Minggu, 7 Juli 2024

Gajah Betina Ditemukan Mati

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Seekor gajah kembali mati di sekitar Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) Provinsi Riau. Gajah berusia sekitar 30 tahun itu sempat mendapat pengobatan dari Balai Besar Konservasi Sumer Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Riau pada 23 Oktober lalu. Namun gajah tersebut ditemukan mati di Bukit Apolo, Desa Bagan Limau, Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan. 

Kepala Balai Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) Heru Sutmantoro mengatakan, bangkai gajah pertama kali ditemukan oleh warga pada Rabu (27/10) lalu. Hal ini kemudian dilaporkan kepada tim resort Balai TNTN dan BBKSDA Riau. 

- Advertisement -

"Pada Kamis esok harinya, tim yang tiba di lokasi kemudian melakukan nekropsi terhadap bangkai gajah tersebut. Dan ternyata gajah tersebut merupakan gajah yang sebelumnya ditemukan sakit di wilayah Kecamatan Lubuk Batu Jaya,"kata Heru dalam keterangan tertulisnya pada Selasa (2/11). 

Baca Juga:  Atasi Banjir, Perlu Empat Waduk Baru

Heru yang juga merupakan orang yang mengupayakan pengobatan terhadap gajah yang sudah kurus dan sakit parah itu pada Oktober lalu. Gajah tersebut digerogoti penyakit parah pada bagian luar alat reproduksinya. Luka itu sendiri, saat diobati Tim Medis BBKSDA Riau waktu itu, sudah berulat. Usai ditangani, gajah terlihat lebih besemangat dan cepat berjalan menuju hutan. 

Namun pada Rabu (27/10) itu atau kurang dari sepekan setelah diobati, Heru tiba-tiba mendapat laporan warga bahwa ada gajah mati. Setelah diperiksa dan diidentifikasi, ternyata itu adalah gajah yang sama. Hanya saja kali ini ditemukan di Bukit Apolo, atau sudah berpindah jauh dari lokasi hewan liar itu diobati sebelumnya. 

- Advertisement -
Baca Juga:  Wahai para OPD, Bayarlah Utang Pajak Kendaraan Dinas

Berdasarkan hasil nekropsi, kata Heru, gajah diperkirakan sudah mati sejak satu hari sebelum ditemukan. "Gajah mati akibat infeksi organ pencernaan, malnutrisi dan dehidrasi,"tambahnya mendeskripsikan kondisi bangkai gajah itu setelah diperiksa.   

Dalam tindakan nekropsi tersebut, tim medis tidak melakukan pengambilan sampel untuk pemeriksaan di laboratorium. Lantaran semua organ dalam tubuh gajah sudah rusak. Gajah juga sudah dikuburkan langsung oleh tim di lokasi tersebut. 

Ketika masih hidup dan sedang sakit parah, gajah 30 tahun itu memiliki tinggi 217 cm dan hanya memiliki berat badan lebih kurang 2 ton. 

Kondisinya kurus, kurang nafsu makan dan sedang mengalami radang atau pembekakan pada lukanya yang sudah berulat.(gem)

Laporan HENDRAWAN KARIMAN, Pekanbaru

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Seekor gajah kembali mati di sekitar Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) Provinsi Riau. Gajah berusia sekitar 30 tahun itu sempat mendapat pengobatan dari Balai Besar Konservasi Sumer Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Riau pada 23 Oktober lalu. Namun gajah tersebut ditemukan mati di Bukit Apolo, Desa Bagan Limau, Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan. 

Kepala Balai Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) Heru Sutmantoro mengatakan, bangkai gajah pertama kali ditemukan oleh warga pada Rabu (27/10) lalu. Hal ini kemudian dilaporkan kepada tim resort Balai TNTN dan BBKSDA Riau. 

"Pada Kamis esok harinya, tim yang tiba di lokasi kemudian melakukan nekropsi terhadap bangkai gajah tersebut. Dan ternyata gajah tersebut merupakan gajah yang sebelumnya ditemukan sakit di wilayah Kecamatan Lubuk Batu Jaya,"kata Heru dalam keterangan tertulisnya pada Selasa (2/11). 

Baca Juga:  Wahai para OPD, Bayarlah Utang Pajak Kendaraan Dinas

Heru yang juga merupakan orang yang mengupayakan pengobatan terhadap gajah yang sudah kurus dan sakit parah itu pada Oktober lalu. Gajah tersebut digerogoti penyakit parah pada bagian luar alat reproduksinya. Luka itu sendiri, saat diobati Tim Medis BBKSDA Riau waktu itu, sudah berulat. Usai ditangani, gajah terlihat lebih besemangat dan cepat berjalan menuju hutan. 

Namun pada Rabu (27/10) itu atau kurang dari sepekan setelah diobati, Heru tiba-tiba mendapat laporan warga bahwa ada gajah mati. Setelah diperiksa dan diidentifikasi, ternyata itu adalah gajah yang sama. Hanya saja kali ini ditemukan di Bukit Apolo, atau sudah berpindah jauh dari lokasi hewan liar itu diobati sebelumnya. 

Baca Juga:  Tingkatkan Kesra, Pemprov Gandeng Pihak Swasta

Berdasarkan hasil nekropsi, kata Heru, gajah diperkirakan sudah mati sejak satu hari sebelum ditemukan. "Gajah mati akibat infeksi organ pencernaan, malnutrisi dan dehidrasi,"tambahnya mendeskripsikan kondisi bangkai gajah itu setelah diperiksa.   

Dalam tindakan nekropsi tersebut, tim medis tidak melakukan pengambilan sampel untuk pemeriksaan di laboratorium. Lantaran semua organ dalam tubuh gajah sudah rusak. Gajah juga sudah dikuburkan langsung oleh tim di lokasi tersebut. 

Ketika masih hidup dan sedang sakit parah, gajah 30 tahun itu memiliki tinggi 217 cm dan hanya memiliki berat badan lebih kurang 2 ton. 

Kondisinya kurus, kurang nafsu makan dan sedang mengalami radang atau pembekakan pada lukanya yang sudah berulat.(gem)

Laporan HENDRAWAN KARIMAN, Pekanbaru

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari