Sabtu, 18 Mei 2024

Hujan Satu Jam, Jalan Sudah Terendam

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Hujan mengguyur Kota Pekanbaru, Rabu (7/2) sejak pukul 12.30 WIB hingga 13.35 WIB. Meski hujan hanya berlangsung sekitar satu jam, namun sejumlah ruas jalan di dalam Kota Bertuah terendam.

Genangan air terparah terpantau di Jalan KH Ahmad Dahlan, Kecamatan Sukajadi. Ketinggian permukaan air mencapai lutut orang dewasa. Genangan ini juga menyebabkan kemacetan arus lalu lintas di jalan tersebut.

Yamaha

Titik genangan di Jalan KH Ahmad Dahlan yang paling parah berada di simpang Jalan Mangga. Banjir terjadi dikarenakan tersumbatnya saluran drainase sehingga air meluap dari drainase dan merendam badan jalan.

Anton, salah seorang pengendara roda dua yang akan melintas di jalan tersebut mengatakan, Jalan KH Ahmad Dahlan memang sering jadi langganan banjir ketika hujan deras.

”Ini sangat luar biasa, Pak. Parah lewat di sini. Banyak sepeda motor tidak berani lewat, karena dalam banjirnya, kalau dipaksakan lewat, nanti motor bisa mogok,” ujar Anton.

- Advertisement -

Sementara itu pantauan Riau Pos juga terlihat banyak pengendara sepeda motor yang nekat untuk tetap melintas dan menorobos genangan banjir di Jalan Ahmad Dahlan.

Genangan juga terpantau terjadi di Jalan Arifin Achmad, Kecamatan Marpoyan Damai dan Jalan Tengku Bey, Kecamatan Bukit Raya.

- Advertisement -

Genangan terjadi akibat luapan air dari drainase yang ada di kedua sisi badan jalan dengan ketinggian yang berbeda-beda membuat pengendara motor dan mobil yang melintas kesulitan.

Baca Juga:  Sambut Jenazah sang Ibunda di Liang Lahat

Pengendara terpaksa harus menurunkan lanjut kecepatan kendaraan mereka,serta mencari ruas jalan yang tidak terlalu dalam tergenang air agar tidak merusak mesin kendaraannya.

Tak hanya luapan air banjir, tumpukan sampah plastik juga ikut terbawa arus banjir di sejumlah badan jalan. Bahkan masyarakat sekitar terpaksa harus memungut sampah yang ada agar tidak menganggu saluran air sehingga genangan banjir dapat secepatnya surut.

Salah seorang pengendara mobil di Jalan Arifin Achmad, Novri mengaku menyayangkan jalan-jalan dalam Kota Pekanbaru tergenang saat hujan.

”Ntahlah Pekanbaru ini, sudah menjadi-jadi banjirnya. Hujan tak sampai 2 jam, lautan ada di semua jalan. Entah apalah yang salah sama kota ini, ke mana pemerintah?” kata dia kesal.

Hal senada diungkapkan pengendara mobil Hendriko yang mempertanyakan pekerjaan dan pengawasan yang dilakukan Pemerintah Kota Pekanbaru dan kecamatan setempat yang kerap tergenang air banjir meksipun hujan yang tidak berlangsung lama.

Menurutnya, sudah tidak ada lagi kegiatan gotong-royong bersama antara masyarakat dan pemerintah setempat untuk mengangkut endapan lumpur dan juga sampah di dalam drainase kerap menyebabkan banjir.

”Kok pemerintah setempat tidak ada yang mau menggerakkan warganya untuk sama-sama gotong-royong agar endapan sampah dan lumpur itu terangkat semua. Ini hanya mengandalkan pasukan kuning saja,” katanya.

Baca Juga:  BC Pekanbaru Canangkan Zona Integritas WBK dan WBBM

Sementara itu, Sekretaris Kota (Sekko) Pekanbaru Indra Pomi Nasution mengatakan, saat ini untuk penanganan banjir di Kota Pekanbaru tidak bisa dengan mengandalkan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).

Namun harus, ada bantuan dari pemerintah provinsi maupun pusat dalam penanganan banjir di Kota Pekanbaru. Pasalnya ada tiga kewenangan, baik kewenangan pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi Riau dan Pemerintah Kota Pekanbaru

Bahkan masing-masing wilayah memiliki kewenangan seperti terhadap Sungai Siak yang menjadi kewenangan pusat melalui Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS).

Namun untuk menyelesaikan permasalahan banjir yang menjadi kewenangan Kota Pekanbaru saja, memerlukan biaya sebesar Rp180 miliar. ”Untuk menyelesaikan banjir kewenangan Kota Pekanbaru saja, kita itu perlu Rp180 miliar. Tidak sanggup kita kalau dalam satu dua tahun anggaran. Makanya kita cicil infrastruktur,” sebutnya.

Menurutnya, menyelesaikan banjir Pekanbaru tidak bisa sekaligus. Penanganan banjir dilakukan secara bertahap. ”Menyelesaikan banjir tidak bisa sekaligus, bulan ini kita perbaiki, dua bulan lagi kalau tidak kita rawat, itu banjir lagi. Kenapa, sampah masuk dalam gorong-gorong, penuh lumpur, ini tentu butuh kebersamaan kita,” ujarnya.(def/ilo/ayi/yls)

Laporan TIM RIAU POS, PEKANBARU

 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Hujan mengguyur Kota Pekanbaru, Rabu (7/2) sejak pukul 12.30 WIB hingga 13.35 WIB. Meski hujan hanya berlangsung sekitar satu jam, namun sejumlah ruas jalan di dalam Kota Bertuah terendam.

Genangan air terparah terpantau di Jalan KH Ahmad Dahlan, Kecamatan Sukajadi. Ketinggian permukaan air mencapai lutut orang dewasa. Genangan ini juga menyebabkan kemacetan arus lalu lintas di jalan tersebut.

Titik genangan di Jalan KH Ahmad Dahlan yang paling parah berada di simpang Jalan Mangga. Banjir terjadi dikarenakan tersumbatnya saluran drainase sehingga air meluap dari drainase dan merendam badan jalan.

Anton, salah seorang pengendara roda dua yang akan melintas di jalan tersebut mengatakan, Jalan KH Ahmad Dahlan memang sering jadi langganan banjir ketika hujan deras.

”Ini sangat luar biasa, Pak. Parah lewat di sini. Banyak sepeda motor tidak berani lewat, karena dalam banjirnya, kalau dipaksakan lewat, nanti motor bisa mogok,” ujar Anton.

Sementara itu pantauan Riau Pos juga terlihat banyak pengendara sepeda motor yang nekat untuk tetap melintas dan menorobos genangan banjir di Jalan Ahmad Dahlan.

Genangan juga terpantau terjadi di Jalan Arifin Achmad, Kecamatan Marpoyan Damai dan Jalan Tengku Bey, Kecamatan Bukit Raya.

Genangan terjadi akibat luapan air dari drainase yang ada di kedua sisi badan jalan dengan ketinggian yang berbeda-beda membuat pengendara motor dan mobil yang melintas kesulitan.

Baca Juga:  Targetkan 30 Persen Volume Sampah Tertangani

Pengendara terpaksa harus menurunkan lanjut kecepatan kendaraan mereka,serta mencari ruas jalan yang tidak terlalu dalam tergenang air agar tidak merusak mesin kendaraannya.

Tak hanya luapan air banjir, tumpukan sampah plastik juga ikut terbawa arus banjir di sejumlah badan jalan. Bahkan masyarakat sekitar terpaksa harus memungut sampah yang ada agar tidak menganggu saluran air sehingga genangan banjir dapat secepatnya surut.

Salah seorang pengendara mobil di Jalan Arifin Achmad, Novri mengaku menyayangkan jalan-jalan dalam Kota Pekanbaru tergenang saat hujan.

”Ntahlah Pekanbaru ini, sudah menjadi-jadi banjirnya. Hujan tak sampai 2 jam, lautan ada di semua jalan. Entah apalah yang salah sama kota ini, ke mana pemerintah?” kata dia kesal.

Hal senada diungkapkan pengendara mobil Hendriko yang mempertanyakan pekerjaan dan pengawasan yang dilakukan Pemerintah Kota Pekanbaru dan kecamatan setempat yang kerap tergenang air banjir meksipun hujan yang tidak berlangsung lama.

Menurutnya, sudah tidak ada lagi kegiatan gotong-royong bersama antara masyarakat dan pemerintah setempat untuk mengangkut endapan lumpur dan juga sampah di dalam drainase kerap menyebabkan banjir.

”Kok pemerintah setempat tidak ada yang mau menggerakkan warganya untuk sama-sama gotong-royong agar endapan sampah dan lumpur itu terangkat semua. Ini hanya mengandalkan pasukan kuning saja,” katanya.

Baca Juga:  341 Paket Imlek Diserahkan PBBI 2575 Kongzii

Sementara itu, Sekretaris Kota (Sekko) Pekanbaru Indra Pomi Nasution mengatakan, saat ini untuk penanganan banjir di Kota Pekanbaru tidak bisa dengan mengandalkan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).

Namun harus, ada bantuan dari pemerintah provinsi maupun pusat dalam penanganan banjir di Kota Pekanbaru. Pasalnya ada tiga kewenangan, baik kewenangan pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi Riau dan Pemerintah Kota Pekanbaru

Bahkan masing-masing wilayah memiliki kewenangan seperti terhadap Sungai Siak yang menjadi kewenangan pusat melalui Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS).

Namun untuk menyelesaikan permasalahan banjir yang menjadi kewenangan Kota Pekanbaru saja, memerlukan biaya sebesar Rp180 miliar. ”Untuk menyelesaikan banjir kewenangan Kota Pekanbaru saja, kita itu perlu Rp180 miliar. Tidak sanggup kita kalau dalam satu dua tahun anggaran. Makanya kita cicil infrastruktur,” sebutnya.

Menurutnya, menyelesaikan banjir Pekanbaru tidak bisa sekaligus. Penanganan banjir dilakukan secara bertahap. ”Menyelesaikan banjir tidak bisa sekaligus, bulan ini kita perbaiki, dua bulan lagi kalau tidak kita rawat, itu banjir lagi. Kenapa, sampah masuk dalam gorong-gorong, penuh lumpur, ini tentu butuh kebersamaan kita,” ujarnya.(def/ilo/ayi/yls)

Laporan TIM RIAU POS, PEKANBARU

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari