Banjir, Jalan Soebrantas Macet Parah

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) –  Hujan deras mengguyur Kota Pekanbaru, Ahad (5/9) menjelang sore. Meski hanya sebentar, namun sejumlah ruas jalan di Kota Bertuah digenangi air cukup dalam. Kemacetan pun tak terhindarkan.

Kemacetan parah terjadi di Jalan HR Soebrantas, Panam. Di sini ada beberapa titik genangan. Kondisi inipun dikeluhkan para pengendara yang harus menempuh waktu satu jam lebih untuk bisa keluar dari kemacetan.

- Advertisement -

Kemacetan terjadi dari simpang Jalan Garuda Sakti ke arah Pasar Pagi Arengka. Pengendara harus melalui beberapa titik banjir. Seperti di depan SPBU seberang Pasar Panam, di seberang STIE Akbar, depan RS Awal Bros, simpang Tobek Godang, dan depan Kedai Upu. Banjir terparah terdapat di Jalan HR Soebrantas setelah simpang Jalan Delima sampai u-turn simpang Jalan Putri Tujuh. Ketinggian air sekitar betis orang dewasa.

Di sini, sejumlah pemuda menawarkan jasa membantu pengendara roda dua agar bisa melewati banjir. Caranya dengan mengangkat sepeda motor masuk ke jalur sebelah yang tidak banjir.

- Advertisement -

Sementara, kendaraan dari arah Pasar Pagi Arengka menuju simpang Jalan Garuda Sakti juga harus terjebak kemacetan panjang. Dari arah sini, genangan air terdapat di depan Babussalam dan SPBU.

Simpang Jalan HR Soebrantas-Jalan Soekarno Hatta bawah fly over yang biasanya menjadi titik banjir cukup parah, kemarin genangan  air tidak terlalu tinggi.

Yuli, seorang pengendara roda dua yang melintasi Jalan HR Soebrantas mengatakan, dirinya terjebak kemacetan dari simpang Tobek Godang sampai u turn depan simpang Jalan Putri Tujuh. "Hampir setengah jam untuk bisa keluar dari kemacetan dan genangan air yang cukup dalam," katanya, kemarin.

Ia berharap, masalah ini bisa menjadi perhatian serius oleh pemerintah. "Harus ada solusi dari pemerintah dan ada action. Kalau tidak, ya masalah ini akan selalu terjadi dan yang menderita yang masyarakat lah," katanya.

Pengendara roda empat, Muslim menyebutkan, ia terjebak kemacetan dari simpang Garuda Sakti sampai u turn depan simpang Jalan Putri Tujuh. Perlu waktu satu jam lebih untuk bisa lepas dari kemacetan panjang yang terjadi.

"Biasanya dari rumah sampai ke tempat tujuan hanya perlu waktu lima belas menit. Hari ini (Ahad, red) karena banjir dan macet, perlu waktu satu setengah jam saya baru sampai di kantor," sebutnya.

Selain di Jalan HR Soebrantas, banjir dan kemacetan juga terjadi di Jalan Arifin Achmad di depan Kantor PAN. Banjir menghambat laju kendaraan roda dua dan empat yang melintas. Bahkan ketinggian air juga sampai betis orang dewasa dan membuat pengendara roda dua harus mengalami mati mesin pada kendaraannya.

Hal yang sama juga terjadi di Jalan Kaharudin Nasution tepatnya di depan Universitas Islam Riau tampak genangan air banjir mulai menutupi ruas jalan akibat drainase di sekitar lokasi yang tidak mampu menampung debit air hujan. Sejumlah toko miliki warga setempat juga mendapat imbas dari air banjir yang mulai masuk kedalam kawasan pertokoan warga.

Syahroni, salah seorang pengendara mengaku Jalan Arifin Achmad dan Jalan Kaharudin Nasution memang menjadi kawasan banjir akibat drainase di kawasan tersebut yang kurang besar dan tidak mampu menampung derasnya debit air yang ada.

Dirinya juga meminta kepada pemerintah Kota Bertuah untuk segera menyelesaikan permasalahan banjir di Kota Pekanbaru tersebut, karena sudah menjadi tradisional setiap kali hujan dengan intensitas tinggi menguyur Ibu Kota Provinsi Riau ini selalu menjadi lautan air banjir yang menyengsarakan masyarakat nya.

"Iya, maunya diperbaiki dengan benarlah sistim drainase ini. Jangan antara satu titik nggak nyambung. Kalau dibiarkan ya sama saja lah bohong kerja pemerintah selama ini. Cuma ngabisin uang rakyat saja. Tapi hasilnya nggak ada,"kata dia.

Hal yang sama juga diungkan oleh Azka salah seorang warga di Jalan Kaharudin Nasution. Ia mengaku kewalahan setiap kali hujan dengan intensitas tinggi mengguyur Kota Bertuah tempat usahanya juga ikut kebanjiran, akibat drainase di Jalan Kaharudin Nasution yang buntu dan dangkal karena masih banyaknya sedimen tanah dan sampah didalam drainase.

Bahkan guna mengantisipasi air banjir mengarah ketoko miliknya, karena terbawa arus kendaraan yang melintas. Dirinya sengaja meletakan kursi ditengah jalan, ager pengendara yang melintas menurunkan lanjut kendaraannya.

"Inilah kerjaan kalau sudah hujan lebat. Sibuk beresin barang agar tidak kebasahan. Di Jalan ini selain drainase yang buntu juga ukuran drainase nya cukup kecil dan tidak bisa menampung air banjir yang mengalir,"ujarnya.

Sementara itu, menurut Prakirawan cuaca dari BMKG Pekanbaru Yasir P, sejumlah daerah di Provinsi Riau memiliki potensi  hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang di sebagian wilayah Kabupaten Rokan Hilir yaitu di Kecamatan Pujud, Rimba Melintang, Bangko Pusako, Tanah Putih dan Tanah Putih Tanjung Melawan.

Kemudian, di Kabupaten  Rokan Hulu berada di Kecamatan Tambusai, Tambusai Utara, Bangun Purba dan Rambah. Kabupaten Pelalawan berada di Kecamatan Bandar Seikijang, Pelalwan, Bunut, Langgam, Teluk Meranti dan Ukui.

Kota Dumai berada di Kecamatan Sungai Sembilan. Kabupaten Bengkalis berada di Kecamatan Mandau dan Pinggir. Kabupaten Siak berada di Kecamatan Kandis, Minas, Sungai Mandau, Koto Gasib, Mempura, Lubuk Dalam, Tualang dan Dayun. Kabupaten  Kampar Kecamatan Tapung Hilir, Siak Hulu, Kabupaten Indragiri Hilir ada di Kecamatan Mandah, Kempas, Tempuling, Teluk Belengkong dan Keritang.

"Kondisi ini diprakirakan dapat meluas ke sebagian wilayah Kota Pekanbaru,"ujarnya.(ayi)

 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) –  Hujan deras mengguyur Kota Pekanbaru, Ahad (5/9) menjelang sore. Meski hanya sebentar, namun sejumlah ruas jalan di Kota Bertuah digenangi air cukup dalam. Kemacetan pun tak terhindarkan.

Kemacetan parah terjadi di Jalan HR Soebrantas, Panam. Di sini ada beberapa titik genangan. Kondisi inipun dikeluhkan para pengendara yang harus menempuh waktu satu jam lebih untuk bisa keluar dari kemacetan.

Kemacetan terjadi dari simpang Jalan Garuda Sakti ke arah Pasar Pagi Arengka. Pengendara harus melalui beberapa titik banjir. Seperti di depan SPBU seberang Pasar Panam, di seberang STIE Akbar, depan RS Awal Bros, simpang Tobek Godang, dan depan Kedai Upu. Banjir terparah terdapat di Jalan HR Soebrantas setelah simpang Jalan Delima sampai u-turn simpang Jalan Putri Tujuh. Ketinggian air sekitar betis orang dewasa.

Di sini, sejumlah pemuda menawarkan jasa membantu pengendara roda dua agar bisa melewati banjir. Caranya dengan mengangkat sepeda motor masuk ke jalur sebelah yang tidak banjir.

Sementara, kendaraan dari arah Pasar Pagi Arengka menuju simpang Jalan Garuda Sakti juga harus terjebak kemacetan panjang. Dari arah sini, genangan air terdapat di depan Babussalam dan SPBU.

Simpang Jalan HR Soebrantas-Jalan Soekarno Hatta bawah fly over yang biasanya menjadi titik banjir cukup parah, kemarin genangan  air tidak terlalu tinggi.

Yuli, seorang pengendara roda dua yang melintasi Jalan HR Soebrantas mengatakan, dirinya terjebak kemacetan dari simpang Tobek Godang sampai u turn depan simpang Jalan Putri Tujuh. "Hampir setengah jam untuk bisa keluar dari kemacetan dan genangan air yang cukup dalam," katanya, kemarin.

Ia berharap, masalah ini bisa menjadi perhatian serius oleh pemerintah. "Harus ada solusi dari pemerintah dan ada action. Kalau tidak, ya masalah ini akan selalu terjadi dan yang menderita yang masyarakat lah," katanya.

Pengendara roda empat, Muslim menyebutkan, ia terjebak kemacetan dari simpang Garuda Sakti sampai u turn depan simpang Jalan Putri Tujuh. Perlu waktu satu jam lebih untuk bisa lepas dari kemacetan panjang yang terjadi.

"Biasanya dari rumah sampai ke tempat tujuan hanya perlu waktu lima belas menit. Hari ini (Ahad, red) karena banjir dan macet, perlu waktu satu setengah jam saya baru sampai di kantor," sebutnya.

Selain di Jalan HR Soebrantas, banjir dan kemacetan juga terjadi di Jalan Arifin Achmad di depan Kantor PAN. Banjir menghambat laju kendaraan roda dua dan empat yang melintas. Bahkan ketinggian air juga sampai betis orang dewasa dan membuat pengendara roda dua harus mengalami mati mesin pada kendaraannya.

Hal yang sama juga terjadi di Jalan Kaharudin Nasution tepatnya di depan Universitas Islam Riau tampak genangan air banjir mulai menutupi ruas jalan akibat drainase di sekitar lokasi yang tidak mampu menampung debit air hujan. Sejumlah toko miliki warga setempat juga mendapat imbas dari air banjir yang mulai masuk kedalam kawasan pertokoan warga.

Syahroni, salah seorang pengendara mengaku Jalan Arifin Achmad dan Jalan Kaharudin Nasution memang menjadi kawasan banjir akibat drainase di kawasan tersebut yang kurang besar dan tidak mampu menampung derasnya debit air yang ada.

Dirinya juga meminta kepada pemerintah Kota Bertuah untuk segera menyelesaikan permasalahan banjir di Kota Pekanbaru tersebut, karena sudah menjadi tradisional setiap kali hujan dengan intensitas tinggi menguyur Ibu Kota Provinsi Riau ini selalu menjadi lautan air banjir yang menyengsarakan masyarakat nya.

"Iya, maunya diperbaiki dengan benarlah sistim drainase ini. Jangan antara satu titik nggak nyambung. Kalau dibiarkan ya sama saja lah bohong kerja pemerintah selama ini. Cuma ngabisin uang rakyat saja. Tapi hasilnya nggak ada,"kata dia.

Hal yang sama juga diungkan oleh Azka salah seorang warga di Jalan Kaharudin Nasution. Ia mengaku kewalahan setiap kali hujan dengan intensitas tinggi mengguyur Kota Bertuah tempat usahanya juga ikut kebanjiran, akibat drainase di Jalan Kaharudin Nasution yang buntu dan dangkal karena masih banyaknya sedimen tanah dan sampah didalam drainase.

Bahkan guna mengantisipasi air banjir mengarah ketoko miliknya, karena terbawa arus kendaraan yang melintas. Dirinya sengaja meletakan kursi ditengah jalan, ager pengendara yang melintas menurunkan lanjut kendaraannya.

"Inilah kerjaan kalau sudah hujan lebat. Sibuk beresin barang agar tidak kebasahan. Di Jalan ini selain drainase yang buntu juga ukuran drainase nya cukup kecil dan tidak bisa menampung air banjir yang mengalir,"ujarnya.

Sementara itu, menurut Prakirawan cuaca dari BMKG Pekanbaru Yasir P, sejumlah daerah di Provinsi Riau memiliki potensi  hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang di sebagian wilayah Kabupaten Rokan Hilir yaitu di Kecamatan Pujud, Rimba Melintang, Bangko Pusako, Tanah Putih dan Tanah Putih Tanjung Melawan.

Kemudian, di Kabupaten  Rokan Hulu berada di Kecamatan Tambusai, Tambusai Utara, Bangun Purba dan Rambah. Kabupaten Pelalawan berada di Kecamatan Bandar Seikijang, Pelalwan, Bunut, Langgam, Teluk Meranti dan Ukui.

Kota Dumai berada di Kecamatan Sungai Sembilan. Kabupaten Bengkalis berada di Kecamatan Mandau dan Pinggir. Kabupaten Siak berada di Kecamatan Kandis, Minas, Sungai Mandau, Koto Gasib, Mempura, Lubuk Dalam, Tualang dan Dayun. Kabupaten  Kampar Kecamatan Tapung Hilir, Siak Hulu, Kabupaten Indragiri Hilir ada di Kecamatan Mandah, Kempas, Tempuling, Teluk Belengkong dan Keritang.

"Kondisi ini diprakirakan dapat meluas ke sebagian wilayah Kota Pekanbaru,"ujarnya.(ayi)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya