Kamis, 4 Juli 2024

Tetap Patuhi Prokes, Sektor Pariwisata Bangkit di Masa Pandemi

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Di masa pandemi Covid-19, pemerintah terus berupaya membangkitkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf). Hal ini dilakukan guna menjaga kestabilan ekonomi para pelaku sektor tersebut. Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah, seperti promosi sejumlah destinasi wisata melalui berbagai media, sekaligus tidak henti-hentinya menyosialisasikan protokol kesehatan (prokes) Covid-19.

Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Riau memanfaatkan media sosial dan telah melakukan terobosan dengan melibatkan sejumlah selebritis atau influencer nasional dan konten kreator yang memiliki jumlah pengikut atau follower ratusan ribu. Selain itu, Dispar Riau pada tahun ini juga akan meluncurkan aplikasi Jemari (Jendela Informasi Pariwisata Riau). Aplikasi ini untuk memudahkan wisatawan mendapatkan informasi. Demikian disampaikan Kepala Dispar Provinsi Riau Roni Rakhmat, Jumat (5/2).

- Advertisement -

"In sya Allah tahun ini kami akan meluncurkan aplikasi Jemari untuk memberikan pelayanan informasi kepada wisatawan. Aplikasi ini menyajikan informasi destinasi, jarak tempuh ke lokasi wisata, akomodasi baik hotel dan transportasi, kuliner, pusat ekonomi kreatif, tempat ibadah, dan agenda wisata tahunan," kata Roni, sapaan akrabnya.

Lebih lanjut Roni menuturkan, untuk mempromosikan sejumlah event pariwisata di Riau, Pemprov Riau melalui Dispar Riau akan menggelar peluncuran jadwal agenda pariwisata Riau. Rencananya kegiatan ini dikemas pada acara Launching Calendar of Event (CoE) Riau 2021.

"CoE 2021 saat ini masih dalam pembahasan. Kami masih menunggu laporan dari Dinas Pariwisata kabupaten/kota untuk memastikan jadwal pelaksanaan event di daerah. Rencananya CoE 2021 kami luncurkan di bulan Februari ini, sekaligus meluncurkan aplikasi Jemari dan kegiatan Anugerah Pariwisata Riau 2021," tuturnya.

- Advertisement -

Lalu Roni menjelaskan, tujuan pelaksanaan Anugerah Pariwisata Riau (APR) 2021 merupakan upaya Pemprov Riau, dalam memajukan dan mempromosikan sektor pariwisata yang tersebar di 12 kabupaten/kota di Riau.

"Melalui ajang apresiasi ini diharapkan dapat menjadi inspirasi dan motivasi bagi setiap daerah dalam upaya mengembangkan sektor pariwisata di daerahnya masing-masing," ujar Roni.

Ia mengungkapkan, untuk membangkitkan sektor pariwisata di masa pendemi perlu kerja keras bersama yang dilakukan oleh pemerintah, pelaku, pariwisata, akdemisi, komunitas, dan media, termasuk para wisatawan yang berkunjung di destinasi wisata. Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah dan para pelaku pariwisata, agar mendapatkan harapan baru untuk pulih dan kembali bergerak. Di mana, kegiatan kepariwisataan baik destinasi, produk wisata, dan industri usaha mengacu pada aspek kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan.

Baca Juga:  PPKM Batal, Diganti PSBM

Terlebih lagi Roni menyampaikan, pemerintah saat ini fokus mengembangkan pariwisata melalui penerapan CHSE (cleanliness, health, safety dan environment sustainability). Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan dan rasa aman bagi wisatawan.

"Di tahun 2021, pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menargetkan 6.500 pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif tersertifikasi protokol kesehatan berbasis CHSE," sebut Roni.

Sertifikasi CHSE ini, dijelaskan Kadispar Riau, merupakan hal yang sangat penting bagi industri pariwisata dan ekonomi kreatif untuk memulihkan kepercayaan wisatawan dan menggeliatkan kembali aktivitas pariwisata. Selain itu, untuk memberikan jaminan bahwa produk dan pelayanan yang diberikan sudah memenuhi standar dan protokol kesehatan," ujarnya.

"Saya mengimbau bagi wisatawan agar tetap mematuhi protokol kesehatan ketika berwisata. Memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan (3M). Aplikasi 3M merupakan kewajiban dan bukan pilihan. Kepada para pelaku wisata wajib menyiapkan sarana dan prasarana terkait prokes Covid-19," tutur Roni.

Tahun Pemulihan Ekonomi Kreatif Global
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, optimistis 2021 akan menjadi tahun tepat dalam pemulihan sektor ekonomi kreatif secara global. Menparekraf mengatakan, dalam melakukan pemulihan ekonomi kreatif secara global di masa pandemi, diperlukan kecermatan dan ketelitian untuk mengubah sebuah tantangan menjadi peluang.

Berdasarkan data yang dihimpun dalam Opus Creative Economy Outlook tahun 2019, sektor ekonomi kreatif memberikan kontribusi sebesar Rp1.105 triliun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Hal ini menjadikan Indonesia berada di urutan ketiga setelah Amerika Serikat dan Korea Selatan, dalam jumlah kontribusi sektor ekonomi kreatif terhadap PDB negara. Dari 17 subsektor ekonomi kreatif, tiga di antaranya menjadi penyumbang terbesar PDB dan ekspor. Merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi masing-masing subsektor itu adalah 41 persen untuk kuliner, fesyen sebesar 17 persen dan kriya sebesar 14,9 persen.

Baca Juga:  Bawa 19 Kg Sabu, Terancam Dipenjara Seumur Hidup

Selain itu, di tahun 2019 sektor ekonomi kreatif juga menyerap sekitar 17 juta tenaga kerja. Dari data tersebut, menunjukkan bawah Indonesia memiliki potensi yang besar dalam bisnis ekonomi kreatif.

"Untuk itu, tahun 2021 memungkinkan kita merumuskan kebijakan yang lebih baik daripada sebelumnya, program insentif yang lebih baik, sehingga dapat membuka kembali lapangan kerja. Mengingat sektor ini memiliki potensi untuk menyerap banyak tenaga kerja," kata Sandiaga.

Menparekraf mengimbau seluruh pihak yang terlibat di sektor ekonomi kreatif, mulai dari pemerintah, masyarakat, swasta hingga asosiasi agar berkolaborasi dalam memanfaatkan kekuatan ekonomi kreatif agar tujuan agenda pembangunan berkelanjutan dapat tercapai.

"Semua orang harus memiliki andil dalam membantu menggeliatkan kembali industri ekonomi kreatif di Indonesia bahkan global," ujar Sandiaga.

Menparekraf percaya dengan rasa kebersamaan akan memicu solidaritas dan realisasi global. "Salah satu cara untuk mengatasi dan memecahkan masalah global ini adalah bekerja sebagai satu, yakni perkuat kolaborasi," ujarnya.

Sementara, Ketua Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Provinsi Riau, Julfiyanto menyampaikan, hadirnya vaksin Covid-19 di Indonesia bisa menjadi angin segar bagi sektor pariwisata di Riau. Menurutnya, di tahun 2020 sektor pariwisata di Riau mengalami penurunan akibat pandemi Covid-19 yang masih melanda dunia khususnya Provinsi Riau.

"Memang Provinsi Riau termasuk daerah tinggi untuk kasus Covid-19, semoga di tahun 2021 ini dengan adanya vaksinasi bisa menjadi langkah awal untuk kita kembali bangkit dan sektor pariwisata Riau kembali mendunia," harapnya.

Lebih lanjut, vaksin diharapkan juga dapat meningkatkan kepercayaan wisatawan untuk kembali berwisata di Bumi Melayu Lancang Kuning.(egp/adv)

 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Di masa pandemi Covid-19, pemerintah terus berupaya membangkitkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf). Hal ini dilakukan guna menjaga kestabilan ekonomi para pelaku sektor tersebut. Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah, seperti promosi sejumlah destinasi wisata melalui berbagai media, sekaligus tidak henti-hentinya menyosialisasikan protokol kesehatan (prokes) Covid-19.

Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Riau memanfaatkan media sosial dan telah melakukan terobosan dengan melibatkan sejumlah selebritis atau influencer nasional dan konten kreator yang memiliki jumlah pengikut atau follower ratusan ribu. Selain itu, Dispar Riau pada tahun ini juga akan meluncurkan aplikasi Jemari (Jendela Informasi Pariwisata Riau). Aplikasi ini untuk memudahkan wisatawan mendapatkan informasi. Demikian disampaikan Kepala Dispar Provinsi Riau Roni Rakhmat, Jumat (5/2).

"In sya Allah tahun ini kami akan meluncurkan aplikasi Jemari untuk memberikan pelayanan informasi kepada wisatawan. Aplikasi ini menyajikan informasi destinasi, jarak tempuh ke lokasi wisata, akomodasi baik hotel dan transportasi, kuliner, pusat ekonomi kreatif, tempat ibadah, dan agenda wisata tahunan," kata Roni, sapaan akrabnya.

Lebih lanjut Roni menuturkan, untuk mempromosikan sejumlah event pariwisata di Riau, Pemprov Riau melalui Dispar Riau akan menggelar peluncuran jadwal agenda pariwisata Riau. Rencananya kegiatan ini dikemas pada acara Launching Calendar of Event (CoE) Riau 2021.

"CoE 2021 saat ini masih dalam pembahasan. Kami masih menunggu laporan dari Dinas Pariwisata kabupaten/kota untuk memastikan jadwal pelaksanaan event di daerah. Rencananya CoE 2021 kami luncurkan di bulan Februari ini, sekaligus meluncurkan aplikasi Jemari dan kegiatan Anugerah Pariwisata Riau 2021," tuturnya.

Lalu Roni menjelaskan, tujuan pelaksanaan Anugerah Pariwisata Riau (APR) 2021 merupakan upaya Pemprov Riau, dalam memajukan dan mempromosikan sektor pariwisata yang tersebar di 12 kabupaten/kota di Riau.

"Melalui ajang apresiasi ini diharapkan dapat menjadi inspirasi dan motivasi bagi setiap daerah dalam upaya mengembangkan sektor pariwisata di daerahnya masing-masing," ujar Roni.

Ia mengungkapkan, untuk membangkitkan sektor pariwisata di masa pendemi perlu kerja keras bersama yang dilakukan oleh pemerintah, pelaku, pariwisata, akdemisi, komunitas, dan media, termasuk para wisatawan yang berkunjung di destinasi wisata. Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah dan para pelaku pariwisata, agar mendapatkan harapan baru untuk pulih dan kembali bergerak. Di mana, kegiatan kepariwisataan baik destinasi, produk wisata, dan industri usaha mengacu pada aspek kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan.

Baca Juga:  PPKM Batal, Diganti PSBM

Terlebih lagi Roni menyampaikan, pemerintah saat ini fokus mengembangkan pariwisata melalui penerapan CHSE (cleanliness, health, safety dan environment sustainability). Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan dan rasa aman bagi wisatawan.

"Di tahun 2021, pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menargetkan 6.500 pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif tersertifikasi protokol kesehatan berbasis CHSE," sebut Roni.

Sertifikasi CHSE ini, dijelaskan Kadispar Riau, merupakan hal yang sangat penting bagi industri pariwisata dan ekonomi kreatif untuk memulihkan kepercayaan wisatawan dan menggeliatkan kembali aktivitas pariwisata. Selain itu, untuk memberikan jaminan bahwa produk dan pelayanan yang diberikan sudah memenuhi standar dan protokol kesehatan," ujarnya.

"Saya mengimbau bagi wisatawan agar tetap mematuhi protokol kesehatan ketika berwisata. Memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan (3M). Aplikasi 3M merupakan kewajiban dan bukan pilihan. Kepada para pelaku wisata wajib menyiapkan sarana dan prasarana terkait prokes Covid-19," tutur Roni.

Tahun Pemulihan Ekonomi Kreatif Global
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, optimistis 2021 akan menjadi tahun tepat dalam pemulihan sektor ekonomi kreatif secara global. Menparekraf mengatakan, dalam melakukan pemulihan ekonomi kreatif secara global di masa pandemi, diperlukan kecermatan dan ketelitian untuk mengubah sebuah tantangan menjadi peluang.

Berdasarkan data yang dihimpun dalam Opus Creative Economy Outlook tahun 2019, sektor ekonomi kreatif memberikan kontribusi sebesar Rp1.105 triliun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Hal ini menjadikan Indonesia berada di urutan ketiga setelah Amerika Serikat dan Korea Selatan, dalam jumlah kontribusi sektor ekonomi kreatif terhadap PDB negara. Dari 17 subsektor ekonomi kreatif, tiga di antaranya menjadi penyumbang terbesar PDB dan ekspor. Merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi masing-masing subsektor itu adalah 41 persen untuk kuliner, fesyen sebesar 17 persen dan kriya sebesar 14,9 persen.

Baca Juga:  Bawa 19 Kg Sabu, Terancam Dipenjara Seumur Hidup

Selain itu, di tahun 2019 sektor ekonomi kreatif juga menyerap sekitar 17 juta tenaga kerja. Dari data tersebut, menunjukkan bawah Indonesia memiliki potensi yang besar dalam bisnis ekonomi kreatif.

"Untuk itu, tahun 2021 memungkinkan kita merumuskan kebijakan yang lebih baik daripada sebelumnya, program insentif yang lebih baik, sehingga dapat membuka kembali lapangan kerja. Mengingat sektor ini memiliki potensi untuk menyerap banyak tenaga kerja," kata Sandiaga.

Menparekraf mengimbau seluruh pihak yang terlibat di sektor ekonomi kreatif, mulai dari pemerintah, masyarakat, swasta hingga asosiasi agar berkolaborasi dalam memanfaatkan kekuatan ekonomi kreatif agar tujuan agenda pembangunan berkelanjutan dapat tercapai.

"Semua orang harus memiliki andil dalam membantu menggeliatkan kembali industri ekonomi kreatif di Indonesia bahkan global," ujar Sandiaga.

Menparekraf percaya dengan rasa kebersamaan akan memicu solidaritas dan realisasi global. "Salah satu cara untuk mengatasi dan memecahkan masalah global ini adalah bekerja sebagai satu, yakni perkuat kolaborasi," ujarnya.

Sementara, Ketua Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Provinsi Riau, Julfiyanto menyampaikan, hadirnya vaksin Covid-19 di Indonesia bisa menjadi angin segar bagi sektor pariwisata di Riau. Menurutnya, di tahun 2020 sektor pariwisata di Riau mengalami penurunan akibat pandemi Covid-19 yang masih melanda dunia khususnya Provinsi Riau.

"Memang Provinsi Riau termasuk daerah tinggi untuk kasus Covid-19, semoga di tahun 2021 ini dengan adanya vaksinasi bisa menjadi langkah awal untuk kita kembali bangkit dan sektor pariwisata Riau kembali mendunia," harapnya.

Lebih lanjut, vaksin diharapkan juga dapat meningkatkan kepercayaan wisatawan untuk kembali berwisata di Bumi Melayu Lancang Kuning.(egp/adv)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari