RIAUPOS.CO – Beberapa hari belakangan ini kualitas udara di Kota Pekanbaru sempat memasuki kategori kurang sehat berdasarkan alat ukur yang dimiliki oleh BMKG melalui https://www.bmkg.go.id/kualitas-udara/informasi-partikulat-pm25.bmkg.
Namun, Jumat (5/4) kualitas udara di Kota Pekanbaru sudah mulai berangsur membaik dengan kategori sedang dengan ukuran 48.00 ugram.
Di mana, berdasarkan particulate Matter (PM2.5) adalah partikel udara yang berukuran lebih kecil dari atau sama dengan 2.5 µm (mikrometer). Pengukuran konsentrasi PM2.5 menggunakan metode penyinaran sinar Beta (Beta Attenuation Monitoring) dengan satuan mikrogram per meter kubik (µm/m3).
Menyikapi hal tersebut, Pemerintah Kota Pekanbaru melalui Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Arnaldo Eka Putra mengingatkan warga untuk mengenakan masker ketika berada di luar ruangan. Pemakaian masker untuk mencegah dampak kebakaran lahan yang menyebabkan gangguan pernafasan.
”Kami mengimbau kepada warga agar mengenakan masker, terutama ketika berada di luar ruangan,” ucapnya
Dikatakannya, memasuki musim pancaroba dari hujan ke kemarau ini warga harus waspada terhadap dampak kabut asap akibat kebakaran lahan yang terbawa ke Kota Pekanbaru. Karena dampaknya akan terasa pada Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA). ”Yang namanya udara tercemar tentu harus diwaspadai, pakai masker kalau jalan keluar. Namun, sampai saat ini belum ada peningkatan kasus, terutama pasca-kabut asap melanda,” ulasnya.
Pihaknya juga mengimbau agar masyarakat mengurangi aktivitas di luar ruangan. Apalagi bagi kelompok rentan atau beresiko seperti balita dan lansia. Pihaknya dalam beberapa pekan ini klaim belum ada peningkatan jumlah kasus ISPA. Apalagi dampak dari kabut asap yang terjadi akibat kebakaran lahan di sejumlah wilayah.(yls)
Laporan PRAPTI DWI LESTARI, Pekanbaru
RIAUPOS.CO – Beberapa hari belakangan ini kualitas udara di Kota Pekanbaru sempat memasuki kategori kurang sehat berdasarkan alat ukur yang dimiliki oleh BMKG melalui https://www.bmkg.go.id/kualitas-udara/informasi-partikulat-pm25.bmkg.
Namun, Jumat (5/4) kualitas udara di Kota Pekanbaru sudah mulai berangsur membaik dengan kategori sedang dengan ukuran 48.00 ugram.
- Advertisement -
Di mana, berdasarkan particulate Matter (PM2.5) adalah partikel udara yang berukuran lebih kecil dari atau sama dengan 2.5 µm (mikrometer). Pengukuran konsentrasi PM2.5 menggunakan metode penyinaran sinar Beta (Beta Attenuation Monitoring) dengan satuan mikrogram per meter kubik (µm/m3).
Menyikapi hal tersebut, Pemerintah Kota Pekanbaru melalui Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Arnaldo Eka Putra mengingatkan warga untuk mengenakan masker ketika berada di luar ruangan. Pemakaian masker untuk mencegah dampak kebakaran lahan yang menyebabkan gangguan pernafasan.
- Advertisement -
”Kami mengimbau kepada warga agar mengenakan masker, terutama ketika berada di luar ruangan,” ucapnya
Dikatakannya, memasuki musim pancaroba dari hujan ke kemarau ini warga harus waspada terhadap dampak kabut asap akibat kebakaran lahan yang terbawa ke Kota Pekanbaru. Karena dampaknya akan terasa pada Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA). ”Yang namanya udara tercemar tentu harus diwaspadai, pakai masker kalau jalan keluar. Namun, sampai saat ini belum ada peningkatan kasus, terutama pasca-kabut asap melanda,” ulasnya.
Pihaknya juga mengimbau agar masyarakat mengurangi aktivitas di luar ruangan. Apalagi bagi kelompok rentan atau beresiko seperti balita dan lansia. Pihaknya dalam beberapa pekan ini klaim belum ada peningkatan jumlah kasus ISPA. Apalagi dampak dari kabut asap yang terjadi akibat kebakaran lahan di sejumlah wilayah.(yls)
Laporan PRAPTI DWI LESTARI, Pekanbaru