Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Satpol PP Tertibkan, Pedagang: Belum Ada Tempat Penampung

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Terdiri dari 300 personil gabungan yang terdiri dari Satpol PP, Polisi Dishub Kota dan Disperindag dikerahkan untuk tertibkan pedagang  Jalan Kopi dan Jalan Cengkeh dekat kawasan Plaza Sukaramai, Kamis (3/10).

Menurut keterangan Kasatpol PP Agus Pramono mengatakan disekitar Jalan Kopi terdapat 19 kios. Sementara di Jalan Cengkeh ada empat kios. “Kios-kios tersebut sudah diberi peringatan hingga tiga kali. Beruntung pada hari ini saat penertiban mereka sudah mencari tempat dengan sendirinya,” sebutnya pada Riau Pos.

Sehingga saat penertiban sudah tidak ada lagi kios-kios yang berdiri tegap. Sementara untuk kios yang berada di Jalan Cengkeh di beri waktu hingga Senin pekan depan.

“Saat penertiban tadi barang-barang sudah pada dibawa pemiliknya. Bahkan jika ada yang meminta bantuan untuk pengangkatan kami bantu. Namun kalau memang ada yang ditinggal dan tidak dibawa ya diluluhlantakan,” imbuhnya.

Baca Juga:  131 Personel Siap Gelar Operasi Patuh Lancang Kuning

Katanya, Jalan Kopi itu nantinya akan dibuat taman vertikal dengan panjang kisaran 200 meter. Namun jika hitungan proyek sepanjang 180 meter.

Menanggapi hal itu, pedagang di Jalan Cengkeh merasa belum terima jika harus pergi dari tempat biasa berjualan. Nasril salah satu pedagang yang berjualan nasi ramas mengaku belum mendapat tempat untuk berjualan lagi. Sehingga katanya, masih harus mencari.

“Harusnya pemerintah sebelum memberi arahan untuk pergi meninggalkan lapak kami sudah menyediakan penampung. Bukan kami yang mencari sendiri,” ujarnya yang sudah berjualan sejak belum adanya Ramayana.

Kata Nasril, dulu masih ada terminal Kulim kemudian Pasar Sukaramai itu namanya pasar tenda. Lebih lanjut harusnya seperti DKI, ketika sudah ada penampung baru disuruh pindah.

Baca Juga:  BP Jamsostek Serahkan Santunan Rp208,3 Juta

“Alasan mereka karena terkena pagar Ramayan (Red,Plaza  Sukaramai) . Seharinya bisa dapat Rp150 ribu dari pukul 05.30 WIB sampai pukul 17.00 WIB,” ucapnya.

Hal lainnya diutarakan wanita paruh baya yang berjualan bunga rampai dan beraneka jeruk. Nurlaela namanya, belum tau pindah dimana dan belum dapat tumpangan. Kios dibeli seharga dua mas.

“Kiosnya dibeli seharga Rp400 ribu saat harga satu mas seharga Rp200 ribu,” sebutnya wanita paruh baya sambil menitikan air mata berharap pemerintah membantu mencarikan solusi untuk berjualan.

Ia tinggal bersama cucunya yang kelas 3 SMA. Dalam seharinya dagangannya laku Rp 30 ribu sampai Rp 50 ribu. Jualan dari pukul 07.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB.
Laporan: *3/mirshal
Editor: Deslina

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Terdiri dari 300 personil gabungan yang terdiri dari Satpol PP, Polisi Dishub Kota dan Disperindag dikerahkan untuk tertibkan pedagang  Jalan Kopi dan Jalan Cengkeh dekat kawasan Plaza Sukaramai, Kamis (3/10).

Menurut keterangan Kasatpol PP Agus Pramono mengatakan disekitar Jalan Kopi terdapat 19 kios. Sementara di Jalan Cengkeh ada empat kios. “Kios-kios tersebut sudah diberi peringatan hingga tiga kali. Beruntung pada hari ini saat penertiban mereka sudah mencari tempat dengan sendirinya,” sebutnya pada Riau Pos.

- Advertisement -

Sehingga saat penertiban sudah tidak ada lagi kios-kios yang berdiri tegap. Sementara untuk kios yang berada di Jalan Cengkeh di beri waktu hingga Senin pekan depan.

“Saat penertiban tadi barang-barang sudah pada dibawa pemiliknya. Bahkan jika ada yang meminta bantuan untuk pengangkatan kami bantu. Namun kalau memang ada yang ditinggal dan tidak dibawa ya diluluhlantakan,” imbuhnya.

- Advertisement -
Baca Juga:  BP Jamsostek Serahkan Santunan Rp208,3 Juta

Katanya, Jalan Kopi itu nantinya akan dibuat taman vertikal dengan panjang kisaran 200 meter. Namun jika hitungan proyek sepanjang 180 meter.

Menanggapi hal itu, pedagang di Jalan Cengkeh merasa belum terima jika harus pergi dari tempat biasa berjualan. Nasril salah satu pedagang yang berjualan nasi ramas mengaku belum mendapat tempat untuk berjualan lagi. Sehingga katanya, masih harus mencari.

“Harusnya pemerintah sebelum memberi arahan untuk pergi meninggalkan lapak kami sudah menyediakan penampung. Bukan kami yang mencari sendiri,” ujarnya yang sudah berjualan sejak belum adanya Ramayana.

Kata Nasril, dulu masih ada terminal Kulim kemudian Pasar Sukaramai itu namanya pasar tenda. Lebih lanjut harusnya seperti DKI, ketika sudah ada penampung baru disuruh pindah.

Baca Juga:  Lakukan Evaluasi Menyeluruh Paska Pospenas

“Alasan mereka karena terkena pagar Ramayan (Red,Plaza  Sukaramai) . Seharinya bisa dapat Rp150 ribu dari pukul 05.30 WIB sampai pukul 17.00 WIB,” ucapnya.

Hal lainnya diutarakan wanita paruh baya yang berjualan bunga rampai dan beraneka jeruk. Nurlaela namanya, belum tau pindah dimana dan belum dapat tumpangan. Kios dibeli seharga dua mas.

“Kiosnya dibeli seharga Rp400 ribu saat harga satu mas seharga Rp200 ribu,” sebutnya wanita paruh baya sambil menitikan air mata berharap pemerintah membantu mencarikan solusi untuk berjualan.

Ia tinggal bersama cucunya yang kelas 3 SMA. Dalam seharinya dagangannya laku Rp 30 ribu sampai Rp 50 ribu. Jualan dari pukul 07.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB.
Laporan: *3/mirshal
Editor: Deslina
Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari