalagi lingkungan kotor. "Jangan sampai wabah DBD ini menambah ketakutan warga kita," katanya lagi.

- Advertisement -

Selain bahaya Covid-19, DBD juga merupakan ancaman yang nyata bagi kesehatan, bahkan terus berulang terjadi kasusnya meskipun berbeda di tiap wilayah. "Segera melakukan penyuluhan dan tindakan tepat," ucapnya.

Untuk diketahui dari data yang dirilis Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru, kasus tertinggi ada di Kecamatan Tenayan Raya, mencapai 59 kasus. Kemudian di Kecamatan Tampan mencapai 47 kasus, ada satu korban meninggal dunia.

Disampaikan pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru M Amin melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Diskes Pekanbaru, Maisel Fidayesi, DBD merupakan persoalan lingkungan. Ia meminta partisipasi masyarakat menjaga lingkungan bersih. "Bagaimana kita menata lingkungannya supaya tetap bersih,” kata Maisel.(ksm)

Laporan: Agustiar (Pekanbaru)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — KETUA Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kota Pekanbaru, Dapot Sinaga menegaskan kepada Pemerintah Kota Pekanbaru agar juga memikirkan kasus demam berdarah dengue (DBD) yang saat ini pun memprihatinkan dan perlu langkah pencegahan.

"Kami akui, semua pihak sibuk dengan Covid-19, tapi DBD pun harus jadi perhatian juga," kata Dapot kepada wartawan, Kamis (9/4).

Untuk diketahui hingga saat ini sudah dari Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru menyebutkan ada 312 kasus DBD di Kota Pekanbaru. Tentu ini bukan sedikit dan harus direspon cepat.

Ditambah, saat ini musim penghujan dan jelas pertumbuhan nyamuk sangat tinggi, apalagi lingkungan kotor. "Jangan sampai wabah DBD ini menambah ketakutan warga kita," katanya lagi.

Selain bahaya Covid-19, DBD juga merupakan ancaman yang nyata bagi kesehatan, bahkan terus berulang terjadi kasusnya meskipun berbeda di tiap wilayah. "Segera melakukan penyuluhan dan tindakan tepat," ucapnya.

Untuk diketahui dari data yang dirilis Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru, kasus tertinggi ada di Kecamatan Tenayan Raya, mencapai 59 kasus. Kemudian di Kecamatan Tampan mencapai 47 kasus, ada satu korban meninggal dunia.

Disampaikan pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru M Amin melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Diskes Pekanbaru, Maisel Fidayesi, DBD merupakan persoalan lingkungan. Ia meminta partisipasi masyarakat menjaga lingkungan bersih. "Bagaimana kita menata lingkungannya supaya tetap bersih,” kata Maisel.(ksm)

Laporan: Agustiar (Pekanbaru)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya