PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Pasien suspect corona yang dirawat di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Provinsi Riau terpantau kondisinya masih stabil. Meski begitu, pihak rumah sakit masih menempatkan pasien tersebut di ruang isolasi hingga ada hasil dari laboratorium Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) Kementerian Kesehatan.
Direktur RSUD Arifin Achmad dr Nuzelly Husnedi
mengatakan, sejak dirawat di RSUD Arifin Achmad pada Selasa (3/3) lalu, pasien tersebut dalam kondisi stabil hingga saat ini. Dengan artian, tidak menunjukkan gejala kondisi fisik menurun.
"Pasien hingga saat ini masih dalam kondisi stabil, sama seperti ketika baru datang ke RSUD Arifin Achmad setelah dirujuk dari rumah sakit swasta di Pekanbaru," katanya.
Meski demikian, lanjut Nuzelly, pihaknya tetap menempatkan pasien tersebut di ruang isolasi hingga hasil uji sampel keluar. Ini dilakukan untuk mengantisipasi penyeberangan virus jika ternyata hasil uji sampel menyatakan pasien tersebut terkonfirmasi corona. "Semua penanganan pasien tetap kami lakukan sesuai prosedur. Petugas kesehatan yang merawat juga dibekali dengan alat pelindung diri," sebutnya.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan, hasil uji sampel darah tersebut diprediksi keluar dalam dua atau tiga hari. Itu jika sampel darah yang diteliti di unit Litbangkes di Jakarta sedikit.
"Paling tidak hasil uji sampel itu baru akan diketahui hasilnya dalam dua atau tiga hari ke depan. Itu pun kalau sampel yang diteliti di sana tidak banyak, jika banyak kemungkinan bisa lebih lama," katanya.
Jika hasil uji sampel nanti ternyata pasien tersebut negatif corona, maka pasien boleh keluar dari ruang isolasi. Dan jika masih perlu pengobatan untuk sakit yang dideritanya seperti batuk dan demam, maka akan ditangani seperti pasien umum. "Kalau ternyata negatif yang tidak akan diisolasi lagi. Kalau mau pulang juga boleh, tapi kalau belum sehat betul tetap dirawat di ruang umum juga tidak masalah," sebutnya.
Mimi menjelaskan, memang masa inkubasi virus corona tersebut selama 14 hari. Namun dalam kurun waktu 14 hari tersebut, daya tahan tubuh kuat, maka virus tidak bisa berkembang menjangkiti manusia.
"Untuk itu, daya tahan kita harus terus dijaga. Caranya dengan melakukan perilaku hidup sehat, dengan makan makanan bergizi, olahraga, istirahat cukup serta tidak merokok," ajaknya.
Di bagian lain, Pemerintah Kota Dumai juga masih menunggu hasil uji laboratorium terkait pasien dengan suspect Covid-19 yang sedang dirawat di ruang Isolasi RSUD Kota Dumai. Namun hingga Kamis (5/3), Diskes Kota Dumai mengklaim kondisi pasien tersebut semakin membaik setelah mendapat perawatan intensif oleh petugas kesehatan.
"Alhamdulillah, semakin membaik kondisi pasien suspect corona yang dirawat di RSUD Dumai," ujar Plt Kepala Dinas Kesehatan Dumai Syahrinaldi melalui Kabid pengendalian dan pemberantasan penyakit (P2P) Diskes Dumai, Nurbaiti, Kamis (5/3).
Ia mengatakan, pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan sampel darah pasien suspect corona oleh Diskes Riau.
"Kan baru Rabu (kemarin, red) sampelnya diambil. Belum tahu kapan keluarnya, mudah-mudahan secepatnya," tuturnya.
Ia mengatakan, walaupun kondisinya terus membaik pasien masih dirawat di ruang isolasi RSUD Dumai sampai hasil labornya keluar.
Wakil Wali Kota Dumai Eko Suharjo mengimbau masyarakat Dumai tidak panik. Dikatakannya, Pemko Dumai melalui instansi terkait sudah melakukan langkah-langkah antisipasi menyebarnya virus corona. Di katakannya juga, pihak Diskes dan KKP Kota Dumai terus melakukan pengawasan terhadap kapal yang masuk ke Dumai.
"Langkah antisipasi sudah dilakukan, kami minta masyarakat untuk tidak panik, namun tetap waspada, jaga kesehatan," tutupnya.
RSUD Mandau Bantah
Ada Pasien Suspect
RSUD Mandau Kabupaten Bengkalis dikabarkan sedang merawat pasien suspect corona. Kabar tersebut beredar cepat di grup-grup Whatsaap hingga membuat heboh warga Duri, Bengkalis.
Menanggapi hal itu Direktur RSUD Mandau dr Sri Sadono memberikan penjelasan. Dirinya tak ingin kabar tersebut berkembang di tengah masyarakat tanpa dasar dan sumber yang pasti.
"Hanya ada pasien infeksi paru, dan ada riwayat pulang umrah. Hasil pemeriksaan darah belum menunjukkan suspect corona. Jadi 2 hari ini kami observasi. Wajar bila kami pakai APD (alat perlindungan diri, red)," kata Sri Sadono kepada Riau Pos, Rabu (4/3).
Sekali lagi, dirinya membantah kabar yang masih simpangsiur tersebut. Bahwa tidak benar RSUD Mandau sedang merawat pasien yang supsect corona, kabar tersebut dipastikan hoaks.
"Hasil pemeriksaan darah belum menunjukan," ujarnya.
Jikapun ada, pihaknya bakal merujuk pasien yang terindikasi virus mematikan tersebut ke RSUD Arifin Ahmad dan RSUD Dumai yang menjadi rumah sakit rujukan pasien suspect corona di Provinsi Riau. "Kami tidak rumah sakit rujukan. Jadi kalau ada pasien (corona, red) bakal kami rujuk ke RSUD Dumai atau RSUD Arifin Ahmad," jelasnya.
Masyarakat Jangan Resah
Bupati Kepulauan Meranti Drs H Irwan mengapresiasi usulan untuk menutup jalur masuk mancanegara ke daerahnya. Seperti dalam menyambut tradisi warga Tionghoa untuk cheng beng atau ziarah kubur leluhur.
"Usulan tersebut cukup baik, namun tentu harus mendapatkan validasi dari pejabat yang berwenang. Dalam hal ini saya kira pihak Imigrasi dan Kesehatan Pelabuhan yang lebih tepat untuk memberikan rekomendasi terhadap usulan tersebut," ujar Irwan, Kamis (5/3).
Menanggapi itu, Kepala Diskes Kepulauan Meranti dr Misri Hasanto mengatakan bahwa hal tersebut masih sebatas usulan dan merupakan hal yang wajar.
"Semua usulan sebenarnya bisa kami tampung, namun yang memutuskan bukan kami, namun sebagai camat sebenarnya juga punya wewenang bila itu menjadi wilayah dia. Dan wilayah Tebing Tinggi menjadi tempat yang paling banyak didatangi saat momen tersebut," ujar Misri saat ditemui di kantornya, Kamis (5/3).
Walaupun demikian Misri mengatakan hal yang terpenting adalah validasi terhadap orang-orang yang masuk dari luar negeri.
"Harus dianalisa terlebih dahulu dan perlu validasi data. Orang Tionghoa mana yang harus kita setop. Dari WHO itu orang Tionghoa yang dilarang masuk adalah dari Wuhan karena penularannya dari sana," ungkapnya.
Misri juga menambahkan saat ini seluruh stakeholder Kepulauan Meranti telah menyiapkan segala sesuatunya untuk menangkal penyebaran virus corona di wilayah Kepulauan Meranti.
"Kami sudah berkoordinasi termasuk dengan KKP, bahwa seluruh penumpang masuk yang di Kepulauan Meranti kami screening dan data. Apakah ada indikasi menjadi suspect virus corona," ujarnya.
Dirinya juga mengimbau agar seluruh masyarakat tidak resah berlebihan terkait hal tersebut. "Tidak perlu khawatir yang berlebihan, tapi tetap waspada dengan menjaga kebersihan diri, menjaga pola hidup sehat," ujar Misri.
Jangan Terlalu Panik
Masyarakat Kabupaten Kuansing dihebohkan dengan adanya dugaan virus corona yang menimpa seorang warga di Pekanbaru. Namun Pemkab Kuansing mengimbau masyarakat untuk tidak terlalu panik. Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kuansing Helmi Ruspandi mengimbau masyarakat tidak berlebihan menyikapi virus tersebut. "Apalagi ditambah dengan tidak adanya stok masker di apotek-apotek. Seolah-olah masyarakat terlihat panik. Sebenarnya, masker itu untuk orang yang sedang sakit atau untuk petugas yang sedang menangani orang sakit. Kalau untuk tenaga medis di kesehatan, masker masih tersedia," ujar Helmi.
Helmi mengimbau kepada masyarakat Kuansing untuk menghindari keramaian-keramaian yang sifatnya dikunjungi oleh orang luar yang tidak kita kenal asalnya. Selain itu, masyarakat harus membiasakan diri untuk selalu mencuci tangan menggunakan sabun setelah beraktivitas.
"Yang paling penting itu hidup sehat. Termasuk apa yang kita konsumsi sehari-hari. Harus lebih banyak menkonsumsi sayur-sayuran. Dan hindari menkonsumsi daging yang belum matang," imbau Helmi.
Periksa Suhu Tubuh Pegawai dan Tamu
Dalam rangka melakukan pencegahan penyebaran virus corona, PLN UP3 Pekanbaru melakukan pemeriksaan suhu tubuh pegawai dan tamu yang dilaksanakan oleh security. Menurut Pejabat Pelaksana Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan PLN UP3 Pekanbaru Sudartono, kegiatan ini sesuai dengan panduan pedoman daru PLN Pusat. Pihaknya juga telah mengimbau kepada para pegawai dan tamu terkait tata pelamsana prosedur pencegahan virus corona.
"Apabila suhu tubuh di atas 37,5 C maka pegawai atau tamu tersebut tidak diperbolehkan untuk memasuki gedung PLN dan disarankan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan di rumah sakit rujukan," kata Sudartono, Kamis (5/3).
Selain itu, Sudartono mengungkapkan, PLN UP3 Pekanbaru juga telah menyiapkan beberapa keperluan alat kesehatan seperti masker dan hand sanitizer di kantor. "Petugas akan menyarankan bagi setiap pegawai untuk melakukan cuci tangan di tempat yang disediakan, memberikan masker berstandar medis apabila membutuhkan," ujar Sudartono.(sol/hsb/*1/wir/yas/a)